Powered By Blogger

Selasa, 05 April 2016

The Rest of My Life #FIN

Hellow...
firstly mau minta maaf sama yang udah bolak balik ek blog ini nunggu FF baru tapi belum ada juga.
Secondly mau bilang terimakasih yang sebesar besarnya meski ngga ada cerita baru tapi kalian tetep rajin mondar mandir nengok blog ini
Thirdly makasih buat para pembaca baru FF, kalian pasti senang ketemu blog ini khususnya pemuja Dewa ganteng marc marquez

Cukup kayaknya kata pembuka hahaha, yap. Fiuh! hmmm lama banget ya blog ini ngga di update, anyway berkat kalian yang rajin dateng maka blog tetep di urutan atas FF motogp.

Swear saat nulis ngga ada niat buat pengen jadi nomor 1, tapi karena mungkin nulisnya sepenuh hati, sepenuh cinta sama Marc, hasilnya pun sampai ke hati.

Buat yang nunggu nunggu akhir cerita TROML, here is especially for you....


***

Aku terus berjalan menatap matahari yang semakin tenggelam di balik awan gelap. Melihat matahari seperti melihat diriku, dulu aku bersinar bercahaya lalu kini saatnya aku tenggelam. Aku tidak tau kemana kaki ini membawaku melangkah. "Ah kaki sudah bisa berjalan lagi" sadarku.

Aku menoleh ke belakang, sepiii....ranting ranting kering, pohon oak yang meranggas siap menyambut datangnya musim dingin. Suara burung gagak, seperti mengundang kematian. Semua diam tak bergerak, bahkan suara desiran anginpun alpha.

kaki terus berjalan melewati bukit terjal, tak beralas, kurasakan dingin tanah yang kupijak. namun aku terus berjalan. Entah apa yang kucari karena aku tidak tau apa yang telah hilang. Entah apa yang akan kutemukan di depan sana karena aku tak pernah mencari.

Matahari semakin tenggelam, sinar merahnya meredup. Tak kutemukan apapun di penghujung langkahku, kecuali jalanan telah habis. Ujung jemari kakiku berhenti tepat di bibir jurang terjal. Baru kurasakan angin lembah berhembus di jari jari kakiku. dingin, menusuk hingga ke tulang. bibirku bergetar. matahari telah tenggelam di ufuk barat. Aku masih berdiri di ujung langkahku. Hanya perlu sekali melangkah maka aku akan tenggelam seperti matahari itu.

Udara! aku ingin menghirup sebanyak banyaknya, aku ingin merasakan udara untuk terakhir kalinya. Kubiarkan udara itu masuk mengisi penuh paru paruku dan kubiarkan eritrosit membawanya keseluruh bagian tubuhnku, ke sudut terkecil sel selku. Aku menikmatinya. Udara...

Aku pejamkan mataku, betapa nikmatnya udara saat kau menghirup untuk terakhir kalinya. bibirku menyungging senyum. lalu kubuka mataku. kakiku siap melangkah ke udara...

'Ilona !! jangan lompat..kumohon sayang... tetaplah di sini!!!"

Aku tersentak, kutarik kembali kaki ke tempat semula, beberapa butir bebatuan tergeser dan melayang jatuh ke dasar jurang...aku tak mendengar suara apapun di dalam sana, entah sedalam apa jurang yang ada di depanku.

matahari telah tenggelam, tapi aku tau siapa sosok yang memanggilku itu, "Marc...kaukah itu?"

"iya ini aku..kumohon kemarilah, jangan tinggalkan aku...." Marc perlahan terus mendekat

Ruang hampaku terisi saat pertama mendengar suaranya, aku seakan tau apa yang kucari. Aku telah menemukannya. Aku berlari lalu menghambur ke dalam pelukannya...

"bagaimana kau bisa ada disini? " tanyaku

'Aku akan selalu ada di manapun kamu ada hingga akhir nafasku...."

'oh marc..." aku memeluknya erat sambil terus mendesahkan namanyan" marc..marc...marc...'

****

"makanlah dulu, sudah seperti tengkorak hidup tampangmu " Ucap Alex sambil menyodorkan sekotak spagheti yang masih hangat. Marc meletakkan koran yang dipegangnya. Headline berita di spanyol di dominasi oleh berita rencana pembunuhan terhadap Ilona, akhirnya masyarakat mengetahui siapa kekasih Marc marquez yang selama ini tersimpan rapat. Sayang sekali saat berita ini tersebar Ilona tergeletak tak sadarkan diri akibat percobaan pembunuhan oleh Carbonel, seorang perawat rumah sakit yang menjadi penggemar berat Marc marquez C.arbonel yang berhasil kabur setelah melakukan percobaan pembunuhan akhir tertangkap saat sedang mabuk mabukan di sebuah bar di salah satu sudut kota sevilla.

"Repot juga punya wajah ganteng" seloroh Alex

Marc terhenti menyuapkan spagheti ke dalam mulutnya " maksudmu apa lex? jadi kau menyalahkan aku karena Ilona hampir terbunuh? Hei banyak rider lain ganteng tapi pacarnya ngga dubunuh fans-nya?"

"eitss...sabar Marc, maaf kalau aku menyinggungmu..tapi aku tidak bermaksud begitu,

Marc kehilangan selera makannya, ia meninggalkan Alex kembali masuk ruang ICU, menemani tubuh diam Ilona.

Marc menatap ilona, wajah itu tetap diam. Melihat lebam biru di leher Ilona, membuat amarah Marc meradang, namun menatap wajah tanpa dosa ilona amarahnya hilang yang tersisa hanya rasa cinta dan takut kehilangan.

'ilona..dengarkan aku...tak bisakah kau mendengar, setiap hari aku memanggil namamu, bangunlah..."
 yang ada dalam diri marc adalah keyakinan, keyakinan bahwa Ilona akan terbangun, entah kapan. Saat ini tugasnya adalah terus percaya akan keyakinan itu.

"Ilona jangan pergi, tetaplah di sini bersamaku ....ilona sayang...bangun..." ucap marc sepenuh jiwa dengan suara bergetar menahan tangis. Seandainya alex tau betapa rapuhnya dia saat ini.

Marc terkesiap ketika dilihatnya airmata mengalir di sudut mata Ilona. Apakah Ilona mendengar kata katanya? Marc semakin mendekat, ia ciumi pipi Ilona kemudian berbisik lembut di telinga ilona

"Sayang bangunlah, jangan pergi..jangan tinggalkan aku.....'

Marc terus mengulang kalimat itu entah berapa kali hingga marc tertidur di kursinya dengan kepala bersandar di bantal Ilona.

Samar..samar marc mendengar suara memanggilnya " Marc,,,,marc..marc...'
Marc terbangun, Ilona memanggilnya. Ilona sadar dari komanya......

Marc terus terjaga, agar ia adalah orang pertama yang dilihat saat Ilona tersadar. Ilona kembali memanggil namanya kali ini dengan kelopak mata yang bergerak gerak, berusaha terbuka.

Ilona mengedip dengan lemah bebarapa kali untuk beradaptasi dengan cahaya. Koma yang cukup panjang membuat matanya sensitif terhadap cahaya. Marc mendekatkan wajahnya, sedekat mungkin.

"Marc..." panggil Ilona lemah di balik masker oksigen yang menutupi mulutnya

" iya sanyang...ini aku...terimakasih sayang atas perjuanganmu terus bertahan untukku..."

Marc memeluk Ilona. Marc begitu bahagia ketika Ilona memanggil namanya. mengenali wajahnya. MAsih lekat dalam ingatannya ketika dokter menginformasikan bahwa akibat cekikan carbonel ilona mengalami hipoksia yang menyebakan sel sel otaknya kekurangan oksigen cukup lama. Salah satu konsekuensinya adalah Ilona kan kehilangan beberapa memori di masa lalunya. Bersykur bahwa bukan memori tentang dirinya yang hilang.


****

Juga bukan keahlianya balet yang hilang dari memorinya. Tetapi lumpuh yang pernah di alaminya akibat MG!.

Marc berdiri memberikan standing applause. Ini adalah penampilan balet perdana Ilona setelah hampir 4 tahun vakum. Marc seperti mendapat kado terindah ketika akhirnya ia tau gadis lumpuh itu adalah penari balet terbaik di spanyol.

" jadi kau jatuh cinta dengan gadis lumpuh itu, sungguh romantis yah" komentar Ilona

'Jadi kau masih tak mengingatnya ya, aku sudah menceritakan puluhan kali" kilah Marc sambil mencium lembut telinga Ilona, Ilona menarik lehernya.

"kenapa kau suka selalu menciumku di telinga?'

'Hmm kebiasaan, saat kau koma, bibirmu tertutup masker oksigen, pipimu pun ada karet pengikat maskernya hahaha"

Ilona mencubit pinggang Marc, lalu bergelayut manja dalam pelukan Marc.

"terimakasih marc, kau selalu ada untukku bahkan di saat kematian akan menjemputku"

'bahkan seandainya bisa malaikat pencabut nyawapun ingin kuhalau..." sahut marc yakin dengan tatap mata tajam menembus hingga ke reluang hati Ilona paling dalam. tatap mata yang meykinkan bahwa kata katanya bukan gombal

"marc biar seribu kematianpun aku akan selalu mencintaimu, dan seribu kelahirankupun aku akan tetap memilihmu menjadi pasanganku " Ucap Ilona sambil menyapu lembut pipi marc dengan jemarinya.

Marc menangkap jemari Ilona di pipinya lalu mencium jemari wanita yang sangat ia cintai itu. Ilona tersenyum bahagia menatap Marc, membiarkan lelaki itu mencium lembut jemarinya. 

"Sungguh aku ingin menghabiskan umurku bersama lelaki ini selamanya" bisik hati Ilona

Marc berhenti mencium jemari Ilona lalu manarik Ilona ke dalam pelukannya, menyisakan jarak hanya beberapa milimeter. Bahkan hembusan nafas mereka saling beradu, dan membaur, melebur menyatu dalam satu tarikan nafas.

Lampu sorot panggung mengarah kepada mereka berdua, membuat mereka tersadar saat ini berada dalam aula. Aula besar untuk konser balet Ilona dengan bintang tamu Marc, 8times motoGP world cahmpion!

Deru suara motor berpadu dengan orkestra musik pengiring balet, kelembutan yang beradu dengan keberanian, feminisme yang bertemu dengan maskulinisme. 

Pertunjukan berakhir menegangkan Marc meluncur ke arah Ilona yang sedang melakukan pose arabesque. motor berdecit dengan bertumpu pada ban depan, lalu Marc mencondongkan wajahnya mencium Ilona dalam pose arabesque, Semua penonton terpukau...Riuh tepuk tangan dan teriakan histeris menutup pertunjukan itu. Kemudian layar tertutup

_END_

Pertunjukan balet yang dipadu dengan aksi motoGP menjadi acara yang sangat ditunggu tunggu setiap tahunnya di Spanyol. Mereka akhirnya menikah dikaruniai anak anak yang sehat dan lucu, bahagia hingga akhir hayat.


Cerita ini terinspirasi hayalan penulis, suatu hari nanti Marc pacarnya adalah balerina 





1 komentar:

Unknown mengatakan...

Mantep banget akhirnya kak, kapan keluarga Marquez di post?