Powered By Blogger

Rabu, 30 April 2014

CYBERMARC #PART 1

FF ini dikategorikan sebagai scientific and high tech fiction, nah loooh
mungkin hanya sedikit yang suka, tapi ngga papa ini untuk memenuhi hasrat pribadi yang suka banget sama science hehe 

nantinya akan ada beberapa seri sampai akhirnya marc bener bener jadi cybermarc

sekali lagi ini cuma fiksi yah

.......
2011
setting : diluar ruang operasi, pasca marc mengalami crash

Ajinomoto san :"anak itu bertalenta ..sangat!! Dia asset motogp"

Elzata " anda benar ajinomoto san! Investasi masa depan motogp"

Di moto3 marc hanya perlu 2 musim penuh untuk menjadi juara dunia, dan saat sebagai rookie di moto2 marc  memimpin poin hingga ketika seri tersisa 4 lagi ia mengalami kecelakaan dahsyat saat free practice di sepang.

Crew segera melarikan marc ke rumah sakit. Benturan cukup keras di kepala bagian depan.
Dalam ruang serba putih terdengar bunyi bip yang teratur, grafik di monitor naik turun menandakan jantung marc masih berdetak.

"Retina detachment confirm!" Dokter Rodriquez akhirnya memastikan setelah melakukan serangkaian pemeriksaan.

Marc mengalami robek retina akibat benturan yang keras saat crash di tikungan tadi. Retina detachment atau retina ablasio atau istilah awamnya retina lepas, menyebabkan penderitanya buta. Buta!

Satu satunya cara adalah melekatkan kembali sesegera mungkin. Suasa ruang operasi hening hanya denting alat yang saling beradu sesekali terdengarbdinsela sela suara detector jantung.

****

Mr Julia tertunduk lemas, habis sudah harapan putranya menjadi pebalap dunia.

"Kita lihat perkembangan selanjutnya, saat perban di buka, kami sudah melakuka  semua semaksimal mungkin untuk menyelamatkan pengelihatan marc, namun robekan retina yang dialaminya sangat parah, prosedur yang kami lakukan hanya memiliki tingkat keberhasilan 10%. Kita masih punya harapan meski sedikit.

Setelah ini saya akan coba buka perban marc, kita lihat reaksinya karena saat itulah penentuan keberhasilan tindakan ini"
Terang dokter rodriguez panjang lebar.

Mr julia menarik nafas berat "baiklah dok...semoga Tuhan memberinya keajaiban"
"Ya kita sama sama berharap yang terbaik mr julia" kata dokter rodriguez sambil menepuk nepuk bahu mr. Julia.

Lalu keduanya menuju ruang perawatan.
"Hai marc! Bagaimana kondisimu pagi ini? Apa kau mual?"

"Tidak dok..aku tidak mual dan tidak pusing hanya merasa gelap, apakah sekarang sudah pagi? Apakah matahari sudah bersinar?"

Hati mr Julia merasa ciut mendengar pertanyaan marc, tidak bisa ia bayangkab anak yang menjadi kebanggan keluarga akan berakhir menjadi seorang pria buta di usianya yang masih 18 tahun.

"Tentunya masih gelap karena masih diperban marc! Aku akan membuka perban matamu sekarang, setelah itu kau akan melihat kembali" ujar dr rodriguez memberi sugesti positif untuk marc.

Dr rodriguez perlahan membuka perban itu. Marc masih rapat memejamkan matanya.

"Oke marc sekaranf pelan kau buka matamu" perintah dokter rodriguez

Marc pelan membuka matanya, ketika sedikit terbuka cepat ia memejamkan kan kembali "silau !!" Sergah marc

"Ah itu wajar...karena sejak kemarin kau tidak terpapar cahaya. Coba lagi, pelan pelan saja" Perintah dokter rodriguez lagi.

Marc mencoba lagi, kali ini ia sudah membuka matanya secara penuh.

Mr julia melambaikan tangannya " marc..kau lihat ayah?"

Marc mengangguk dan senyum mr julia dan dokter rodriguezpun mengembang.

"Tapi kenapa kau jadi ada 2 dad?" Tanya marc selanjutnya. Pertanyaan ini mengejutkan dokter rodriguez

"Apa semua yang kau lihat jadi 2 marc?"

"Iya dok...semua dobel...dan sekarang aaww"
Tiba-tiba marc memicingkan matanya.

"Apalagi yang kau rasakan?" Tanya dr rodriguez

"Cahaya! Apa ada paparazi disini? Ini seperti Kilatan blitz kamera"

Air muka dokter rodriguez berubah mendung, ini merupakan gejala perburukan. Tanda bahwa operasi gagal!

"Apa Kilatan blitz terasa banyak?"

"Iya bertambah banyak...." lalu marc terdiam

"Apakah kilatan cahaya itu masih ada?"

Marc menggeleng.

"Apa kau bisa melihat kami?"

"Tidak..., sekarang semuanya gelap" jawab marc sambil meraba kelopak matanya

Dokter rodriguez mengembuskan nafas berat.
"Dok...mataku masih terbuka tapi aku tidak bisa melihat. Apa aku buta?"

Dokter rodriguez terdiam, sementara marc semakin kalap, dia berusaha meraba apa saja yang ada di dekatnya, gelas vas bunga yang ada di meja samping tempat tidur berjatuhan.

Mr Julia mendekap marc, berusaha meredakan kepanikan putranya.

"Dad...apa aku buta untuk selamanya? Knapa aku dad?" Teriak marc dalam pelukan ayahnya.


****
Setting :
Kantor repsol honda spanyol.

Di ruangan itu semua orang berwajah serius. Ajinomoto melipat tangannya matanya tertuju pada selembar kertas putih di hadapannya. 

Kertas itu berisi penjelasan singkat mengenai alternatif medis yang bisa diupayakan untuk Marc. Emilio meletakkan tangannya di meja, saling merapatkan kedua telapak tangannya.

 Mr. Julia menopangkan kedua tangannya dipaha yang terus ia gerak-gerakkan entah sengaja atau efek galau. Miyazaki serius menyiapkan presentasi di laptop yang terhubung dengan LCD, sementara dokter Rodriguez masih berkutat dengan berkas berkas data klinis marc.

Suara miyazaki memecah kebekuan, ia adalah scientists bioengineering terbaik lulusan Oxford University. Dia merupakan orang nomor satu di bidang biologi dan electronic atau yang lebih dikenal dengan bionic.


"Bionic eye implant!" seru Miyazaki. Seisi ruangan itu menatapnya.

"Rasanya inilah satu satinya cara agar marc bisa melihat kembali, belum pernah dicobakan pada manusia, namun hasil uji coba pada mencit menunjukkan hasil yang luar biasa!" Terang miyazaki meyakinkan orang yang ada di ruangan itu.

Ajinomoto manggut manggut "semua biaya yang dikeluarkan 100% menjadi biaya honda, lakukan dan jangan merisaukan biaya"

  ***
Setting : ruang operasi

Peristiwa penggantian mata marc dengan bionic eye implant menjadi rahasia tingkat tinggi di HRC, tanpa diketahui pihak Dorna.


Dokter memasang microchip berukuran 33 mm persegi di belakang mata marc melalui operasi. Setelah menjalani proses operasi kurang lebih sepuluh jam untuk memasukkan microchip ke bagian belakang mata, Marc harus menunggu tiga pekan kemudian untuk menghidupkan benda ajaib tersebut. Mata bionik yang dicangkokan pada marc adalah supervision93 khusus di design untuk Marc memiliki 3 komponen penting. Komponen pertama adalah bagian yang ditanamkan (implanted part) di dalam mata Marc. Bagian kedua adalah kamera mini dan transmitter yang ditemplkan pada kornea untuk menangkap cahaya dan bagian terakhir adalah wireless microprocessor dan batteray.

Mata bionik ini cara kerjanya tak beda dengan sebuah CCTV. Mata bionik memakai sebuah kamera dan video processor yang ditempelkan pada kornea untuk mengirim gambar yang berhasil ditangkap untuk selanjutnya dikirim melalui sistem syaraf ke otak. Selanjutnya detektor akan menyalurkan data-data tersebut melalui kabel kecil ke sebuah elektroda penyusun yang diletakakan di retina. Lapisan sel ini dalam kondisi normal merespon cahaya yang ditemukan dibalik mata. Ketika elektroda ini distimulasi mereka akan mengirim pesan ke otak, sehingga otak mampu membedakan pola dari daerah gelap dan terang seperti pengiriman dari elektroda dan pasien akan belajar untuk menginterpretasikan pola visual yang dihasilkan menjadi gambar yang berarti. mata bionik Marc memiliki keistimewaan yaitu bisa merekam apa yang pernah ia lihat kemudian menyimpan dalam suatu data yang dapat divisualisasikan kembali ke dalam monitor. Fitur ini sangat penting terutama ketika marc memulai balapan di sirkuit yang baru. Fitur ini akan mempermudah marc menghafal sirkuit lengkap dengan tikungan-tikungannya.


****



Keberhasilan marc menaklukan laguna secca 2013 adalah bukti bionic eye implant bekerja sempurna. Marc belum pernah mencicipi laguna secca sebelumnya namun lihat performanya ia seperti sudah biasa membalap di sana bahkan sebagai rookie itu adalah capaian luar biasa keluar sebagai juara. Tahun 2014 di sirkuit baru juga yaitu di termas de rio hondo argentina kembali membuktikan bahwa setelah hampir 2 tahun bionic eye implant itu masih bekerja bagus. Ajinomoto sangat puas dengan hasil pengembangan rider dan motornya.

Kira2 di cybermarc part 2 apalagi ya yang dikembangkan? Nantikan di seri selanjutnya






 


Serial of Marquez Family #4



Yeayyy serial Marquez Family yang di tunggu tunggu jutaan pembaca di seluruh dunia kembali hadir #fiksiinifiksibangetdanlebay

FF serial marquez ini temanya comedy, serial lepas kadang lepas kadang ngga lepas. Ff unik lintas blog. Jadi serial ini di gagas oleh saya Marcia (twitter @marcadmire) dan Tata (@Clevalizzy), sekarang itu kan di mana mana lagi marak joint company kalo kita joint FF.
Jadi seri 1,2 dan 4 serial Marquez Family ada di blog ini sedangkan seri 3 nya ada di blognya tata (catatanharianrita.wordpress.com)

Okay pengantarnya sampai sini dulu karena khawatir jadi lebih panjang pengantar daripada yang diantar. Happy reading ya friends....

Talent :
Marc Marquez as himself
Alex Marquez as himself
Victoria Justice as laura
Alicia Marquez as marc's dan alex's sister


Action!!!


Alex mengusap usap pelipisnya yang masih berdenyut denyut akibat bogem mentah Marc.
“dasar sarap!! muka adik sendiri di bogem cuma gara gara ngelihatin Laura” gerutu alex di depan cermin.

Melalui pantulan cermin di depannya Alex melihat marc mendekatinya sambil senyam senyum dan mesam mesem ngga jelas.

Alex memonyongkan bibirnya “dasar gila! Mukul ngga kira kira” Alex mengomel.

“hahaha, siapa suruh ngga menghindar...” sahut marc berlalu sambil tak lupa dengan tak lupa memberikan seringai jokernya.

Tak berapa lama Laura dan Alicia mencul.

Alicia mendekati Alex lebih dulu ‘kakak!! Ya ampuun Alicia kira ngga parah parah amat”

Alicia berlari ke kamar mamanya mengambil trombopop untuk dioleskan di lebam bekas bogem marc di pelipis Alex.

Kini tinggal laura dan Alex, Alex tidak pedulikan laura, ia kesal gara-gara laura pelipis mulusnya kena bogem Marc.

Laura mendekat “Sakit banget ya lex...’ tanya Laura pelan.

“Ah, Laura...kenapa selain cantik kamu juga baik, kalo seperti ini bagaimana aku bisa marah” bathin Alex

Wajah Alex bersemu merah, ciri khasnya jika ada cewek yang ia suka di dekatnya. Alex mengangguk.

“sebentar aku ambilkan es batu untuk kompres...” laura pun berlalu ke dapur, meski bukan rumahnya tapi tidak sulit menemukan letak kulkas di rumah itu.

Marc muncul, dengan jaket kulitnya “ Alex, lihat laura ngga?”

“Udah pulang!!” jawab Alex tak peduli masih mengusap usap pelipisnya.

Marc percaya, dia keluar rumah bersama Honda Nuevo barunya. Alex terkekeh.

Namun tawanya segera terhenti ketika laura muncul, pura pura sakit lagi.

Laura mengompres pelipis Alex dengan handuk dingin yang di rendam air es

“Gimana lex, enakan sekarang, masih nyut-nyutan nggak?” tanya laura

Alex tersenyum malu-malu “ makasih yah, la...”

“ya, tak apa, betewe kenapa sih kamu lihatin aku seperti itu? Ada yang aneh di badanku?”


Alex mengulum senyum “ hmm sebenarnya, aku cuma penasaran”


“penasaran apa?” tanya laura sambil mengernyitkan keningnya


“hmmm, jadi begini, waktu hari minggu Alicia ngamuk”

“haaa knapa? Aduuh kamu kenapa sih lex jadi korban terus?’

“aku cuci sepeda pakai spon breast padding Alicia’

“haaahahahah, kok bisa?’

“aku tidak tauuu, aku kan tidak pakai “ kilah Alex

Laura masih tertawa “ iya sihh hihi, wajar kamu kan laki laki”

“Nah !!! Tapi marc tau, makanya tadi waktu kaosmu basah aku jadi penasaran apa kau memakainya!”

Laura langsung berang mendengarnya “ Apa?? Enak aja! Ini asli tau “ bantah laura sambil melemparkan handuk basah yang belum diperas ke wajah alex


****

Laura kesal alex menyangkanya menggunakan breast padding. Tapi ada hal yang membuat laura lebih penasaran. “kok marc tau sih breast padding? Tau dari mana? Punya siapa?”

Laura meninju-ninju boneka sponge bob pemberian Marc, lalu melemparkan ke jendela, tepat saat muncul kepala marc dari jendela. Marc menangkap boneka yang mendarat di wajahnya. Marc punya kebiasaan unik jika berkunjung ke rumah Laura di alebih suka lewat jendela. Mungkin sebenarnya marc tidak bisa membedakan antara jendela dan pintu di rumah Laura karena ukuran besarnya hampir sama.

Laura terpekik “ haaaa!!!” ia kaget bukan main.


“untungnya boneka yang kau lempar bukan vas keramik itu...” sergah marc yang juga kaget dengan sambitan boneka.

“kalau tau kau muncul, lemari yang ku lempar !!” jawab laura sambil mengerucutkan bibirnya


Marc terkekeh “kenapa sih....kamu marah kenapa? Lagi PMS yah? “

Laura melipat tangannya, “ sebel sebeeeelll...”

Marc ikutan duduk di kasur “sebel kenapa?”

“sama kamu, siapa lagi???’ jawab laura ketus

Marc tersenyum, laura tetap cantik apapun ekspresinya, marah, tertawa maupun nangis tetap cantik.

“Tuh kan malah senyum, wajahmu itu tidak punya ekspresi lain selain senyum yah?” tanya Laura sebal

Marc makin tersenyum, deretan giginya yang rapi hampir seluruhnya kelihatan.

“Eh, kenapa sih, cantik?”

Laura beranjak berdiri lalu duduk di bibir jendela.

“kamu punya selingkuhan yah?” tanya Laura kemudian

Marc terbahak “hahaha, pertanyaan yang lucu, pastinya tidak laura...’

“Lalu dari mana kamu tau breast padding, aku kan tidak memakainya...”


Marc menepuk jidatnya. Never ending breast padding. Kok bisa sih laura meributkan breast padding, pasti Alicia sumbernya. Bathin Marc

“aku tau waktu pemotretan dengan lara lopez.....’


Laura berteriak “ aaaaargghhh, jadi kamu lihat punya lara?”

“Iya...” jawab Marc polos

“huhuhu, lalu ?”

“itulah model, kan ngga punya malu ganti-ganti buka buka baju di depan banyak orang cuek aja, punya lara kecil tidak berisi seperti punya mu, aku memang tidak salah pilih “  jawab Marc bangga

Kali ini laura meraih vas bunga dan melemparkan kerah Marc. Dengan tangkas marc menangkap vas bunga seharga ratusan euro itu. Jangan sampai ia harus nengganti vas bunga yang mahal itu karena sampai saat ini dirinya belum menjadi bintang iklan vas bunga untuk dapat vas bunga gratisan.

Laura melompat keluar jendela, lalu Marc mengekornya. Laura berlari ke halaman samping rumahnya. Laura punya hobby pingpong, biasanya kalau marah laura mengjak Marc melawannya dan hadiahnya adalah sebuah maaf dan ciuman tanda berbaikan.
Marc semangat, di rumah ia sudah berlatih dengan Alex, sehingga dirinya cukup yakin bisa mengalahkan laura dalam waktu singkat.

Laura melemparkan botol coca cola ke arahnya, marc menangkap dengan sigap.

“kamu aku maafin kalau bisa ngalahin aku pingpong, pakai botol”

“haaah? Botol ini raket nya?” tanya marc tak percaya antara kaget dan ingin tertawa

“iya, kenapa? Kalahkan aku baru kumaafkan, fair kan” jawab laura sambil tertawa puas


‘Ayo champion kalahkan aku “ tantang laura

Sudah 1 jam, Marc melawan laura ping-pong dengan raket botol coca cola. Entah ide dari mana munculnya sampai sampai main ping pong pakai botol Coca cola, kalao pakai piring masih masuk akal. Omel marc dalam hati.

Laura tertawa-tawa riang, karena marc masih belum berhasil mengalahkannya.

“Ayo baby Alien kalah aku babu human hehehe, apa di planetmu sana kamu tidak pernah bermain seperti ini?” ledek laura

Laura tidak pernah berhenti membuat marc terkagum-kagum, seperti saat ini, meski ia kalah, tapi dalam hati ia kagum dengan laura yang bisa dengan baik bermain ping pong dengan raket botol coca cola 500 ml.

“laura, aku menyerah hari ini!!! “  kata marc sambil mengangkat kedua tangannya

“ okay, kalau kau mau kumaafkan kau harus berlatih mengalahkanku “ jawab laura  lalu membuka tutup botol coca cola itu dan meminumnya.

“Okay...btw, bagaimana kamu bisa mahir main pingpong pakai botol hah?’ tanya marc setelah menenggak coca cola.


“hmmm, aku bahkan bisa bermain ping pong dengan lolipop sebagai pengganti raket hehe”

Coca cola di mulut marc tersembur keluar “ haaah??? Loli pop?”

“ Iya kenapa?, tenang aku tidak akan menatangmu menggunakan lolipop kecuali kau berbuat kesalahn lebih fatal lagi hmm?? Okay kalau kau sudah siap mengalahkanku, telephone aku, okay? Byee..” laura berlari masuk rumahnya, lewat jendela seperti tadi, dan sebelum menutup jendela, dia menjulur kan lidahnya “ weeew”









Senin, 28 April 2014

Nothin' gonna change my love #mini ff

Ini termasuk kategori mini FF, dibuat mendadak setelah nonton motoGP Argentina. Setelah mmengacak acak wajah SPG minuman kaleng itu. Meski kesel tapi tetap cinta sama marc. Ya udah daripada kebanyakan pengantar langsung aja di simak



Talent 
Marc marquez as himself
Victoria justice as Elena Rosquez

Figuran :
Alex marquez
Tito rabat
Julia marquez
Santi hernandez

Plakkk!!!! Sebuah tamparan mendarat di pipi marc yang masih basah berkeringat.
Sekejap senyum yang sedari tadi mengembang di bibir marc hilang berganti dengan ekspresi kebingungan. Sebelum race elena begitu mendukung nya untuk menang.

Elena menatap kesal ke arah marc..bibirnya bergetar menahan emosi.
"You break the vow!!" Teriak elena sebelum tangisnya pecah lalu berbalik dan berlari menembus kerumunan teknisi honda yang hanya bisa diam menyaksikan kejadian tadi. Marc berusaha meraih tangan Elena tapi terlambat. Elena sudah menghilang diantara kerumunan.

Santi mencegah marc mengejar elena.

"Sudahlah biarkan elena menenangkan dirinya, sekarang waktumu press conference" nasihat santi sambil menepuk nepuk punggung marc.

Marc tidak konsentrasi dengan pertanyaan pewawancara. Bahkan ia lupa bagaimana race yang menegangkan, seakan akan kepanikan race tadi tak ada apa-apanya dibandingkan tamparan elena tadi.

Usai press conference, marc mencari Elena lagi. Tapi gadis itu tidak ditemukannya.
"Dad, mana elena? " tanya marc pada Julia.
"Kau tidak ketemu? Tadi dia bilang ke media center menemuimu.." 

Ada ekspresi bingung di wajah Mr Julia melihat anak sulungnya nampak galau
"Dia marah denganku.."

"Tidak mungkin, tadi dia bersama ayah nonton kamu di paddock. Berkali kali ia berteriak menyemangatimu, bahkan sebelum race dia khusyuk berdoa khusus untukmu, untuk kemenangan dan keselamatnmu, begitu jadi tidak mungkin dia marah padamu..." terang sang ayah

Marc mengacak acak rambutnya, keterangan ayahnya membuat ia semakin bingung. Marc berlalu meninggalkan ayahnya.

Di tempat lain

Elena masih bercucuran air mata, kakinya melangkah cepat. Tujuannya satu ke paddock marcvds racing. Menemui tito!!
Paddock itu nampak kosong, Elena duduk di salah satu kursinya. Menangis kesal.

"Ele, heiiii.....sedang apa disini? "

Elena menoleh, ternyata masih ada tito. Elena berusaha menyeka air matanya tapi justru semakin deras.

Tito terkejut melihat elena hujan air mata
"Hei kau menangis? Katakan ada apa ele?"
Elena hanya tersedu dalam duduknya. Tito mendekat. Menyibakan rambut elena yang berantakan menutupi wajahnya. Sekarang terlihat jelas wajah elena yang merah karena menangis terutama hidungnya persis jambu air.

"Tito, aku menampar marc!"

Tito terperangah "menamparnya?"

Elena mengangguk.

"Aku kesal, dia tidak menepati janji
Kenapa marc tidak seperti dani? Dani tidak pernah bergaya murahan bersama SPG minuman maupun cewek ojek payung.., atau seperti casey stoner yang setia hanya pada adriana?"

Tito mengangguk angguk mengerti.

"Elena, marc itu ganteng kau tau kan? Jadi wajar jika dia dikejar kejar cewek, semua pasti ingin berpose dengan marc"

"Tito, pebalap yang ganteng banyak dani juga ganteng, tapi dia ngga manfaatin situasi, ngga kayak marc!!" Bantah Elena

Tito terdiam, rasanya apapun jawabannya justru membuat Elena makin tinggi tensinya.

"Dia tadi mengarahkan campaign ke SPG redbull trus foto bertiga di podium, banyak wartawan yg foto dan ada aku di bawah podium yang melihatnya dan dia tertawa bahagia, dia sama sekali tidak peduli ada aku, entah apa artinya aku ini!"

Tito memberikan pelukan untuk Elena. Saat seperti ini hanya sebuah pelukan yg bisa meredam amarah Elena.

"Aku tidak marah jika marc berfoto dengan fansnya, aku cuma minta dia tidak berpose dengan cewek ojek payung dan SPG minuman kaleng, itu aja. Karena aku tau mereka itu bukan penggemar motogp sejati, mereka cuma cewek murahan yang menjual kemolekan badan untuk mencari perhatian."

"Yayaya...aku paham, nanti aku bilang marc yah" jawab tito sambil mengelus rambut Elena.

Tito melepaskan pelukannya ketika dilihatnya marc menuju ke arahnya.
"Sudah jangan nangis lagi, marc datang, bicaralah baik baik, yah..."

Elena menghadap ke tembok ia enggan melihat marc.

"Hey marc!! Rufea team menang lagi yah...jadi kita party lagi di rufea nih, oia elena menunggumu, hibur dia yah. Aku ke hotel dulu daaahh..."

"Oke thanks bro..." jawab marc lemas dan membiarkan tito berlalu.

Marc mendekati Elena yang masih menghadap tembok. Marc tidak berani mendekat, ia khawatir elena akan menamparnya lagi. Tapi elena tak bergeming ia tetap menghadap ke tembok.
Marc menyerah. Kali ini ia tidak peduli jika harus menerima tamparan dari Elena lagi. Disergapnya Elena dari belakang "elena maaf kan aku, kau jangan seperti ini, kemenangan tadi tidak ada artinya jika tidak membuatmu bahagia"

Elena berontak berusaha melepaskan pelukan marc. Namun usahanya sia sia. Elena hanya berhasil membalikkan badannya dan mendorong dada marc menjauh dengan tangannya, namun tangan marc masih erat melingkar di pinggangnya.
Marc menatap Elena dalam. Membuat elena terpaku ditempatnya hingga pada satu titik, elena memukul mukul dada marc membabi buta, sembari meracau "kamu jahat..kamu jahat aku tadi datang ke podium tapi kamu malah foto sama SPG minuman kaleng di atas podium..aku benci...aku benci kamuuuu!"

"Pukul aku, tampar aku elena kalo itu bisa menebus kesalahanku ...pukul ayo terus pukul!!"

Pukulan Elena melemah dan akhirnya ia membenamkan wajahnya ke dada marc. Masih tersedu tapi air matanya sudah tak lagi mengalir.

"Ayo kita kembali ke hotel, papa dan alex sudah menunggu kita" ajak marc setelah emosi elena mereda. Marc merapikan rambut elene menyelipkan rambut ke belakang telinga elena, kemudian mengecup keningnya.

***


Sepulang dari argentina, marc tidak kembali ke cervera tapi ke madrid bersama Elena. Meski elena sudah tidak terlalu emosi namun sejak kejadian di podium argentina itu Elena berubah. Agaknya gadis itu mulai kehilangan kepercayaan pada marc.

"Aku bisa ke madrid sendiri marc, kau jangan berlebihan aku cuna agak tidak enak badan tapi masih bisa mengurus diriku sendiri..." kilah elena saat marc bersikeras untuk bersamanya ke madrid.

"Tapi aku ingin mengantarmu, kau begini kan karena aku. Karena aku yang membuatmu menangis sehingga sinusitismu kambuh...elena maafkan aku sekali lagi ...aku tidak akan seperti itu lagi. Aku berjanji aku akan menjaga jarak dengan mereka...aku tidak akan menyemprotkan campaign ke mereka lagi..aki tidak akan berfoto dengan mereka lagi..."

"Stop!! Aku muak mendengarnya marc,  janjimu itu akan semakin membuatku sakit ketika kau melanggarnya nanti..." Elena memijit keningnya tiba tiba kepalanya berdenyut denyut.

Marc terdiam. Menyadari dirinya yang seringkali membuat Elena menangis.
"Ingat marc ketika kau berfoto dengan Ara, ternyata di luar sesi foto kamu masih mengumbar kemesraan dengan Ara. Saat itu kau pun berjanji tidak akan seperti itu lagi. Aku percaya tapi saat di texas 2 minggu lalu saat aku tidak bisa ikut, kau berfoto dengan gadis2 seksi berpakaian minim dan melihat ekspresimu di situ aku ingin muntah rasanya..."

Marc tertunduk, sering kali dirinya terbawa euforia bahagia dan tidak menyadari telah menyakiti hati wanita yang mencintainya.
"Marc, kalau di ruang hatimu tak ada tempat untukku, aku bersedia pergi..."

Marc terperanjat, tidak menduga Elena akan mengekuarkan kata kata yang sangat ia takutkan selama ini.

Marc berlutut di hadapan Elena. Elena menoleh kanan kiri, beberapa orang memperhatikan mereka berdua. Beruntung marc belum seterkenal rossi jadi tidak memperumit keadaan.

Marc membenamkan kepalanya di pangkuan Elena tangannya melingkar ke pinggang elena. "Jangan katakan itu elena! Aku tidak mau lagi mendengarnya...tetaplah bersamaku..."

Elena terdiam tak bereaksi. Ketika terasa sesuatu membasahi pahanya. Marc menangis. "Oh Tuhan, tidak mungkin marc menangis, dia bukan laki2 cengeng seperti pol atau jorge yang gampang mewek" bathin Elena.

Hati elena bergetar, merasa bersalah. Tiba tiba elena merasa dirinya berlebihan menghadapi marc. Sekejap emosi yang membuncah luluh. Dengan tangan bergetar Elena menyentuh rambut marc, pelan dirasakan rambut marc yang lembut di antara jemarinya. Hati Elena terluka saat melihat marc menangis, tidak pernah sebelumnya melihat marc menangis, dan hatinya lebih sakit saat melihat marc menangis ketimbang melihat marc bersama gadis gadis SPG minuman kaleng itu.

Elena meraih wajah marc yang masih terbenam di pangkuannya. Hatinya semakin terasa sakit saat dilihatnya wajah yang biasanya penuh senyum nampak suram. Mata marc merah dan basah, beberapa masih menggenang di bulu matanya yang lentik dan lebat. Elena tidak sanggup melihat ekspresi wajah marc sekarang, tatapan mata memohon yang tidak bisa ditolak. Bahkan rasanya elena sanggup menukar nyawanya demi secercah senyum diwajah marc lagi.

"Hei Champion...jangan menangis..."  bujuk Elena, ia pun tak kuasa menahan air matanya. Kemudian elena merengkuh marc ke dalam pelukannya.

"Aku tidak pernah bisa mencari alasan mengapa aku sangat mencintaimu aku hanya tau aku tidak bisa tanpamu..." marc berkata dengan suara bergetar
Elena mengeratkan pelukannya, lidahnya terasa kaku untuk menjawab karena apa yang ia rasakan sama. "Marc ...maafkan aku...aku terlalu berlebihan, mungkin dengan peristiwa ini membuat kita semakin mengerti satu sama lain.."

Elena pernah membaca buku bahwa suatu hubungan itu adalah proses saling mengenal seumur hidup, bagaikan mengupas bawang, air mata kita bercucuran ketika ingin melihat lebih dalam ketika satu persatu kulit bawang dikupas.

"Mempertahankan suatu hubungan itulah perjuangan, jatuh cinta bahkan lebih mudah ketimbang bertahan untuk tetap mencintai seseorang ketika dalam kondisi terburuk sekalipun,....jangan pernah bilang perpisahan lagi yaaa?"

"Iya marc...aku paham..ini mungkin hanya sedikit ujian untuk hubungan kita..."
"Aku mungkin bukan pasangan yg sempurna, tapi kita masing2 lah yang menciptakannya, aku menciptakanmu sempurna untukku dan sebaliknya..."

Terdengar panggilan boarding.

"Eh jadi boleh tidak aku ke madrid?" Tanya marc lucu

"Kau harus ke madrid tidak boleh pulang ke cervera" jawab Elena tergelak sambil beranjak dan menarik tangan marc. 

Ketegangan pun pecah tergantikan dengan tawa dan canda yang mesra.

Dalam hati Elena "nothing gonna change my love for you..."

Dalam hati marc "meski ditampar seribu kali aku tetap mencintaimu, dewi fortunaku.."

See u in jerez...

Kamis, 17 April 2014

The Serial of Marquez Family # seri 2




Sub tittle : antara piring dan breast padding
Genre : komedi serial lepas
Talent :
Myself as Alicia Marquez Alenta
Marc marquez as himself
Alex marquez as himself
Roser alenta as herself
Tito rabat as himself
Alvaro bautista as himself


Paling asyik jeda antar musim race itu di rumah lalu main PS seharian, ngga mandi lalu makanan tersedia. 

"Marc, tunggu gw lahh ..ngebut amat sihhh!"
Marc hanya tertawa "balapan ini bro klo ditungguin namanya janjian...hahaha"

Bibir alex melenceng kanan kiri sesuai arah tikungan dalam game. Tapi tetap saja kalah dari Marc. Kakaknya ini di dalam dan di luar track memang tangguh. 

"Hehe...campeon campeon.." goda marc setelah berhasil memenangkan game.

alex melempar stick game ke arah marc, hampir mengenai hidung mancungnya jika tadi tidak cepat menghindar.

"Dasar alex = anak jelex...kalo kalah ngga usah ngambek...kayak anak gadis aja ngambek mulu kerjaannya!"

Alex yang semula sudah beranjak meninggalkan Marc, menghentikan langkahnya lalu berbalik.

"Ayook main lagi, yang kalah cuci piring dan setrika selama seminggu "

"Ayook siapa takut !!" Balas marc sambil tertawa terbahak. Mengerikan denger ketawanya. Marc itu ngga bisa nahan ketawa dan katanya nih kalo cowok ngga bisa nahan ketawa dia juga ngga bisa nahan nafsunya. Nah loooo...eh kok jadi ngegosip, yuk balik ke alur.

"Kak...anterin ke supermarket yuukk bentarr"
Tiba tiba suara Alicia menyela keributan marc dan alex. Keduanya menoleh dan bersamaan menjawab : "pergi sendiri bisa kaan canteeek?"

Alicia menghentakkan kakinya ke lantai, pertanda kesal pada kedua kakaknya yang ganteng tapi yang satu males dan yang satu pelitnya minta ampun. Tau kan siapa yang pelit?

Alicia berlalu, dirinya tau jika kedua kakaknya tidak akan begitu saja bergeming dari main game kecuali ada gempa bumi barangkali. Atau ada candy man nimbrung ( baca candy man = pocong)

Alicia menuju garasi, terpaksa harus bersepeda. Alicia berdiri diantara 2 sepeda, milik marc dan alex, bingung mau pakai sepeda siapa.

Biar adil, Alicia memilih speda marc dan helm alex. Sebenarnya Alicia cuma perlu membeli breast padding, karens Alicia tidak pede dg ukuran payudaranya yang minimalis.

Di toko pernak pernik cewek itu selalu mengasyikkan dan betah lama lama, breast padding udah dapet dari tadi sebetulnya. Tapi aneka stiker hello kitty menggoda untuk di samperin. Dan tidak bisa menahan godaan untuk membelinya. Ya itulah cewek niat 1QQQberangkat belanja belI apa pulang belinya apa.

Alicia memantas stiker itu lalu tiba tiba setan lewat. Dan tercetuslah ide nempel stiker hello kity di helm Alex tepat nutupin angka 12. Dan satu stiker cantik hello kitty yang blink blink dan kata mbak penjaga toko itu bakal glow in the dark. Dan si pinky hello kitty blink blink itu pun nempel manis di atas nomer 93 tepat di bagian depan sepeda. Alicia melihat dirinya pada pantulan kaca etalase. Alicia tersenyum puas dan sambil bernyanyi kecil menggoes sepedanya, pulang. Kadang sebel sama daddy yang tidak menyediakan sepeda untuk Alicia alasannya marc dan alex kan ga dibeliin boneka. Mentang2 harga boneka dan sepeda sama mahalnya.

seperti dugaan Alicia bahkan sampai jembali pun kedua kakaknya masih asyik main play station. Alicia membuka kemasan breast padding namun tiba setan lewat lagi. Alicia meletakkan breast paddingnya lalu menuju sekring , jeglek!! Aliran listrik seketika mati.
bersamaan dengan itu terdengar raungan 2 pria mirip suara siluman serigala lagi berubah wujud.

aĺicia terkikik sendiri. Yesss!!! Sukurin luuu

Sejurus kemudian Alicia menyalakan lagi lisyriknya sebab tiba tiba bayangan candy man menghantui. Alicia kabur dari garasi

"Huaaaa....candy maaaaan" teriak Alicia sambil ngacir dan merangsek duduk di antara marc dan alex.

marc dan alex berpandangan lalu menyeringai pandangan selanjutnya terarah ke Alicia.

"Kaaakk...kok kalian liatin aku gituuuu iiihhh"
Protes Alicia

"Yang matiin listrik siapa?" Tanya marc gemas

"Ayo ngaku..." alex ikut   nimbrung

menyadari akan jadi mangsa kakaknya Alicia siap siap beranjak kabur. TapI terlambat marc menyergapnya mendekap tubuh kecil Alicia dari belakang. Alicia meronta ronta sekuat tenaga dan berdoa nama dan papanya segera muncul saat itu juga. Dan tradisi hukuman untuk alicia adalah digelitikin.
alex mulai beraksi menggelitik telapak kaki Alicia.

"Ampun kaaaakkk ampunnnn...iyaa aku yang matiiin listrik..."

"Ampuun kaaak geli aaaaa hahaha....janji ga gitu laaagihh aaawwww....udah kaaakk"

Marc masih mendekap alicia hingga tak mampu bergerak.

"Mau cuci piring selama seminggu untuk nebus kejahilann,?"


" Iyaaa  kakak....aku cuci piring seminggu....tapi pleaseeee stop kitikin Alice...."

marc dan alex menghentikan siksaannya. Keduanya tosss!!! Bebas cuci piring! Yess

***

3 hari kemudian...

Pagi itu marc ke dapur, hari ini mama dan papanya pulang. Setelah mempercayakan cuci piring ke Alice, marc harus memastikan tidak ada tumpukan piring di basin. Marc tersenyum melihat dapur yang rapi bersih tidak ada tumpukan piring kotor. "Ternyata Alice tidak semanja itu, cukup bisa di andalkan" puji marc dalam hati.

Rencana bersepeda keliling cervera bisa langsung dilaksanakan dengan Alex. Sementara Alicia masih pulas di alam mimpi. Anak itu lebih cocok dipanggil putri tidur karena hobby tidurnya luar biasa.

"Gimana aman?" Tanya alex saat melihat marc kembali dari dapur.

"Sipp, beres! Lets go!!" Jawab Marc yakin.

keduanya menuju garasi dan mengambil sepeda masing-masing, bersepeda keliling cervera sudah menjadi ritual mingguan dengan catatan sedang tidak ada race.

inilah yang membuat marc dan alex betah, sepi dan udaranya segar. Mereka menggoes sepeda menuju rufea. Rupanya marc sudah janjian dengan tito dan alvaro.

dari kejauahan marc dan alex melihat tito dan alvaro sudah ada di sana.

marc dan alex melambaikan tangan. Tito dan alvaro balas melambaikan tangan. Ketika jarak sekitar 4 meter, tito dan alvaro terpingkal pingkal melihat marc dan alex. Tito bahkan sampai memegangi perutnya sambik terbahak sementara alvaro tidak kalah geli tertawa. Marc dan alex bingung mereka saling memandang dan sejurus kemudian marc tertawa terbahak bahak lebih parah dari tawa tito dan alvaro. Marc baru sadar ada hello kity manis menempel di helm alex. Marc yakin itu yang membuat kedua temannya terbahak.

kali ini hanya alex yang tidak tertawa sementara kakaknya terbahak bersama 2 temannya. Alex tertunduk kesal, lalu matanya menangkap ada sesuatu yang salah di sepeda marc, kemudian Alex pun terbahak bahak. 

Kesal melihat alex menertawai dirinya marc mendekati alex lalu melepas helm alex "nih liat...helmu ini girly sekali, aku baru tau kau ternyata sama seperti Alice pencinta hello kity hahahaha...."

Alex mangernyitkan dahinya melihat stiker hello kitty manis bertengger di helmnya. Tawanya hilang berganti ekspresi kesal. 
Namun hanya sebentar ekspresi kesal mampir diwajahnya setelah itu alex terbahak, paling keras malah. Wajah alex merah karena tertawa, alex melihat hello kitty pinky juga menempel di sepeda marc bagian depan tepat menutupi angka keramat 93.

melihat alex menertawakannya, marc berhenti tertawa
"Hei lex...dasar sarap! Diketawain malah ngetawain"

Alex tidak menjawab, masih sambil tertawa ia menyandarkan sepedanya di pohon. Alvaro dan tito mendekato marc yang masih bingung.

"Marc lu liat ini...haha apa race di argentina nanti fairingnya mau di ganti gambar helo kitty? " goda tito sambil menunjukkan stiker hello kitty di bagian depan sepeda marc

Marc melongkok meyakinkan diri. Ternyata benarr!

Marc dan Alex berusaha melepaskan stiker itu, tapi sial perekatnya kuat sekali.

"Udah lah bro kalian nampak cute pake hello kitty kok, haha..." hibur Alvaro yang tidak bisa menawahan ketawanya.


****

Sampai di rumah nampak mobil Mr Julia terpakir di depan. Artinya orang tua Marc sudah kembali.

"Wahh mam udah sampai?" Sapa marc sambil cium tangan trus cipika cipiki mamanya

"Baru aja belum ada 5 menit, oh iya mama bawa cheese pasta buat nenekmu, oh iya salam dari kakek ramon untukmu marc...juga alex"


"Asyik..pas banget mam, aku lapar ...hehe" kata marc bertingkah anak anak sementara Alex tidak peduli, anak itu ke garasi untuk mencuci sepeda kesayangannya dan kalo ketauan marc sudah bisa ditebak dia akan minta sepedanya dicuci juga. 

Mama ke dapur untuk mengambil piring, sementara marc masih duduk di kursi makan sambil tangannya sibuk mencomot makanan di depan matanya.

"Maarc, piring pada kemana? Di lemari piring cuma ada 2 kalo ga salah" teriak mama Roser dari dapur.

marc memburu ke dapur "masa ngga ada?"

"Lihat tuh kosong.." tunjuk mama roser

Marc terbelalak, lalu menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Nanti marc tanya Alice..."

"Kenapa tanya Alice?" 

"Hmmm jadi seminggu ini Alice dapat jatah cuci piring maam"

"Aduh kalian kok tega, Alice itu kulitnya sensitif..tangannya rusak dan kelupas kalau kena sabun atau detergent." 

Marc mengernyitkan dahinya. Lalu membalikkan badannya menuju kamar Alice. Alice masih tertidur. Marc duduk di tepi tempay tidur Alice. Ditariknya pelan tangan Alice yang tersembunyi di balik bantal.
baik baik saja, tidak mengelupas seperti kata mama. Marc lega, tidak jadi merasa bersalah.

"Huuu bisa aja bilang alergi sabun sama mama biar bebas tugas nyuci piring, dasarrr" celoteh marc sambil memencet hidung Alicia.

Alicia yang masih tadinya lelap tidur , megap-megap. Tidak bisa berbafas karena hidungnya dipencet.

"Kakak!! Lepasin ah...engap tau! Arrgghh" alicia coba melepaskan cengkeraman tangan marc dari hidungnya.

"Hahahaha....bangunan makanya! Udah siang...mama udah pulang tuh..."

Alih alih bukannya senang namanya pulang justru Alicia justru teriak histeris saat melihat ham dipergelangan tangan marc sudah menunjukkan pukul 11 siang.

"Aaarrggghhh......telatttt...awas minggir kak...aku mw mandi" sontak Alicia bangkit dari tidurnya melompati marc dan hampir saja tubuh kecilnya terpelanting akibat tersangkut selimut, untung saja Marc sigap menangkap tubuhnya. Alicia kemudian menghilang ke kanar mandi. Marc menggeleng-gelengkan kepalanya. 

Marc  dapur lagi menemui mamanya.yang sedang berjongkok menghadap lemari tempat barang tak terpakai. Nampaknya sedang sibuk membersihkan sesuatu

"Mam...alicia ngga alergi sahun kok, tangannya ngga apa apa"

"Iya..karena piring tidak dia cuci"
Jawab mamanya tanpa menoleh

"Masa sih mam...di basin bersih tidak ada tumpukan piring kotor" kata marc tak percaya

"Coba ke sini, lihat ! Alicia menyimpan semua piring kotor di sini "

Marc mendekati mamanya, dilihatnya mama sedang mengeluarkan piring2 kotor yang sudah berjamur dari dalam lemari. Marc bergidik. Tapi dia kasian pada mamanya, akhirnya ia bantu mamanya mencuci semua piring piring itu.

****

Sementara marc dan mamanya  sedang kerja bakti di dapur. Alex tengah sibuk di depan garasi memandikan sepedanya dan tanpa diminta otomatis mencucikan sepeda marc juga. Dengan begitu alex boleh memakai kaos milik marc manapun yang ia suka. Kadal.

Alicia sudah selesai mandi, kilat tidak seperti biasanya. Siang itu Alicia ada janji lunch bareng dan mengerjakan tugas sekolah dengan Karel Hanika kecengan barunya. Gara gara naksir karel ini sampai2 Alicia  beli breast padding untuk menyamarkan dadanya yang masih rata. Alicia membongkar isi lemarinya. Ia lupa di mana meletakkan breast padding yang baru kemarin ia beli.

"Aduuh kemana sihhh..." gerutu Alicia panik sementara kondisi kamarnya saat ini sudah menyerupai mall kerusuhan.

tiba tiba Alicia teringat ia meninggalkan breast padding di garasi. Alicia berlari ke garasi.
matanya sibuk mencari cari breast padding tapi nampaknya raib. Alicia mulai menyingkirkan barang2 yang sekiranya mencurigakan bisa untuk bersembunyi breast padding.

Alex menoleh mendengar kegaduhan di dalam garasi "ngapain sih Al? Hati hati loh itu knalpot jangan di banting banting!"

"Bawel ahh" sahut Alicia tak peduli. Alex malas menanggapi, ia melanjutkan lagi mencuci sepedanya yang sekarang penuh busa. Beberapa saat kemudian. Alicia mendekat

"Nyuci sepeda sok sibuk banget sih, bukannya bantuin Alice cari barang!" Kata Alicia sambil memanyunkan bibirnya

"Bodo amat! Emang sibuk..sibuk ngebuang stiker hello kitty !" Sindir Alex, sambil terus menggosok bagian sepeda marc yang ditempeli stiker hello kitty kemarin.

Alicia terbahak "hahaha....knapa sih dilepas kan lucuuuu itu kiyut tauuuu...."

"Lucu karena jadi bahan ketawaan orang kan...kmaren alvaro dan tito sampe sakit perut gara2 ulahmu"

"Oyah? Sayang aku melewatkan momen itu hihi"

Alex kesal dengan ulah Alicia
, lalu menciprati busa cucian ke arah Alicia.

"Aww aw alex ahhh, aku udah mandi tauu" protes alicia sambil menghindari serangan Alex.

tiba tiba Alicia merasa mengenali benda coklat di tangan Alex.

"Alex apa itu?" Tanya Alicia

"Apaan?" Alex balas bertanya

"Itu yang ditanganmu" 

"Ini? Spon untuk nyuci, knapa?"

Alicia mulai curiga "dapat dari mana?"

"Di garasi, mungkin marc yang beli!"

"Coba aku lihat" pinta Alicia penasaran

alex menyerahkan benda itu.

ketika menerima benda itu, Alicia langsunf mengenali sebab itu ada breast padding yang sedari tadi ia cari. Wajah Alicia memerah dan matanya panas. Menyedihkan melihat breast padding yang ia beli justru dipakai Alex untuk spons sabun nyuci sepeda. Penuh busa sabun dan kotor. Alicia menangis.

Alex tertegun melihat adiknya menangis. Meski Alicia tidak semanis adik perempuan teman2nya karena lebih sering membuat kesal tapi tetap saja Alex tidak tahan jika melihat Alicia menangis.

"Kenapa Al...ap....." belum sempat menyelesaikan kalimatnya kemudian sekonyong konyong Alicia melemparkan benda itu ke muka Alex. Tak sempat menghindar terpaksa benda itu mendarat di wajah Alex. Alicia berlari ke dalam terdengar tangisnya pecah. Di pintu yang menghunungkan garasi dan ruang ke rumah mereka Alicia berpapasan dengan Marc yang baru saja selesai cuci piring. Sebenarnya marc memang mencari Alicia untuk menegur masalah piring kotor yang disembunyikan Di lemari. Tapi urung di lakukan karena Alice justru menerjangnya begitu saja, berlalu sambil menangis lalu mengunci diri di kamar.

marc penasaran, apa yang baru saja terjadi. Ia menuju garasi. Di lihatnya wajah alex terhiasi busa sabun

"Alice knapa?  Kok nangis gitu.."

"Ngga tau...cewek memang membingungkan, lihat ini langsung nangis...aneh"

"Eh coba lihat"

"Nih.."

Marc mengamati benda itu kemudian tawanya pecah "hahaha gila...masa breast padding kau pakai untuk spons cuci sepeda? Haah? Waah parah lu lex! Pantesan aja Alicia nangis.."

Alex cuma cengok. Maklum pengetahuannya tentang asesoris cewek kurang.
"Breast padding?"

"Iya...biar tampak besarrr" jawab marc sambil memperagakan

Alex terbahak menyadari kekonyolannya. Marc melemparkan breast padding itu ke Alex sambil tertawa "makanya pacarannn! Malah takut kalo ada cewek deketin"

Alex dengan gesit menangkap breast padding itu, tidak mau untuk kedua kalinya benda itu mendarat di wajah imutnya.

"Kau paham sekali marc, apa Laura juga memakainya hahaha..." goda Alex.

Marc yang semula bergegas masuk ke rumah, mengurungkan langkahnya, ia berbalik dan meraih selang air lalu dengan cepat menyemprotkannya ke arah Alex.

hahahaha...



















Rabu, 09 April 2014

Life is like a boat #oneshoot

Talent :
Marc Marquez as himself
Barbara palvin as Clara
Alex Marquez as himself



Introduction
Siapa tidak kenal Marc Marquez si baby Alien?? Marc marquez pebalap pemegang juara dunia yg tak terkalahkan karirnya sebagai pebalap sangat gemilang. Terlahir dari keluarga harmonis, menjalani kehidupan anak anak dan remaja secara lurus.
Namun ia punya cerita cinta misterius yang jauh dari pemberitaan media.
Ia menghamili salah seorang dokter ñterapis dI rumah sakit tempat dokter Mir berpraktik, di barcelona. Bukan marc tak mau bertanggung jawab tapi karena Clara saat itu masih berstatus istri orang.
Miris dan tragis ketika seorang juara dunia yang berwajah tampan di gilai berjuta wanita justru terlibat cinta terlarang.
ini yang disebut mahadaya cinta, cinta tidak bisa memilih. Marc tidak pernah bercita cita jatuh cinta dengan istri orang atau pacar orang.

And this is the story....

Barcelona, 2022
Rasa bersalah terus menghantui Marc..ia berkali kali gagal menjalin cinta hingga akhirnya ia bertemu dengan maia yang wajahnya mirip sekali dengan Clara. Usia pacaran dengan maia hanya sebentar kemudian marc melamar maia. Namun setelah pernikahan itu marc sangat dingin. Maia tidak pernah tau mengapa marc begitu menginginkan ia menjadi istrinya hingga suatu hari maia menemukan sebuah foto. maia berdiri di depan cermin matanya menatap dirinya dalam cermin lalu ia bandingkan dengan foto wanita dalam foto. Mirip!!

Terdengar suara pintu dibuka, dari langkah kakinya Maia tau itu langkah kaki Marc!

"Jadi ini alasanmu menikahiku? Siapa wanita ini? Kenapa kamu masih menyimpan fotonya?" Tanya Maia berurai air mata.
Marc yang baru saja memasuki rumah dalam keadaan lelah dan diberondong dengan banyak pertanyaan, tidak siap.

Marc merampas foto itu dari tangan maia. Hatinya perih melihat foto itu, sudah bertahun tahun Marc tak melihatnya lagi, sejak terakhir kali ia melepasnya pergi.

"Dari mana foto ini?" Tanya marc kesal

"Jawab pertanyaanku Marc!!!" Tanya maia lagi masih dengan air mata bercucuran.

"Namanya Clara, tapi sudahlah dia hanya masa laluku..." sergah marc menyudahi pertengkaran.

"Kamu bohong, pasti kamu masih mencintainya...foto dan barang2 dalam kotak ini masih kamu simpan!!"

"Sudahlah maia, kalau kau mau membuangnya buang saja, aku tidak memerlukannya" jawab Marc. Ada rasa sakit yang menghujam jantung Marc saat mengatakan itu. Betulkah ia sudah melepaskan masa lalunya, padahal beberapa saat yang lalu ia masih memikirkan Clara. Menyakitkan jika harus mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan hatinya.

"Tidak Marc, aku tidak akan membuangnya. Bukan aku tapi kamu. Kamu yang harus membuang ini sendiri" jawab Maia sambil menahan isak tangisnya. Maia menyodorkan kotak itu pada Marc.

Marc terkejut, tentulah ia tidak mampu melakukannya. Delapan tahun lalu ia pernah mencobanya, membuang kotak itu. Namun seperti ada bagian dari dirinya yang ikut terbuang. Hingga akhirnya marc menyimpannya di gudang bersama dengan baju baju balapnya yang sudah tidak dipakai. Marc tidak menyangka, maia menemukannya.

"Taruh saja di situ, besok aku buang" 

Maia menggeleng "tidak marc!! Kau harus membuangnya sekarang !!"

"Maia! Ini sudah malam, apa tidak ada hari lain? Lagi pula aku capek, kau bukannya menyambutku dengan masakanmu malah sebaliknya"

"Marc, kau keterlaluan!! Kamu memang ngga pernah ngerti perasaanku, cukup marc! Kalau kamu ngga bersedia membuang kotak ini, aku akan pergi! Aku tidak mau menjadi istri lelaki yang mencintai wanita lain. Aku bukan manekin, aku wanita yang punya perasaan!!"

"Terserahlah, aku capek" jawab Marc tak peduli.

respon ini di luar dugaan Maia, ia berfikir Marc akan memeluknya lalu minta maaf dan membuang kotak berisi kisah masa lalunya. Tidak! 

Maia kalap. Ia bergegas meninggalkan Marc dan melajukan mobilnya. Marc terdiam dan menghempaskan tubuhnya ke sofa. Dipandanginya foto clara yang masih dipegangnya. Ingatannya terbang ke peristiwa 8 tahun yang lalu, ketika ia pertama kali bertemu Clara.

****
Cervera 2014

Semua berawal dari cedera kaki kanan saat latihan dirt track di rufea, sekitar 7 minggu sebelum motoGP musim 2014 di mulai. Kecelakaan itu membuat marc harus off selama 7 minggu, benar benar mimpi buruk dalam bayangannya. Sampai akhirnya perasaan marc justru dijungkirbalikkan ketika ia bertemu Clara, marc sangat bersyukur atas kecelakaan itu.

"Kau harus istirahat total, tulang fibulamu retak"

"Apa aku bisa ke sepang minggu depan"

"Bisa tapi kau akan kehilangan kakimu selamanya" canda dokter Mir

"Lalu berapa lama aku harus istirahat? "

"7 minggu, itu paling cepat. Jika kau taat datang terapi dan tidak nekat diam diam bertengger di motor cross lagi"

"7 minggu ????" Pertanyaan retoris.

"Selama 7 minggu kau harus rutin terapi, clara akan membantumu, dia terapis yang handal"

Marc tersenyum ke arah clara. Clara hanya sedikit menarik ujung bibirnya membalas senyuman marc sambil menganggukkan kepala. Dari gerak tubuhnya dan wajahnya Marc tau, clara bukan orang eropa.

"Kamu orang malaysia?" Tanya marc memulai pembicaraan.

Clara menggeleng "bukan"

" vietnam?" Tanya marc lagi

"Indonesia.." jawab Clara singkat.

"Betulkah???? Ahhh...aku harusnya pergi ke sana ...hmm tapi batal karena kakiku patah" 
Mata marc berbinar binar saat ia tau Clara orang indonesia.

"Sudah hampir 3 hari kau tidak mengupdate twitter?" Tanya claudia sambil mengarahkan sinar merah dari alat yang sedang dipegangnya ke arah kaki marc yang sakit.

"Kau, followerku rupanya " tanya marc senang.

"Apa tidak boleh? " tanya Clara balik.

"Aku tak sempat karena kakiku sakit sekali" jawab marc dengan gaya cerewetnya.

"Apa kau selama ini update twitter pakai kaki?" Tanya clara kemudian

marc terbahak hingga terdengar ke luar ruangan.

"Sst ketawamu keras sekali.." clara panik dan berusaha membuat marc meredakan tawanya dengan sedikit menekan kaki marc.

Seketika marc menghentikan tawanya..ia meringis tak bersuara.

Clara mengusap lembut kaki kanan Marc "tahan ya...agak sakit sedikit memang"

Clara membiarkan marc mencengkeram lengannya untuk menahan sakit ketika removable gips mulai dipasang.

sebetulnya clara merasa lengannya hancur diremas marc, tapi ia tahan.


Entah sudah terapi yang keberapa Marc tak lagi mengingatnya, yang pasti kehadiran Clara membuat Marc selalu ingin datang terapi lebih awal. Senyum clara yg pelit, candaan clara yang tanpa ekspresi padahal telah membuat narc tertawa terpingkal pingkal. Kehadiran clara membuatnya tak menyesali kecelakaan yang terjadi.

Marc menatap Clara yang sedang membuka gips kakinya, dia nampak tekun dan tulus dengan  pekerjaannya. Apakah dengan semua pasien Clara bersikap seperti ini. Tiba tiba ada perasaan posesif menyergap marc. Pasien macam apa marc ini.

"Clara,  apa kau bersikap seperti ini pada semua pasienmu" tanya marc memecah keheningan.

Clara memandang Marc, "maksudmu?"

"Iya, kalau kau bersikap seperti ini pada semua pasienmu pasti banyak yang menginginkanmu jadi kekasihnya" elak Marc menyembunyikan rasa cemburunya.

Clara tersenyum "apa kau juga mau aku jadi kekasihmu?"

Pertanyaan clara, membuat marc terpaku.
"Jika kau tidak keberatan..." sahut marc spontan sambil meraih tangan Claudia.

"Clara, apa kau mau jadi kekasihku" tanya marc dengan tatapan mata yang tajam hingga Clara hanya diam tak bergeming.

"Ehmm...aku sudah menikah Marc..." jawab Clara pelan tanpa berani menatap Marc.

"Kenapa kamu tidak pernah bilang..." tanya marc kesal, merasa di bohongi . Jawaban clara membuat hatinya fraktur lebih parah dari fraktur di fibulanya.

"Karena kamu tidak pernah tanya..." jawab Clara.

Jawaban Clara benar dan lagipula clara tidak pernah menggoda marc. Yang salah adalah Cupid!! Si peri cinta yang salah melepas busur cinta.
Tiba tiba marc terkekeh untuk menutupi rasa malunya. " Aku cuma bercanda tadi hehe"

Clara menghembuskan nafas lega "syukurlah..."

"Suami kamu orang spanyol?" Tanya marc kemudian. Pertanyaan itu meluncur begitu saja tanpa bisa di tahan, padahal di eropa ngga sopan kalau tanya urusan pribadi orang. Mudah-mudahan bagi orang asia itu pertanyaan lumrah. Benar saja!

"Bukan, dia orang indonesia dan tinggal di sana"

"Hmmm apa hubunganmu dengan dokter mir, tampaknya ia percaya sekali denganmu"

'Aku sudah lama kenal dokter Mir sejak masih kuliah, lulus sekolah di rehabilitasi medik, aku memutuskan pindah ke barcelona setelah  Dokter Mir memberi tawaran menjadi asistennya."

"Suamimu tak melarangmu?" Lagi lagi marc terlalu jauh bertanya.

"Tidak, dia tidak tau aku di sini"

"Hahh..maksudmu? Kabur?"

Clara mengangguk.

"Knapaa?? Upsss sory pertanyaanku terlalu lancang" lalu memegang lengan Clara.

"Awww!!!" Clara mengaduh saat marc memegang lengannya.

"Upsss ...knapa? " spontan marc sedikit menyingkap lengan baju Clara. Ada lebam biru kehitaman.

"Lenganmu kenapa?" Tanya marc panik.

"Kau ini lupa ya.. ini ulahmu waktu dipasang gips baru dan tidak mau pakai pain killer.." jawab Clara sambil tersenyum.

marc tidak mengerti dengan wanita di hadapannya ini yang masih tersenyum pada saat sakit yang tidak tertawa saat membuat orang lain tertawa.

Marc meraih gel bening di meja dengan cekatan membuka dan mengoleskan di lengan clara.

"Kau harus pakai ini supaya lebamnya hilang dan sakitnya berkurang" kata marc pada clara.

clara tertawa lepas "haha..marc sekarang aku benar benar percaya kalau kamu lucu "

Marc mengernyitkan dahinya. Lucu sebelah mananya, dalam hati bertanya.

"Itu kan kata kataku pada pasien..kau harus bayar royalti padaku..."

Untuk pertama kalinya mereka terbahak bersama.

"Udah mendingan sekarang?"

Clara tersenyum lebih lebar dari biasanya "ini tak seberapa, aku pernah mengalami yang lebih parah dari ini.."

"Ada pasien yang lebih parah dari aku?" Tanya marc polos

"Bukan...hmm suamiku, dia sering memukulku sampai biru dan lebam, makanya aku kabur. Aku tidak tahan."

Marc menatap clara tak berkedip. Racun cinta yang dipanahkan cupid mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. 

"Maafkan aku clara...aku tak akan lagi membuatmu lebam seperti ini..."

"Sudahlah marc...aku kan tau kau tak sengaja melakukannya"

"Iya tapi membuatmu teringat suamimu, tapi kau jangan khawatir aku bukan tipe pria yang kasar pada wanita, percayalah..."

"Iya aku percaya...kamu anak baik"

"Ooh clara please..stop jangan panggil aku seperti itu...aku 21 tahun...ayolah..."

"Okey....kamu pria yang baik"

Marc tersenyum senang.
"Kita hanya berbeda usia 6 tahun..masa kamu panggil aku anak...yang benar sajalah..."

"Baiklah tuan marquez.." jawab clara mengalah.

@@@@@

Barcelona 2022

Pernikahan marc dan maia sudah berjalan 2 tahun namun belum juga dikaruniai anak. Ini seperti karma.

Hingga tahun ke 3 mereka masih belum dikaruniai anak bahkan alex yang akhirnya menikah dengan maria sudah memiliki 2 anak kembar yang lucu.

Diagnosis dokter menyatakan bahwa testis marc rusak akibat benturan yang pernah ia alami. Benturan itu menyebabkan keruskan permanen sehingga tak mampu lagi memproduksi sperma yang normal. 

Maia belum kembali sejak pertengkaran malam itu ketika ia menemukan foto Clara.
rumah besar ini terasa semakin sepi.

Kepedihan maia dengan kenyataan tentang marc yang tak mempu memberinya anak lalu masa lalu marc dengan Clara yang masih membayangi pernikahan mereka membuat ia membenci marc. 

Maia kembali pada cinta lamanya aleix espargaro. Aleix yang masih memendam cinta pada Maia dengan tangan terbuka menerima Maia meski ia tau Maia adalah istri sah Marc rivalnya di track.

Iphone dikantong celana marc bergetar. Mungkin maia yang menelfon.ternyata bukan. Alex yang menelfon

"Marc...hubunganmu dengan maia bagaimana? Memburuk?...marc kau harus menyelesaikannya...kau tau maia kemana setelah pergi dari rumah? Dia tinggal di apartemen keluarga espargaro...kau tau di kembali pada Aleix..."

Marc hanya diam mendengarkan suara cempreng Alex, adiknya.

"Sudah bicaramu?" Tanya marc dengan nada datar


"Marc..kau tidak bisa diam saja. Di mana harga dirimu. Kau mestinya bisa mempertahankan orang yang kau cintai... bukan membiarkannya menjadi milik orang...ah kau ini payah. Gelar juara dunia saja kau bisa pertahankan masa untuk mempertahankan wanita yang kau cintai kau tidak bisa "

Kata kata alex benar2 mengena. Marc menjawab "kau benar alex, terimakasih mengingatkanku " lalu menutup telfon itu.

@@@@

Indonesia 2022 dan fladback 2014

marc berdiri di depan sebuah apotik dengan nama "Clara apothecary" dibawahnya tertulis keterangan pharmaceutical n physiotherapists. Ia merogoh saku kemejanya mengeluarkan kartu nama dan mencocokan dengan apotek di hadapannya.

Hatinya senang akhirnya, alamat yang dicarinya ketemu.

baru saja marc hendak melangkah masuk, dering phonsel menahannya

"Iya lex.."

"Marc....kau di mana? Rumahmu kosong."

"Ada apa? Cepatlah sedikit aku sibuk"

"Kau ini gila...maia tadi datanf ke rumahku...ia mencarimu...ia tak mau kau ceraikan. Aku kaget...aku tidak mengerti jalan pikiranmu. Kenapa justru kau lepaskan maia?"

"Kan kau bilang aku harus mempertahankan wanita yang kucintai, aku skg di indonesia lex, aku mengejar cintaku...mempertahankan apa yang seharusnya kumiliki. Biarlah maia kembali pada  Aleix..aku tidak peduli apa kata dunia"

Tanpa menunggu respon Alex, marc menyudahi pembicaraan di telfon itu.

kakinya mantap memasuji banguanan bernuansa hijau itu. Aroma obat2an mulai menusuk hidung membuat perutnya mual.

"Dokter Clara ada?" Tanya marc

"Sudah ada janji pak?"

"Belum..."

"Tidak bisa pak, bapak harus buat janji dulu"

"Okee buat kan saya janji...kapan saya bisa ketemu dokter clara"

"Sebentar pak, saya cek..."

Seorang bocah laki laki kecil dengan skateboard di tangannya masuk.
marc terbelalak kemudian sekejap memejamkan matanya...meyakinkan dirinya jika yang dilihatnya betul betul nyata dan bukan halusinasi. Namun ketika marc membuka matanya bocah tadi sudah menghilang.

"Pak...besok bapak bisa ke sini sekitar jam 17.00."


"Oke..makasih. eh oh iya...bocah laki laki kecil yang membawa skateboard...itu siapa?

"Oh yang tadi lewat. Dia anak dokter Clara. Anak tunggalnya"

"Hmm...terimakasih"

@@@


Clara menyipitkan matanya, pandangannya fokus pada pasien nomer 8. Marc Marquez. Hatinya bergetar. 

"Suster mariana, kesini sebentar"

"Iya dok..., yang mendaftarkan pasien atas nama marc marquez siapa?"

"Sepertinya rina dok, sebab kemarin malam saya bertukar jadwal dengan rina"

"Kalau begitu panggilkan rina"

"Rina hari ini cuti dok.."

"Oke ya sudah tidak apa apa, kamu boleh kembali"

Nama itu membuatnya teringat masa lalu. Masa lalu yang hingga hari ini masih ia simpan baik baik. Seandainya saja dulu ia berani menghadapi kenyataan.

"Marc aku hamil..." clara menangis sambil menunjukkan hasil test packnya. 

"Jangan menagis sayang....., Aku akan bertanggung jawab...kita menikah.." jawab marc berusaha menenangkan Clara. Direngkuhnya Clara ke dalam pelukannya. Tangis Clara semakin menjadi di dalam pelukan Marc.

Marc mengernyitkan dahinya. Biasanya tangis Clara akan mereda jika marc memeluknya seperti ini.

"Clara..., jangan menangis..." kata marc kali ini marc menangkup wajah clara dengan kedua tangannya. Dengan lembut kedua ibujari tangannya menyeka air mata di pipi Clara.


Clara meletakkan kedua belah tangannya di atas dada Marc yang  telanjang "Marc...tidak semudah itu! Aku sudah punya suami...."

"Tapi suamimu tidak peduli padamu selama ini, bahkan dia tidak pernah mencarimu. Clara kau bisa divorce dengan suamimu lalu kita menikah.."

"Tapi.....bagaimana dengan karirmu? Beritamu akan muncul di media sebagai perebut istri orang, suamiku pengacara dia pasti akan menghancurkan namamu"

"Aku tidak peduli Clara, aku....aku sudah jatuh cinta denganmu saat pertama melihatmu, hatiku hancur saat tau kau sudah menikah. Aku berusaha semampuku menghilangkan perasaan padamu tapi hasilnya? Nol besar!!! Hingga akhirnya aku hanya bisa tunduk pada perasaan ini...akhirnya aku menerima bahwa cinta tidak bisa memilih..."

"Tapi aku takutt...." sela Clara kemudian menangis  lagi...

" takut apa sayang...."

" marc....aku tidak buta..di luar sana kau tau ada banyak wanita yang menginginkanmu, sulit sekali untuk tidak jatuh cinta padamu marc, bahkan aku...aku tidak bisa menolakmu dengan semua perlakuan manismu...ini salahku....kehamilan ini harus aku tanggung sendiri...aku sudah terlena dengan semua sikapmu.."

" Clara kamu bicara apa?! Kamu pikir sikapku padamu sama dengan sikapku pada mereka? Clara...aku harus bilang berapa kali? Aku mencintaimu aku tidak mau kehilanganmu...mengertilah clara. Kau tidak perlu takut...tidak ada yang bisa menyakitimu selama aku ada...ini bukan gombal"

"Entahlah lah marc...tp aku merasa tidak sanggup untuk tetap ada bersamamu...mentalku mungkin tidak sekuat kamu..aku kerdil bahkan aku terlalu kerdil untuk mengakui seberapa besar rasa cintaku padamu...biarkan aku pulang ke indonesia sebelum perutku membesar. Dan jika kau mencintaiku jangan larang aku pulang...jangan berusaha menghubungiku lagi. Jalanilah hidupmu yang normal...menikahlah dengan wanita yang cantik dan tidak bersuami...jangan rusak cerita hidupmu yang begitu sempurna dengan kehadiranku. Anggap aku tidak pernah ada seperti selama ini orang2 menyangka..."

Marc mendorong tubuh clara ke tembok, jarak wajahnya hanya menyisakan beberapa milimeter saja dari wajah Clara.

"Aku tidak menduga kau setega ini..." kata marc dengan suara bergetar, mata beningnya mulai memerah.

Clara memejamkan matanya. Hatinya pun sakit mengatakan semua itu. Tapi membayangkan jika harus menuruti permintaan Marc bercerai dengan Sandro rasanya cukup membuat Clara bergidik ngeri.
sandro tidak akan begitu saja mau menceraikan Clara. Sandro adalah mafia kerah putih dengan jaringan di asia tenggara, penyelundupan senjata, dan beberapa proyek rahasia ilegal. Keselamatan marc lah yang sebetulnya ia khawatirkan, bukan kehamilan ini. Kehamilan ini justru menggembirakan untuk Sandro, sebab di surat wasiat ayah sandro disebutkan bahwa warisan baru bisa dipindah namakan jika Clara hamil. Perceraian dengan Clara sama artinya merelakan warisan ayahnya ke yayasan sosial.

Bughhh!!! Marc memukul tembok di sisi kanan Clara. Menyadarkan kecamuk pikiran Clara.
Clara melihat kulit punggung tangan Marc sedikit koyak meninggalkan bercak merah di tembok. Kemudian meninggalkan Clara dan hingga hari ini Clara tidak pernah melihat Marc lagi.

Toktok!! Suster santi mengetuk.

"Dok..pasien atas nama marc marquez sudah datang...


" tapi dia nomor urut 8 bukan?"


"Betul..tapi pasien no 1 sampai 7 belum hadir.."

"Oke kalo gitu suruh dia masuk.."

Beberapa saat kemudian marc masuk, Clara nenyamping menghadap monitor di sebelahnya.

"Sore dok..." sapa marc lembut.

Clara terdiam dalam duduknya sebelum kemudian menoleh. Setelah bertahun tahun, Clara masih merekam dengan baik suara Marc dalam ingatannya.

Clara tercekat saat menoleh, marc tersenyum manis menyambutnya. Tiba tiba oksigen di ruangan itu terasa langka bagi Clara. Jantungya berdetak lebih kencang dan sel sel otaknya mulai hipoksia lalu ia tak bisa merasakan tubuhnya lagi dan bayangan marc pun menghilang.

marc memandangi tubuh clara di tempat tidur. Tubuhnys masih seramping dulu..tak berbekas sedikitpun bahwa Clara pernah hamil dan melahirkan.

clara mulai menggerakkan kelopak matanya. Yang pertama ia lihat adalah Marc.

Clara menangis...."akhir kamu datang...marc..."

Marc mendekat. Sebetulnya marc kaget dengan reaksi Clara. Marc berfikir clara akan marah padanya dan mengusirnya.

"Iyaa...ini aku..." akhirnya marc berani mendekat. Clara mengulurkan kedua tangannya "bantu aku duduk..."

Marc meraup tubuh Clara dan ada getar yang tidak bisa di jelaskan saat kulit mereka salinf bersentuhan. Bahkan wajah Clara yang tadi pucat sekarang bersemu merah. Marc merasakan jantungnya berdegub kencang sama seperti saat pertama dirinya race di motogp, ruangan berAC itupun terasa panas untuk Marc. 

Saat marc melingkarkan tanfannya di punggung Clara untuk membantunya duduk, jarak mereka tak bersisa. Marc tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memeluk Clara, ditariknya Clara ke dalam pelukannya erat-erat. Clara menyambutnya dengan balasan pelykan yang tidak kalah kuat.

"Clara....aku....aku...." marc tidak sanggup melanjutkan kalimatnya hatinya terlalu bahagia

"Aku tau marc...aku tau dan aku percaya..."balas Clara dari balik pelukan Marc.

"Clara...aku sudah mencoba untuk melupakanmu, untuk berhenti mencintaimu...tapi aku sepertI kapa terombang ambing di lautan.. dan sejauh jauhnya  berlayar dia akan kembali ke dermaga. Clara boleh aku menambatkan hatiku padamu?"

Clara tertawa "marc sejak kapan jadi pujangga seperti ini....?"

Marc terbahak "aku tidak tau Clara...ini mengalir begitu saja mungkin karena kamu aku jadi begini..."

Clara melepaskan pelukan Marc lalu kedua sikunya bersandar di kedua bahu marc
"Baiklah...kau boleh bersandar di dermagaku sampai kapanpu karena dermaga ini adalah private port...cuma kamu yang kuijinkan disini..."

"Suamimu?" Tiba marc teringat 

"Dia meninggal saat kehamilanku 9 bulan, oleh orang kepercayaannya, ditembak tepat dikepala.." jawab clara dengan tatapan kosong seketika mendung menutupi wajahnya.

"Kau sedih?...maafkan aku mengingatkanmu..." tanya marc merasa bersalah.

"Bukan sedih...tapi aku ngeri sebab peristiwa itu terjadi di depan mataku...sejak itu aku gampang pingsan kalau kaget.."

"Ohh...jadi tadi kau kaget ya melihatku...tadi aku panik saat kamu pingsan tadi..."

Clara bersandar manja di dada marc yang bidang.. "bukan kaget lagi..lebih dari itu...kau tau setiap malam aku berdoa agar pertemuan hari ini terjadi..."

"Ajaib yah....ntahlah akhirnya ada saat di mana aku merasa harus berjuang menemukanmu lagi..."

"Iyaa....ajaib..marc, the most incredible thing about miracles is that they happen.."


FIN