Powered By Blogger

Senin, 09 November 2015

MotoGP 2015 is over, Sepang Saga hingga Spekulasi Valencia


This is my point of view about marc-marquez




Tulisan ini saya buat berdasarkan apa yang saya baca dari website seorang jurnalis bernama David Emmet. Setahun yang lalu saya sempat berseteru dengannya di twitter karena saya pro Alex marquez sedangkan dia pro Jack Miller pasca clash antara Alex dan Miller di PI tahun lalu yang kemudian Miller menekan Alex saat di Sepang. Saya berpendapat bahwa sportivitas dan fairness harus tetap di jaga dalam olah raga. Dan si david ini menjawab bahwa kedua hal tersebut tidak akan membawa jadi juara dunia. Saya bilang, anda salah and just wait and see kata saya. Lalu keyakinan saya terbukti, saya berterimakasih pada Tuhan, olah raga ini masih terjaga baik.

Tahun ini saya kira kita kan berseteru lagi tapi, ternyata ia sudah lebih baik dengan mengumpulkan fakta-fakta dan tidak terbawa perasaan. Tulisan David kali ini menarik untuk saya tulis lagi dalam bahasa Indonesia.

Semua belum tentu seperti yang kita lihat

Masih ingat PI? Disebut sebagai race motoGP paling menegangkan sepanjang sejarah, saya lihat wawancara beberapa wartawan motogp yang sudah senior, fiuhhh menguras adrenaline. Semua setuju sampai pre-race sepang. Mencengangkan ketika Rossi tiba tiba menyerang Marquez dengan tuduhan yang mengagetkan. Bahkan marquez mengira awalnya celoteh Rossi itu becanda, ternyata Rossi serius menuduhnya, bocah itu baru benar benar sadar setelah pre event itu selesai, ia melihat lagi video pre-event itu dan ia sadar rossi, serius.



Di Valencia; yang dicapai oleh Jorge adalah yang ditakutkan Rossi, pole position. Semua tau Jorge itu ahli banget start. Dan meski saya ngga suka Jorge tapi saya harus jujur Jorge itu start-nya oke banget dan bawa motornya kayak dani, halus. Jujur kalo liat Marc race saya selalu mau copot jantungnya saat mengikuti Marc, setiap tikungan rasanya mau jatuh. Tapi saya tetap cinta Marc melebihi pebalap manapun, saya jatuh cinta dengan personality-nya.

Valencia race day, temperature kurang lebih sama dengan hari sebelumnya, dan Honda harus bergelut dengan masalah ban depan-nya. Race berlangsung Rossi melesat, menyalip kanan kiri rider non pabrikan, dam sekejap dia berhasil memangkas jarak. Btw Marc juga pernah start di belakang loh saat di Valencia, dan menang, jaman dia di moto2.

Marc terus menjaga jarak dengan Jorge untuk tidak terlalu jauh, dengan beberapa kali sliding di tikungan, masalah ban depan masih belum teratasi, marc mencoba sebisa mungkin untuk tidak tertinggal jauh, Marc ingin meng-overtake Jorge di last terakhir sekitar kurang 3 atau 2 lap. Style Marc kalo balap Jorge biasanya di lap terakhir, coba deh lihat race yang battle sama Jorge, dia selalu balap di lap-lap terakhir. ( yang saya ingat  sepang 2014, aragon 2014, PI 2015)

Jarak dengan dani sempat menjauh karena dani menurunkan kecepatan untuk mengurangi suhu ban, strategi gini juga dilakuakn marc saat di PI, menurunkan kecepatan saat suhu ban terlalu panas, istilahnya manajemen ban gitu deh. Sayangnya pas marc yang begitu di PI dianggap ngasi jalan Jorge.

Setelah di rasa suhu ban udah oke dani mendekat lagi dan langsung nyalip marc, marc kaget sebab dari tadi ngincer nyalip Lorenzo eh tiba tiba dani yang nyalip, beruntung pas mau nyalip balik dani melebar jadi marc lebih gampang nyalip tapi jarak sama Jorge jadi jauh, ngejer lagi tapi lap kurang sedikit, marc harus hati hati dia ga bisa kayak di Sepang karena sudah dinasehati RD untuk tidak terlalu mengambil resiko overtake, boleh overtake asal clean, dan susah banget karena Jorge kenceng banget dan presisi saat belok ngga ada celah buat Marc overtake. Dan kejadian ini di mata Rossi dianggap sebagai pengawalan terhadap Jorge. Hiks om Vale plis deh om.

Inilah faktanya…

Marquez sudah pada batas maksimal saat berusaha bertahan mendekati Jorge, menjaga gap jarak agar tidak terlalu jauh sehingga akan mudah mengovertake saat lap lap terakhir.

Versi manakah yang benar? Mari kita dengar pandangan dari pebalap lain

Dia adalah Dovi, pebalap italia yang tidak emosional sehingga pendapatnya adalah objektif. Menurut Dovi, limit atau bukan yang bisa bilang hanya rider itu sendiri, penilaian dari lauar belum tentu benar sebab beda motor beda karakter, motor yang sama bahkan memiliki karakter berneda di hari berbeda di sirkuit berbeda. Jadi sangat variatif. Dovi bisa mengatakan hal demikian karena dovi pernah mengendari 3 motor berbeda.

“The one point which Rossi did press home in his attack on Márquez was that it was unusual for the Spaniard not to ever attempt to pass the rider in front. "For me, if you check the races of Marc Marquez in the last two years you know he always tries to overtake and minimum on the last lap," Rossi said. "So the question is why Marc Marquez never tried to overtake Jorge Lorenzo and never tried to make one attempt on the last lap?"

Márquez' explanation was simple. "I don’t know about Dani, but I was struggling with the front, especially in the beginning," Márquez said. "Then in the end, in the last six laps, I see that the victory was possible, but when Dani overtake me we lose this half second, it was impossible to catch Jorge again." Márquez said that his plan had been to try to pass in the final lap, but his attack had been preempted by Pedrosa, the exchange between the two Repsol Hondas putting too much gap between them and the Movistar Yamaha of Lorenzo.”

Benarkah Marc menjadi Santa buat Jorge?

Rasanya sulit mempercayainya, Jorge menegnal marquez sebagai orang yang mencuri popularitasnya di spanyol. Marquez mengenal Jorge sebagai rival untuk memperoleh championship. Tiadak ada yang Marquez suka kecuali megalahkan Jorge, sehingga Jorge pun menganggap Marquez sebagai pebalap yang berbahaya.

Tuduhan Rossi kepada Marquez Nampak seperti ingin mengalihkan tanggung jawab gelar Juara dari pundaknya ke orang lain yang diserangnya yaitu Marquez.

Di Valencia meskipun Rossi mengawali race dengan bagus memberikan hiburan pada kita semua di mana Rossi membalap dengan sangat cantik satu persatu pebalap non pabrikan ia lewati tanpa perlawanan. Naun race pace nya rossi tidak bisa mengejar 3 besar di depan. Race pace- Lorenzo dan marquez dalam range 1’31.5-1’31.9 selama race berlangsung. Pace pedrosa adalah 1’31.7-1’32 sedangkan rossi adalah 1’32.1-1’32.2. Artinya apa? Meskipun rossi start di depanpun tidak cukup memenuhi kecepatan untuk menjuarai balapan, kecepatan tersebut cukup di posisi 4. Rossi tidak punya pace yang cukup untuk mengalahkan Jorge bahkan untuk mengalahkan duo rider Honda pun tidak cukup. Race pace secara kasar sejala dengan apa yang ditunjukkan saat free practice.

Dengan menggantungkan pebalap Honda untuk mengalahkan Lorenzo, Rossi melepaskan tanggung jawab terhadap kegagalan yang dialaminya.

Selain menuduh marc menolong Lorenzo di sepang dan Valencia, rossi pun menuduh marc menahannya di PI, kenyataannya justru Marquez membantunya menambah selisih 5 poin, ianone justru yang mengurangi 3 poin karena finish di depan Rossi.

Di sepang rossi tidak memiliki kecepatan yang cukup untuk mengejar Jorge. Rossi juga tidak memiliki kecepatan cukup untuk pergi meninggalkan battle dengan marquez. Saat itu kecepatan Rossi dan Marquez sama, jika Rossi memiliki kecepatan lebih maka dia bisa lari dari marquez tanpa terkejar.

Jorge mengatakan bahwa dirinya pantas mendapat juara dunia, sebab ia menang dari segala sisi dari Rossi, jumlah kemenangan, pole position, fast lap, leading race, leading practice dan lain –lain. Jorge hanya kalah di konsistensi sebab di Qatar Lorenzo tidak tampil maksimal karena busa helmnya turun, di argentina Jorge sakit bronchitis, di Silverstone helmnya berembun, di misano DNF, jika Jorge tidak mengalami hal tersebut dia akan tetap menang dengan poin 11-14 di atas rossi, terlepas dari anggapan pertolongan rider Honda.

Poisoning the well

Secara umum, keputusan Rossi untuk menyerang Marquez di depan public telah merusak kredibilitas seri motoGP mengotori kejuaraan yang diperoleh Jorge dan performanya rossi sendiri. Dengan menyerang Marquez, artinya rossi membenarkan bahwa dirinya tidak mampu memperoleh championship dengan tangannya sendiri dan memerlukan pertolongan dari rider Honda untuk dapat menang. Mengapa Rossi berpikiran menyrang mereka dengan tuduhan-tuduhan itu hingga sekarang masih misteri.

Waktu dan cara Rossi menyerang itu sendiri cukup menarik. Pertama, ia bicara pada media televise Italia mengenai komplainya, metode yang sama yang digunakannya dengan cara mempersuasi Ducati saat ia ingin ada perubahan yang diinginkannya. Pada brief media yang dipilihnya ada hal yang tidak biasa, mematahkan kebiasannya selama ini, dimana Rossi membuka pembicraan pada media dengan bahas italia sebelum beralih ke bahasa inggris. Rossi mengatakan tuduhan dalam bahasa italia agar lebih tepat dan baru menterjemahkanny ake bahasa inggris, rossi piker bahasa inggrisnya ekselen, jelas ia masih berpikir dalam bahas italia.



Dia akhir seri saat Carmelo Ezpleta mendatanginya dan mengucapkan selamat Rossi mengatakan ini pada Ezpleta "I told you so! Didn't I tell you on Thursday this would happen?"

Rossi telah bertemu dengan Ezplata pada hari kamis tentang "Spanish plot" untuk melawan dirinya. Dan kata kata yang sangat menggelitik adalah kalimat setelahnya yaitu “Aku tunggu anda di motorhome nanti” kata Rossi. ". sebagai pebalap motoGP mengatakan demikian adalah diluar kewajaran dan kesopanan, Ezplata adalah CEO Dorna, orang yang menyelenggarakan motoGP. Carmelo Eplata lah yang berhak memanggil rider, bukan sebaliknya ia dipanggil rider seenaknya

Setelah kekalahannya yang ia anggap akibat Marquez, Rossi tidak muncul ari Gala Award Ceremony. Hal tersebut bukan hanya menghina Dorna sebagai organisasi penyelenggara tetapi juga FIM federasi dunia yang memberi ijin berjalannya motoGP. Ini adalah tanda selanjutnya bahwa rossi akan menerima kerugian yang buruk dengan tidakannya dan tidak ada kebesaran jiwa menerima kekalahannya. Rossi yakin bahwa orang lain lah yang harus disalahkan atas kekalahannya kekalahannya.

Betulkan Rossi lebih besar dari motoGP?

Strategi rossi ini berbahaya, karena melukai kejuaraan dan dirinya sendiri. Serangan Rossi terhadap Marquez tidak hanya merusak kredibilitas kejuaraan tahun ini tetapi kejuaraan di masa depan. Menuduh pebalap lain melakukan kecurangan adalah seperti membuka kotak Pandora dan paranoid jika tidak segera dijinakkan maka akan tumbuh tidak terkendali

Apakah motogp curang? Jika motoGP curang, kita tau motoGP perlu banyak uang maka pasti Rossi yang akan terus dimengkan. Rossi masih jadi raksas olah raga, ia lebih besar dari seri motoGP itu sendiri. Jika Dorna curang demi motoGP tetap laku pasti bukan Jorge yang menang tapi Rossi atau Mrquez sebagai rider penyedot tiket

Apakah Marquez ingin orang spanyol yang menang? Tentu dia ingin orang spanyol menang yaitu dirinya sendiri. Rider motor adalah orang yang egois dan hanya peduli terhadap keberhasiln dirinya sendiri.

Kebenaranya adalahBisakah kita percaya apa yang kita lihat pada hari Minggu ? Fakta berbicara, dan kita harus hati hati untuk tidak terbawa pada hal hal yang tidak terjadi. Apakah Marc Márquez benar-benar membiarkan Jorge Lorenzo menang ? Iya tau tidak, itu adalah spekulasi . Menyalahkan Marc marquez terhadap kegagalan Rossi meraih gelar ke 10 nya?? Itu tidak adil Rossi harus juga menyalahkan Ianone, atau menyalah dovi yang menyalipnya di Austin, atau ianone yang menyalipnya di mugello. Semua rider menggangunya dalam kejauaraan ?? tentu saja itu adalah pemikiran yang picik.


Ada 18 race dalam satu musim dan poin diperoleh dari setiap race, dan setiap race berjalan sesuai dengan siklusnya, selalu ada kejutan, dan keunikan di setiap race nya. Pada 2015 , itu Jorge Lorenzo , memiliki sedikit kelebihan sedangkan Rossi seperti singa , dan menempatkan dirinya sebagai penalap yang besar dan bermartabat yang memiliki jalan cerita sesuai dengan keinginanya . Tapi sejak sepang dan seterusnya martabatnya hilang, rossi seperti pebalap baru yang mencari alas an untuk kegagalannya.


Hal tersebut menodai citra dirinya sebagai pebalap yang bermartabat sepanjang waktu. Lebih penting lagi, hal tersebut juga menodai image balapan motor khususnya motoGP. Tentu saja hal ini sangat sangat buruk sebah balapan motor ini akan terus ada meskipun Rossi pension.Kadang-kadang , seorang atlet namanya lebih besar dari olahraga itu sendiri. Tapi olahraga lah yang harus memastikan bahwa olah raga tidak akan hancur oleh reputasi atlet ketika ia bermasalah atau meninggalkan olah raga tersebut, akan terus ada legenda legenda baru yang lebih baik


and kalau mau baca tulisan david emmet bisa klik link ini @motomatters


note for +Marc Márquez i you read this, you have to know that I believe in you, you are clear, honest and polite, smart and good personality. Keep positive even you have any reason to be negative, be positive unconditionally.



Senin, 14 September 2015

The Secret Story #8




My heart is melted when i saw you that afternoon. Please stop to make me fall in love with you +Marc Márquez 

Akibat kejebak suasana romantis dan denger kata kata so cheessy, jadi kepikiran untuk bikin Secret Story #8 yang romantis.




Valencia, Spain

Marc hanya pasrah ketika Alex mendandaninya siang itu. Ia percayakan masalah mix and match baju untuk kencan hari ini pada Alex. Lagi pula sebenarnya Marc setengah hati menerima kencan buta ini. Entah siapa yang akan di kenalkan Alex padanya. Marc memakai celana gass jeans biru dengan aksen bolong bolong di paha. "Pakai jaketku ya " kata Alex sambil menyomot jaket miliknya yang tergeletak di meja.

Marc menolak " Ngga perlu lex, aku pakai jaket ini saja " sanggah Marc seraya memakai jaket repsolnya.

Alex mengehmbuskan nafas berat " Marc siang ini jadwalmu adalah blind date bukan pers conference motogp"

"Sudahlah, aku lebih nyaman begini" sambung Marc sambil mengenakan topi mm93-nya. Alex hanya bisa geleng-geleng,

"Kau akan menyesal Marc dandan ala kadarnya begitu" kata Alex menakuti

"Memang kau akan mengenalkanku ke siapa? selena gomez?"

"Lebih cantik dari Selena Gomez " Jawab Alex yakin

Marc tidak menjawab dia hanya tersenyum setengah, wajahnya tampak kecut. Hatinya ragu, tapi harus. Sudah tidak ada gunanya lagi menunggu Eve.  " Love is just a big illusion! Eve tidak pernah nyata, ia hanya illlusi, I should try to forget ! Marc bukan lelaki gila yang mengharapkan suami Eve mati setelah pernikahan. Namun dirinya pun tidak yakin dengan perkenalan ini. Rasanya ingin membatalkan saja. Lebih baik kemarin ikut bersama mama dan Anabelle pulang ke UK. dalam kekalutan hatinya yang terbaca dari wajahnya.

Alex tiba tiba bertanya "Kau yakin Marc?"

'yakin Apa?

" akan membuka hatimu untuk wanita yang akan kukenalkan"

"Aku tidak tau, ..ehm aku sedang berfikir untuk membatalkannya saja"

Alex terlonjak " ehhhh nay nay, nooooo, tidak Marc, jangan ! Kau harussss dating, FIXED!

"Terserahlah, atur aja"

"Good!, lets go !

"Eh sebentar lex, aku bawa gitar ya..' kata Marc

Alex mengulum senyum.






*****


Eve berjalan gontai kali ini justru tubuhnya yang ditopang oleh koper besarnya. Kakinya lecet. Eve menoleh ke kanan kiri, sudah sepi. Pengantin yang kabur dan hari ini jadi turis terlantar. Siapa yang peduli jika hari ini ia mati sekalipun.

Mata Eve tertuju pada sungai jernih yang mengalir, airnya bening tidak seperti sungau sungai di Jakarta. Pasti dingin sekali, apalagi saat itu sedang musim gugur. Eve memejamkan matanya, dalam memorinya terekam wajah Marc tadi siang yang membuang muka ketika menatapnya. Rasanya sakit sekali mengingatnya. Eve berdiri di ujung pagar pembatas sungai. Kakinya gemetaran karena dingin dan juga lapar, lapar yang sudah tidak dipedulikannya lagi. Eve melepas sepatunya dan kaus kakinya, dingin sangat menusuk besi pagar yang ia injak seperti bongkahan es dinginnya. rahang Eve mengeras, menahan dingin dan menguatkan hatinya. Eve memejamkan matanya kali ini muncul bayangan Annabelle yang inosen. Eve tak mampu membendung air matanya ketika bayangan Annabelle muncul. Eve menggigit bibirnya. Tubuhnya semakin bergetar dan pegangan tangannya terlepas. Tubuhnya limbung dan terjatuh

*****



Garden Passage Valencia

tempat ini adalah salah satu tempat paling romantis di Valencia, diam-diam Marc mengagumi Alex yang memiliki pengetahuan luas di luar sirkuit. Marc melihat dirinya yang tidak pernah tau dunia lain di luar sirkuit. Entah sudah berapa kali Marc ke Valencia, namun dirinya tidak pernah tau ada taman seindah ini di Valencia. Marc tersenyum sumringah

Marc, aku mengantarmu sampai sini, kau temui dia. dia ada di dalam sana. Marc terperangah

"hah?? tunggu lex, aku tidak tau wanita yang mana? kalau salah bagaimana?" protes Marc serya menarik lengan kemeja Alex

Alex tertawa, sambil berusha melepaskan cengeraman tangan Marc dari lengannya.

'hahaha, oke aku kasih code, dia berambut hitam, agak ikal, okay ? Selamat berjuang brother!" Kata Alex sambil menepuk nepuk pundak Marc, lalu setengah berlari meninggalkan Marc

Marc duduk di salah satu bangku taman, sambil memainkan gitarnya, bibirnya bersenandung mengnguti nada nada yang keluar dari setiap denting yang ia petik

"This Romeo is bleeding
But you can't see his blood
It's nothing but some feelings
That this old dog kicked up

It's been raining since you left me
Now I'm drowning in the flood
You see I've always been a fighter
But without you I give up

Now I can't sing a love song
Like the way it's meant to be
Well, I guess I'm not that good anymore
But, baby, that's just me....



Marc terhenti, ketika pundaknya merasa ada tangan yang menyentuhnya dari belakang. Sentuhan dengan cara yang sangat ia rindukan. Marc memejamkan matanya. Tangannya meraba dan menggenggam jemari itu. Jantungnya berdetak lebih cepat

"I love you just the way you are, Marc. Aku tidak mau berpisah lagi denganmu, selamanya"

Marc merinding mendengarnya. Pasti saat ini dirinya sedang mabuk melihat Eve kemudian duduk di sampingnya lalu bersandar di pundaknya. Marc menyentuh rambut hitam yang tergerai. Meyakinkan dirinya bahwa saat itu ia benar benar sadar.

Marc masih tak sanggup berkata-kata, ia meletakkan gitarnya dan memiringkan badannya, menangkup wajah Eve dengan kedua belah tangannya. Mata Marc berkilat seperti kaca karena air mata mulai melapisi lensa matanya.

dengan suara bergetar marc melanjutkan lantunan lagu tadi :

And I will love you, baby, always
And I'll be there forever and a day, always
I'll be there 'til the stars don't shine
'Til the heavens burst and the words don't rhyme
And I know when I die,
You'll be on my mind
And I'll love you always....




Eve tak mampu menahan rasa hatinya yang bahagia, terharu, menyesal, bersalah, rindu semua campur aduk jadi satu. Eve menenggelamkan dirinya ke dalam pelukan Marc dan menumpahkan tangisnya di sana.


Marc mencium lembut ujung kepala Eve lalu menengadahkan kepalanya ke atas. "Thanks God "

Hujan mulai turun, sampai akhirnya Eve sadar hujan semakin deras "Marc hujan ayo kita berteduh"

"Eve, Bagiku setiap hari tidak ada bedanya bagiku setiap hari mendung dan hujan sejak kepergianmu"

'Marc, maafkan aku, aku berjanji mulai saat ini aku tak akan pernah lagi pergi darimu" ucap Eve, sambil menganggkat wajahnya dari pelukan Marc

Air hujanpun membasahi wajah Eve, mengusir airmata di wajah eve. Bukan lagi air mata yang membasahi tapi air hujan....biarlah hujan menggusur pergi mendung dan kepedihan Eve selama ini.

Marc mengangkat dagu Eve, menatapnya dalam lalu mencium lembut bibir Eve. Sudah lama sekali sejak bertahun tahun lalu terakhir mereka berciuman.




From my youngest years till this moment here
I've never seen such a lovely queen
From the skies above to the deepest love
I've never felt crazy like this before




Hujan pun berhenti, angin mejelang musim dingin berhembus meniup tubuh basah mereka. Marc mendekap Eve. Marc teringat amsterdam, saat ia memeluk eve di penghujung hari setelah Eve kehujanan. 


Eve berbisik lembut di telinga  Marc 

"it is so cold
You are here to warm my soul
You came to mend a broken heart
You gave my life a brand new start
And now I'm in love...again with the same person"


Marc memejamkan matanya, mendekap erat tubuh Eve ke dalam pelukannya

****

Marc membuatkan segelas hot chocolate untuk eve. Eve berdiri di balkon menatap ke luar. Marc memeluk Eve dari belakng usai meletakkan hot chocolate tadi di atas meja. Eve meresponnya, mendekap tangan marc yang melingkar di pinggangnya.

'Marc, aku ingin bertemu Annabelle, aku rindu sekali padanya "

marc menyandarkan dagunya di pundak Eve sambil tetap memeluknya. 'Segera, aku pun sangat kangen dengan anak itu "

"Aku malu padamu Marc, kau merawatnya sendiri hingga Annabelle tumbuh besar, tanpa aku"

'Aku bersyukur ada annabelle, aku melihatmu dalam dirimu pada Annabelle, itu yang membuatku bertahan untuk tetap hidup. seandainya tidak ada anabelle, dan kau pergi begitu saja dari hidupku, mungkin aku lebih baik mengakhiri hidupku "

Eve langsung berbalik dan meletakkan telunjuknya di atas bibir Marc "Sssshh jangan bilang itu lagi, aku pun hampir saja melakukan hal yang sama sehari menjelang pertemuan ini, betapa tipis batas antara awal kebahagian dan puncak penderitaan"

"aku berhutang nyawa pada Alex karena dia yang menyelamatkanmu, aku segera meninggalkan sirkuit karena aku berfikir aku sudah mengalami halusinasi melihatmu di mana mana, aku sama sekali tidak mengira kau ada disini, aku benar benar masih tidak percaya. Aku takut untuk tertidur Eve, karena aku takut saat aku bangun semua yang kurasakan ini hanya mimpi. "

"Marc, ini benar benar aku, kau sedang tidak bermimpi, apa perlu aku menggigitmu?"

tantang Eve sambil mencubit pinggang Marc, Marc mengaduh manja.


Marc, I will be yours forever




ehhh udahan dulu ya... hihi daaa



Sabtu, 12 September 2015

The Serial of Marquez Family #season12





Bisa begini ya, saaat menulis baris pertama dan saat update blog ini, niat adalah melanjutkan The secret story, setelah selesai satu paragraf ide yang mengalir di kepala justru cerita bodor keluarga Marquez. Happy reading buat teman teman yang sudah lama menunggu nunggu  seri 12 ini


Tittle       : The Serial of Marquez Family
Category  : Serial comedy lepas
Season     : 12
Cast:
Marc Marquez Alenta
Alex Marquez Alenta
Alicia Marquez Alenta
Julia Marquez
Roser Alenta
Ramon Marquez
Maru the cat
Samuel Guardiola
Samantha Elisabeth Garcia


Alkisah Marquez Family lagi kedatangan banyak tamu, walhasil penghuni rumah itu kudu pada jaim, tingkah laku ajaib mereka sehari hari harus disimpan untuk sementara waktu.

Sehari atau dua hari mungkin masih bisa jaim tapi kalau tamunya sebulan apakah mereka sanggup?

let's see

Alex, sudah seminggu ini berhenti dari profesinya sebagai tukang tidur, kebiasannya tidur di sembarang tempat untuk sementara ini ia tahan. Pastinya tamu papi Julai akan shock kalau tiba tiba menemukan Alex tidur di lantai kamar mandi atau pas mau keluar rumah nemu Alex tidur di depan pintu. Sebetulnya bukan Alex ikutan Maru yang suka tidur diatas keset di depan pintu. Tapi kalau Alex pulang kemaleman dan udah ngantuk berat trus orang serumah ngga ada yang denger suara bell, ya akibatnya Alex yang ngantuk berat tidur di situ.  Kadang saking masih ngantuknya tapi udah di teriak teriakin mami suruh mandi, akhirnya alex suka ketiduran di lantai kamar mandi atau di bathtub.


Alex in bathtub, pict by Marc

Alicia pun sudah seminggu ini menghentikan kebiasaannya ngobrol sama Maru, kalau papi Mami Marc dan Alex tidak merasa kebiasaan itu aneh karena sudah terbiasa sejak Alicia kecil, tapi para para tamu itu??? Bisa-bisa mereka menyangka Alicia ini sakit jiwa karena sering ngobrol sama seekor kucing.
Alicia talk to the cat, pict by Alex


Mami-pun seminggu ini selalu manis sama papi, ngga pernah marah-marah lagi dan papi-pun selamat ngga kena hukuman bobo di luar kamar lagi.  Sebenernya keributan papi dan mami sehari hari itu sepele, ngga jauh jauh dari urusan ngebelain anak kesayangan masing masing. Mami, dari sejak Marc belum ada mami itu udah sayang banget sama Marc, marc itu anak yang paling ditunggu tunggu, maklum waktu itu mami udah cukup tua usianya sampai akhirnya berhasil hamil, dan lahirlah anak lelaki yang gantengnya tersohor sampai planet sebelah. Nah sejak Marc lahir ini, papi merasa jadi punya rival, duh papi masa anak sendiri jadi rival. Salah mami juga sih sebab sejak Marc lahir dunia mami itu cuma Marc, Papi itu jadinya ngurus semuanya sendiri. Waktu lahir Alex papi berfikir mami akan beralih perhatiannya ke Alex, ternyata tidak. Waktu hamil Alex mami ngga suka, Sebab mami merasa Marc masih terlalu kecil u ntukpunya adik. Walhasil mami jadi kesel sama papi karena gara-gara papilah mami jadi hamil Alex. Sementara karena merasa senasib denagan Alex papi jadi sayang banget sama Alex, buat papi anak yang paling ganteng itu Alex bukan Marc. Nah kalau sudah berantem tentang status siapa yang paling ganteng di antara marc dan Alex, ujung-ujungna kalo papi ga ngalah adalah bobo di luar kamar. 
ini contoh berantemnya papi dan mami. kejadianny waktu Marc abis jurdun 2x

"Mami bangga sekali pap, Marc jurdun lagi" kata mami sambil nyandar ke bahu papi

"iya papi juga bangga Mam, rasanya baru kemarin ngelihat mami gendong gendong marc kecil"

'Iya pap, ngga terasa sekarang Marc sudah besar dan paling ganteng, mami bangga juga kalo fans-nya marc teriak teriak histeris, duh anakku yang paling ganteng"

"Tapi Alex juga ganteng loh mam, dan juara dunia juga" papi ngga mau kalah

Mami menarik kepalanya dari bahu papi

"Mami ngga bilang Alex jelek, mami cuma bilang Marc paling ganteng"

'iya mam, mereka itu sama-sama ganteng" jawab Papi berusaha mentralkan suasana. Bukannya jadi tenang malah mami jadi berang

"Mami tau Alex ganteng tapi lebih ganteng Marc pi, karena marc ada mewarisi garis wajah mami"

papi tetap merasa Alex tidak kalah ganteng dari Marc dan tidak setuju jika dikatakan Marc yang paling ganteng, maka konsekuensinya mami ngambek dan mengunci kamar sebelum papi masuk. Dan akhirnya papi menghabiskan malam di atas sofa ditemani maru kucing kesayangan Alicia.


Papi is sleeping outside, pict by Alicia


Oia ada satu lagi yang bikin mami ngambek sama papi masih seputar marc juga, Mami paling ngga suka kalau ada yang mengungkit masalah tinggi badan Marc. Suatu hari Alicia minta tolong Marc ngambilin barang di lemari atas, karena Marc kurang tinggi kan ngga sampai akhirnya Alex yang bisa, dan papi reflek komen:

"haha itulah gunanya punya badan tinggi" seloroh papi

Ngga disangka mami langsung histeris, masuk kamar dan nangis. Mami ngerasanya kalo papi bilang gitu sama aja ngatain "Marc pendek ngga berguna ". Mami sakit hati, padahal saat itu papi ngga bermaksud seperti yang dipikirkan mami. Dari sudut pandang mami, marc pertumbuhannya ngga maksimal bukan pendek. Pertumbuhan marc tidak maksimal karena saat masih perlu ASI, tidak terpenuhi akibat mami yang hamil. Waktu mami hamil Alex, Marc jadi sering sakit. Makanya mami jadi tambah sayang sama Marc sampai sekarang. Apalagi Marc itu romantis banget sama mami, selalu ngasih bunga saat mother's day, ngga kayak Alex yang ngga pernah tau kapan mothers's day.

Tapi Alex itu ngga repot kayak papi, kalau papi ngerasa mami itu pilih kasih dan lebih sayang sama Marc, justru Alexnya sendiri ngga merasa "dibedakan" sama mami dan parahnya lagi Alex juga ngga merasa kalu papi lebih sayang sama Alex. Beda dengan Marc, kalau Marc merasa betul papi itu lebih sayang sama Alex.

Sedangkan Alicia adalah kesayangan semua orang di rumah itu, karena kelahiran Alicia adalah request dari Marc dan Alex. Waktu Alicia lahir Marc dan Alex adalah orang yang paling senang. Sejak Alicia lahir Marc dan Alex dengan rela menjadi mandiri tanpa mami perlu repot mendidik mandiri. Saking sayangnya kalao pulang sekolah Alex dan Marc membawa aneka macam hiasan rambut untuk Alicia, padahal Alicia masih bayi dan rambutnya masih sangat tipis. Tidak heran kalu sampai saat ini Alicia diperlakukan seperti princes.

***
Marc mengusap usap dagu dan sekitar mulutnya dengan jari sambil miring kanan dan kiri di depan cermin. Memonyongkan bibirnya lalu tersenyum lebar. Merapikan rambutnya yang sudah dilumuri gel dengan jari. Lalu menyemprotkan parfum ke badannya. Marc mengerutkan keningnya ketika aroma parfum sampai ke hidungnya. Aneh, batin Marc. Tapi mungkin memang seperti ini wanginya. Setelah itu Marc berpakaian, kemeja kotak kotak warna belel coklat dipadu jeans robek robek dapet dari pemotretan sebelumnya. Sebelel apapun baju yang di pakai Marc tetap saja tidak bisa membuat tampilannya jadi belel. tetap saja dia shining bright like a daimond #malahnyanyi

Setelah berpakaian rapi Marc keluar kamar dan tidak lupa menutup pintu kamar yang bertulislan  "Alex's cage". Marc terpaksa memakai kamar Alex karena kamarnya saat ini sedang dipakai oleh Grandpa Ramon. Kamar Marc terpilih karena paling rapih. Sementara kamar tamu saat ini sedang ada rekanan papi Julia dari Sevilla namanya Om Samuel dan tante Samantha.

"taraaaaa....!!!" teriak Marc sembari pasang badan di depan Alicia yang lagi serius nonton tv show Cuéntame cómo pasó (Tell Me How It Happened). 


Alcia memanyunkan bibirnya, tanda kesal. Bukannya buruan minggir malah muter muter bak peragawan di depan Alicia. Alicia mengerjap kan mata, kode agar Marc menghentikan tingkah anehnya. Bukannya berhenti malah menjadi jadi, kali ini berputar ala penari balet, sambil kaki di tekuk satu.

"plok plok plok !!! ckckck ternyataaa, selain pebalap marc ini punya bakat jadi penari juga" Suara tepuk tangan Tante Samantha dan pujiannya itu  yang akhirnya menghentikan tingkah konyol Marc.

Wajah Marc memerah persis udang rebus. Alicia cuma bisa meringis, menanggapi tatapan mata komplain-kenapanggangasihtau- lalu berdiri di samping Alicia sambil menyenggol-nyenggol lengan Alicia dengan sikunya.

Alicia menutup hidungnya, tercium wangi parfum toilet saat Marc disampingnya. Alicia hampir muntah rasanya.

"Marc pakai apaan sih? kamu mandi parfum toilet?" tanya Alicia sambil menjaga jarak dengan Marc

Tante samantha mendekati Marc, baru sekitar 1 meter Tante samantha menghentikan langkahnya "Iya loh Marc ini wangi parfum kamar mandi "

Marc jadi ngga pede, lalu ia melepas kaosnya dan menciumnya lalu badannya terhuyung dan jatuh. Marc pingsan.

Marc ini, punya kelemahan, dia ngga bisa mencium sesuatu yang wanginya menusuk, makanya Marc jarang pakai parfum. Sungguh hari yan ajaib.

Tiba-tiba Alicia ingat, jangan-jangan Marc pakai parfum di kamar Alex. Kemarin sore Alicia mengganti isi parfum dengan cairan pewangi toilet. maksud hati mau ngerjain Alex yang suka banget mandi parfum untuk menutupi kebiasaanya yang jarang mandi. Apa daya justru Marc yang kena, notabene ga pernah pakai parfum sekalinya pakai malah pewangi toilet.

Hari ke 17 mulai gagal jaim.

***

hari ke 21

Opa Ramon, Tante samantha, om Samuel duduk rapi di ruang tengah, mereka seperti sedang menunggu sesuatu. Alicia belum bangun. Alex terbangun dan celingukan entah kemana perginya Marc. Alex turun tangga melintasi orang-orang tadi yang sedang berkumpul. 

Kemana lex?

mandi Grandpa, alex itu ngga tahan kalo ga sering mandi, Jawab Alex ngibul. Lalu menghilang ke kamar mandi. Mereka saling menatap satu sama lain dengan tanda tanya besar di kepala.

Alex masuk kamar mandi, lalu melepas bajunya dan membalut badannya dengan piama mandi, tidur di bathub. 15 menit kemudian Alex bangun lalu mengelap wajahnya dengan tissue basah, dan keluar kamar mandi.

"segarr huaaahh " seloroh Alex sambil melintasi kumpulan orang tadi.

"Apa airnya uda mengalir?" Tanya Grandpa Ramon sambil memelorotkan kacamatanya dan mengalih pandangan dari koran ke arah Alex. Alex menghentikan langkahnya tepat di anak tangga pertama menuju kamarnya.

"Ehhh? memang kenapa, aku tadi mandi"

Alex terdiam, teringat tadi sebetulnya tidak menyalakan air sama sekali, wangi badanny adalah wangi tissue basah, bukan sabun mandi. Alex nyengir.

Om Samuel dan tante Samanta ikutan menatap Alex. Alicia menepuk jidatnya.

"Alex, kami duduk di sini menunggu Papi dan Mamimu yang sedang menjemput tukang pipa air, sedangkan marc numpang mandi di rumah tito " Terang Grandpa Samuel

Wajah Alex memerah, kebohongannya terbongkar nyata. sekarang semua mata memandangnya. Bingung berkata apa, Alex ngeloyor ke kamarnya. Semua  orang di ruangan itu tertawa terutama Tante dan Om Samuel.

"hahaha...Alicia apa kira kira yang dilakukan Alex di kamar mandi selama 15 menit?' Tanya tante Samantha

"Tidur " Jawab Alicia sambil nyengir

Tante samantha terbahak, "serius?"

"Iya Alex itu suka sekali tidur di bathtub, makanya dia suka pakai kamar mandi bawah sebab kamar mandinya tidak ada bathtub, kata mami sejak kecil begitu hobinya hihi "

Alex masih belum keluar kamar, Alex sangat malu dengan kejadian tadi pagi. Beruntung ada maru menyelinap masuk, perut Alex mulai lapar, sementara ia masih mendengar suara om dan tante itu di bawah.

'Hei maru, sinih"

Kucing itu mendekat, Alex memberikan boneka kain berbentuk tikus di ekornya ia ikatkan pesan untuk Alicia. 'Antarkan aku makanan 2 porsi, aku hampir mati kelaparan - Alex"

Setelah mendapatkan boneka mainan itu maru keluar kamar turun tangga. di atas karpet Tv maru asyik memainkan boneka tikus itu. Om Samuel dan papi julia baru saja pergi untuk melihat site project mereka. tante samantha tertarik melihat maru yang asyik bermain sendiri. Ia memungut boneka tikus itu dan Maru mengejarnya. tante samantha duduk dan maru langsung berbaring nyaman di pangkuannya sambil menjilat jilat kakinya sendiri. Tidak sengaja pesan yang terikat diekor tikus2an itu di baca oleh Tante Samantha.

Tante samantha mengulum senyum, ia menuju dapur membuatkan spaghetti dengan sauce tomat, Tante samantha adalah sahabat Mami Roser waktu di High School yang menikah dengan rekan kerja papi Julia.

Hampi sebulan tinggal di rumah itu membuat Tante Samantha seperti di rumah sendiri. Tidak sampai 15 menit, spaghetti sudah siap saji. Tante samantha naik ke kamar Alex, tepat di depan pintu, lalu mengetuk.

"tok tok tok " 

"Aliciaa adikku yang paling baik dan cantikk, thanks Gooooood" teriak Alex dari dalam kamarnya, sepertinya Alex sudah sangat menunggu-nunggu.

Alex membuka pintu dan tatapannya langsung tertuju pada piring berisi spaghetti, meraihnya.

'Makanlah mudah-mudahan kamu suka ya spaghetti buatan tante " ucap tante samanta sambil tersenyum

Alex tersadar, yang berdiri di depannya adalah tante Samantha. Alex melongo...ooo oww




udah yakkk jangan melongo bacanya, sampai jumpa di season #13

seee yaaaahhh

jangan lupa ya Nanti siang motoGP Misano, San Marino








Senin, 31 Agustus 2015

THE SCRIPT #oneshootFF

Ketika Tuhan punya rencana



Ini FF instant dibuat setelah nonton motoGP silverstone dengan perasaan marah, sebel dan kesel sama si bapak tua itu. Ini lah yang saya suka dari seorang penulis, saya bisa membuat apa saja terjadi di dunia saya, dunia fiksi. rasanya sulit membayar kekesalan di dunia nyata, bersyukur ada dunia fiksi yang bisa membuat saya merealisasikan "dendam" saya. Sekali lagi ini cuma fiksi, kalau ternyata betulan terjadi nantinya berarti itu hanya kebetulan sahaja...
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Milan, 31 August
Di sebuah Pub, di antara suara musik live dan suara desahan nafas jalang, lampu temaram dan kepulan asap rokok, tawa licik, senyum palsu, dan seringai setan. Seorang lelaki berambut keriting pirang, mata biru yang layu akibat setengah mabuk, kulit wajah yang mulai keriput di sana sini. Dikelilingi wanita dengan baju minimalis, melekat sana sini seperti lintah. Mereka mungkin tidak menghisap darah tapi menghisap euro. Lelaki itu mengangkat tangan kanannya sambil mengacung gelas
"Toast untuk kemenangan ini !!! ahaha 10 kali hahahaha, anak bodoh itu sekarang pasti sedang menangis hahaha "

Tiga orang pria yang duduk bersama di mejanya bersulang dengan tawa yang tak kalah liciknya. Mereka adalah Alessio Salucci, Carlo Alberto Tebaldi dan Samuele Evolvi.

"ahahaha dan dia tidak akan pernah menyalahkanmu...karena dia kau adalah Idola yang menyayanginya hahaha" ucap Alessio sambil terkekeh

"si...si si" yang lain tertawa sambil mengangguk angguk tanda setuju.

Tiba-tiba si keriting itu merogoh kantongnya, mengeluarkan HPnya " lihat ? siapa yang menelfon?"

"ahahaha your Bambino..." jawab Alberto

"Ayo angkat dulu, hentikan tangisannya dengan rayuan mautmu Vale !" goda Samuel

Si keriting jangkung kurus itu menyepi dari keramaian

"Hei...bambino, ouughh aku tidak bisa tidur menunggu telefonmu, aku..aku bisa membayangkan bagaimana perasaanmu sekarang, aku turut merasakannya...."

" hehehe....no pasa nada, ini kecerobohanku sendiri, bukan salahmu...kau hebat aku sangat bangga padamu...aku tidak apa-apa, kau tenang saja..."

"ogggh my bambino, kau tidak membenciku? aku sangat beruntung memiliki fans sepertimu...."

"kau di mana sekarang?"

'Aku?..aku di rumah di tavulia, di kamarku, memikirkanmu...betapa sedihn dan hancurnya perasaanmu.....aku ingin mendendam pada hujan aaarggghh"

"Aku sudah cukup senang mendengar kau berempati untukku,...sekarang tidurlah yang nyenyak. Aku tidak apa-apa, selamat malam my hero "

Vale menutup telefon itu. Memasukkan dalam kantong celananya, Lalu setengah tertawa tawa girang kembali masuk dalam Pub menghampiri 3 orang temannya tadi

"kau sudah menidurkannya Vale ?"

"ahahahaha....dia sama sekali tidak menyalahkanku, ahahaha dasar bodoh! ahahaha. Kau tau selama race silverstone itu dia sangat mengangguku, aku tidak konsentrasi, Jadi saaat trek lurus aku gas lalu aku perlambat agar di mendadak ream dan terjungkal, sesuai skenarioku hahaha....'

"Simpre ! luar biasa,,,, Anda cerdas, dan lihai, anda legenda tidak akan ada yang berani berspekulasi seperti itu, bahkan seorang Marc Marquez pun tidak berani mengungkapnya"  Alessio memuji seraya berdiri memberikan standing applause. Dua orang yang lain pun mengikuti.

Dalam keadaan setengah mabuk Vale semakin melayang dengan pujian para sahabatnya.
"Argentina pun clear, tidak ada satupun orang mempermasalahkanku yang mengubah racing lain tiba tiba....dan membuat si ANT-MAN terjungkal, itu membuat ku ketagihan untuk membuatnya terus jatuh, karena jika tidak jatuh maka dia kan terus podium, maka aku tidak punya pilihan selain membuatnya jatuh hahahaha..."

"dan skenario cerdas lainnya adalah Assen haha, si bayi alien itu terperangkap masuk dalam skenariomu, kau tau dia kan take over di corner terakhir, dan membuat sentuhan itu, dan memotong jalur tanpa disalahkan dengan alasan karena tersenggol Marc, briliant. bahkan aku tidak menyangka kalu telah merencanakannya " komentar Samuel panjang lebar. lalu mereka berempat terbahak -bahak bersama, dan mengakhiri malam bersama wanita - wanita malam tak dikenal.


----

Andorra La Massana

Di sebuah rumah lantai 3 berdinding batu dan dominasi warna coklat natural, di seberang rumah itu ada sungai yang airnya sangat jernih. Udara gunung yang dingin dan segar dihantarkan oleh angin semilir.

Marc usai menutup telefonnya, lalu Alex menghampirinya dengan penuh emosi.

"mana? mana? katanya mau komplain karena si tua rossi hard braking di trek lurus mana? malah bilang baik baik saja. Si tua itu menipumu tau"

'Alex! aku tidak suka kau seperti itu, jaga sopan santunmu"

"Sopan santun apa? dia itu mencurangimu Marc, sadarlah 3 kali dia mencurangimu!! dia itu dendam denganmu, di aitu tidak suka kau menang, di acuma memanfaatkanmu karena dia tau kau tidak bisa marah dengannya"

"Alex cukup !! " gertak Marc dengan nada tinggi

"Kau harusnya menhardik seperti itu sama si tua vale, bukan sama aku, aku ini sedang membelamu"

"Sudahlah Alex, aku tidak ingin membicarakan ini "

'Marc, sadarlah, kau harus mau mendengarkan aku juga mendengarkan sisi dirimu yang lain. Ingat Marc saat di Argentina, aku yakin vale sengaja cornering dengan menggeser racing line sehingga menyentuh ban depanmu, aku yakin. aku tau kau juga sebenarnya merasa hal yang sama. tapi kau tidak ingin predikatmu sebagai Mr Positive thinking hilang, jadi kau pun tak mempermasalahkannya"

"Iya kau benar, dia mendadak masuk ke racing line ku "

" Assen Marc Assen !! dia menjadikan kau kambing hitam untuknya memotong jalur, itu sangat licik, aku hampir tak percaya hal kotor itu dilakukan seorang legendaris "

"Aku bahkan tak menyentuhnya satu mili pun"

"Nah..."

"Jadi silverstone pun kau melihat itu sengaja?"

"Exactly!!, kau tau rasanya aku ingin saat itu juga membakar paddocknya. Dia memperlambat kecepatan di track lurus, dia ingin membuatmu hard brake lalu kehilangan grip ban belakang, lalu terjatuh dan dia bersih. Marc 3 kali kau masuk dalam skenarionya. Ayolahhh keluarkan dirimu yang dulu. Jangan lihat lagi dia idolamu. Dia adalah musuh besarmu" Ucap Alex berapi-api

'Alex, kalau kau jadi aku apa yang kau lakukan ?"

"Aku akan balas, supaya mereka tau bagaimana rasanya terjatuh, aku akan membuat skenario lebih kejam" ucap Alex menyeringai

*****

Jakarta, Indonesia

Di lantai 3 sebuah apartment mewah di bilangan Rasuna Said, Epicentrum Apartment. Malam hari yang panas di jakarta.

'Marcia, ini sudah malam, berhentilah berenang kau sudah hampir 4 jam di kolam "

"Biar, kau ke kamar saja dulu Kak, aku masih kesal "

"Sudahlah tidak ada gunanya kau kesal, Marc juga tidak tau, Vale juga tak merasa"

Marcia, menepi lalu mengenakan piama handuknya " kau benar, tidak ada gunanya memang aku kesal dan mencurahkan emosi begini. "

Setelah memastikan Marcia masuk ke dalam kamarnya dan tertidur cantik di atas kasurnya, Pricilia pun pergi kembali ke rumahnya di Pondok Indah.

Pricilia sudah benar-benar pergi. Marcia bangkit dari tidurnya dia berjalan menuju ke kamar satunya lagi. Kamar kosong yang berisi barang-barang tak terpakai. Marcia ingin mencari buku cokelat, sebuah buku tua dengan kertas buram yang warnanya semakin coklat dimakan usia. Entah mengapa saat berenang tadi, ketika Pricilia menagtakan bahwa apa yang di alaukan tidak berguna, ia jadi teringat buku coklat ini. Marcia meniup permukaan buku itu, sedikit berdebu. Beruntung tidak sulit menemukan buku itu. Marcia membawanya ke meja belajarnya. Marcia membuka  halaman demi halaman, hingga akhirnya ia menemukan halaman yang berisi tulisan tangannya 4 tahun lalu, ketika ia benci dengan Ayusha dan menuliskan " mati keracunan"  seminggu kemudia Ayusha ditemukan tewas karena kelebihan dosis obat pelangsing. rasa penasarannya kala itu membuatnya menulis cerita yang lain "Eric gegar otak" dan beberapa hari setelahnya Eric kecalakaan dan mengalami gegar otak yang membuatnya tak pernah sadar kemudian meninggal dunia. Sejak itu Marcia takut menuliskan sesuatu dalam buku itu, dan menyimpannya saja. Buku itu pertama kali ia temukan saat ke rumah nenek di bandung, rumah nenek berarsitektur belanda dengan banyak kamar, ada satu kamar yang tak seorangpun berani masuk. Kecuali Marcia! Marcia anti mainstream, ia akan selalu tertantang melakukan sesuatu yang orang kebanyakan tidak mau lakukan. Marcia memasuki kamar itu dan kala ia tertarik pada sebuah buku usang lalu memabwanya kabur dari ruangan itu.

Hi brown book,

Aku ingin Marc marquez juara dunia motoGP 2015, apapun caranya!

Valentino Rossi DNF, mesin mati, rem blong, crash, sasis bermasalah
Jorge Lorenzo permanent injury ( gambar orang dengan extrimitas ganjil)

Good night

dan beberpa minggu kemudian

MotoGP Misano 2015
Memanas! Sama-sama berambisi juara dunia

Hubungan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo memanas, di Missano keduanya berebut posisi 1, sementara Marquez menjadi penonton di posisi 3. pada tikungan ke 6 Misano tepatnya tempat dimana Tomizawa menghembuskan nafas, terjadi kecelakaan hebat antara Rossi dan Lorenzo. Keduanya mendarat dengan keras di gravel, Marquez melenggang pada podium 1 tanpa kesulitan. Lorenzo mengalami patah kaki yang membuatnya harus istirahat hingga akhir musim.
Standing point:
Valentino Rossi 236
Jorge Lorenzo 224
Marc Marquez 184

MotoGp Aragon 2015
Valentino Rossi jumawa, dengan skor tertinggi dengan gap yang sangat jauh dengan pesaing terdekatnya. MotoGp Aragon Marc Marquez mempimpin, rossi meski telah memiliki poin lebih merasa tidak puas, dan mengovertake Marquez setelah mengovertake maka Rossi melaju dengan kencang di trek lurus bahkan saat memasuki tikungan. mengakibatkan ia harus melompat karena motor yang dinaikinya terus menerabas tembok pembatas. Rossi selamat namun motor M1-nya menjadi bubuk. Kembali Marquez memuncaki podium tertinggi di Aragon.
Standing point
Valentino Rossi 236
Jorge Lorenzo 224
Marc Marquez 209

MotoGp Jepang 2015
Akibat hancurnya M1 kesayangan the Doctor menjadi PR besar untuk teamnya. Setting ulang sasis tidaklah mudah. Pada MotoGp Jepang Valentino Rossi tidak menemukan setting motor yang pas dan akhirnya hanya mampu finish di urutan ke 15. Sementara Marquez semakin nyaman dengan setting motornya, dan kegagalan lawan2nya membuat keyakinannya untuk dapat meraih gekar Juara dunia kembali tumbuh. Hal mengejutkan adalah Alex yang juga berturut turut naik podium 1
Standing point
Valentino Rossi 237
Marc Marquez 234
Jorge Lorenzo 224

MotoGP Australia 2015
keinginan Marquez di pilip island tidak muluk-muluk yaitu sampai finish tanpa terjadi insiden apapun, mengingat 2 tahun berturut turut tidak pernah bisa finish di sini. Harapannya terkabul, ia mampu finish dan menempati Podium 1, sementara Valentino Rossi yang belum menemukan kembali settingan yang tepat harus berjibaku di deratan belakang dan terpaksa mencicipi sundulan Jack miller yang mengantarkan sang legendaris ke gravel Philip Island
Standing point
Marc Marquez 259
Valentino Rossi 237
Jorge Lorenzo 224


MotoGp Malaysia 2015
Sirkuit malaysia menjadi ajang balas  terindah bagi Marc, rasanya lega bisa membuat sang idolanya kerepotan dengan aksinya, Marc hanya mempraktekan apa yang dilakukan Rossi pada dirinya saat di Argentina. Dan Marc adalah murid yang pandai. Juara satu dan Rossi kembali harus menelan pil pahit kekalahan, akibat menghindari senggolan dengan Marc terpaksa melebar dan hanya bisa finish di nomer 8
Standing point
Marc Marquez 284
Valentino Rossi 245
Jorge Lorenzo 224

MotoGP Valencia 2015
Di Valencia Marc bertanding tanpa beban sebab gelar juara dunia sudah dikunci sejak saat di Sepang. Di valencia juga rossi mengumpumkan pensiun, dan angkat topi untuk Marc. marc mengakhiri MotoGp 2015 dengan manis, Kembali menjadi juara dunia motoGP untuk ke 3 kalinya.
Standing point
Marc Marquez 309
Valentino Rossi 265
Andrea Ianonne 227



:) FINISH

HE IS ALWAYS MY CHAMPION +Marc Márquez




Jumat, 28 Agustus 2015

The Secret Story #7


Jl. Cipaganti No 93, Bandung
Di sebuah rumah berarsitektur Belanda dengan halaman luas yang bisa menampung 10 hingga 15 mobil. Sejuk karena pepohonan yang rimbun, sesekali beberapa daun kering melayang jatuh tertiup angin. Mang Sapta, pembantu rumah itu sudah 20 tahun mengabdi dan tak pernah bosan untuk terus membersihkan halam rumah itu dari daun daun kering yang berjatuhan. Mang Sapta tidak pernah marah pada pohon-pohon itu yang setiap hari menggugurkan daunnya. Evelyne duduk memeluk bantal, matanya terus menatap ke halaman. Segelas teh di atas meja saat ini tidak lagi mengepulkan uapnya. Pertanda telah dingin.

"jangan melamun neng Epelin (khas orang sunda yang sulit mengucap "F" dan "V"), pamali.. masa calon pengantin melamun..." Ujar mang Sapta yang sedari tadi merasa gerak geriknya diperhatikan.

Sejenak Evelyne salah tingkah karena kedapatan memperhatikan mang Sapta. "Ngga melamun mang, saya perhatikan mang sapta, apa tidak bosan menyapu dedaunan setiap hari, mungkin sebaiknya pohon besar itu besok di tebang saja ya mang..."

Mang Sapta tergelak, " jangan atuh neng, pohon ini mah tidak salah..jangan ditebang atuh..nanti kalau di tebang, mamang tidak bisa duduk santai dibawahnya..merasakan udara segarnya..gituu neng. ini teh tanda terimakasih mamang sama si pohon, kan pohon ngga bisa nyapu jadi mamang sapuin hehehe..."

Kali ini Evelynne yang tergelak. "mang sapta ini ada..ada saja..." lalu Evelynne beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam rumah.

Evelynne sebenarnya sedang menunggu Melly dan Marc, namun sudah sejam ia menunggu bahkan hingga teh menjadi dingin, mereka belum datang.

"Temanmu jadi datang Eve?' Tanya Ayah Evelynne begitu ia memasuki ruang tengah. Evelynne terperanjat.

"duuh kok kaget gitu too naak..." komentar mama dengan logat jawanya, meski sudah menghabiskan lebih dari separuh umurnya di Bandung tetapi logat jawa mama masih kentara.

"Belum, mungkin kena macet, ini kan hari minggu langganan macet di bandung" jawab Evelynne, menghindari pertanyaan selanjutnya ia mengurungkan niat untuk duduk bergabung. Evelynne melangkahkan kakinya ke kamar. Dari jendela kamarnya, ia masih bisa melihat mobil yang masuk ke halaman rumahnya.

Semalam Evelyne tidak bisa tidur, pikirannya kalut, memikirkan apa yang akan terjadi nanti jika skenario ini ia lakukan. memikirkannya saja terasa menegangkan apalagi menjalaninya.

***

"Mari masuk...silahkan duduk nak Melly, lama sekali tante tidak bertemu yaaa....waaah dengan siapa ini? Calonnya kahh?"

"Apakabar tante, iya lama mungkin ada sekitar 6 tahun ya tante..., ini teman kerja saya tante, bukan calon saya, . kenal kan tante ini Marc dan putri kecilnya, Ayo Annabell say hello and introduce yourself sweety..'

Marc menyambut uluran salam tante Widya, Annabele balita yang cerdas, tanpa diperintah ia mengikuti melly dan Marc bersalaman, sedetik kemudian muncul Om  Tjandra, dia pun menyalami Melly, Marc dan Annabelle tak kalah ramahnya denga tante Widya.

Setelah mereka berempat duduk, tante Widya beranjak ke dalam " sebentar tante panggilkan Eve dulu, sudah sejak tadi ia menunggu lho, sebentar ya..."


Eve tersadar dari tidurnya ketika tangan lembut mamanya membelai lembut pipinya " Eve...yang kamu tunggu sejak tadi sudah datang...hmm" 


"Ahh mama...mereka sudah lama?"


"tidak, barau saja kok, ayo rapikan rambutmu dulu, melly datang bersama temannya, laki-laki dan seorang anak kecil, lucu sekali cantik, mama teringat kecilmu dulu'


BLAARRR, rasanya seperti tersambar petir saat mama mengatakan bahwa Annabelle mirip dirinya saat kecil,


"maksud mama, muka anak kecil itu mirip eve?" tanya evelyne gusar


"mama ngga bilang mirip, mama cuma teringat kecilmu dulu saat melihatnya. tentu saja tidak mirip kan papanya bule hehe..."


Evelyne mengikuti langkah mamanya, menuju ruang tengah. jantung Evelynne kebat kebit tak menentu saat akhirnya ia melihat punggung Marc. Evelynne berusaha senormal mungkin bersikap. namun detak jantungnya yang cepat, persendiannya yang serasa mau lepas, gejolak diperut seperti banyak kupu kupu di dalam. Ulu hatinya terasa terbakar. Keringat dinginpun mengucur. Persendian seperti tidak lagi di tempatnya.  



****



"Sudah bangun? Eve?' tidurmu nyenyak sekali


Suara mama terdengar jelas di telinga Eve. Eve mengerjapkan matanya, cahaya lampu kamar seperti menusuk nusuk matanya. Eve berusaha beradaptasi dengan cahaya yang masuk. Entah apa yang terjadi.


"mam? " panggil Eve pada mamanya


"Iya sayang,,,"


"Eve pusing mam..." keluh Eve manja sambil memegangi kepalanya. Rasanya berdenyut denyut.


"Makanlah dulu, mama udah siapkan bubur, mama suapin ya? setelah makan pasti pusingnya hilang"


Mama menambahkan satu bantal lagi di belakang kepala Eve, agar posisinya lebih tinggi.


Bubur dalam piring itu tinggal 1 sendok lagi, ketika mama dengan sendu berkata


"maafkan mama ya sayang...'


"mam, kenapa? kok tiba tiba minta maaf?"


'Iya, mama sudah tau semuanya...."


Tiba tiba Eve teringat Marc. Ya Tuhan, apa yang terjadi semalam. Semalam Marc dan Anabelle datang. Eve belum sempat menemui. jangan-jangan selama Melly dan Marc sudah menceritakan semuanya. Ya Tuhan !!!


Eve pasrah, pasrah jika hari ini juga dirinya tidak diakui sebagai anak lagi oleh keluarganya, dijauhi oleh semua saudara, mungkin juga dihujat oleh para mahasiswanya. Habislah semuanya


"Semalam, mama menemukan suratmu untuk Ryo. Mama membacanya. Mungkin ini alasan kamu belakangan ini banyak diam, dan sedikit makan. Kamu tidak seperti calon pengantin yang bahagia dengan hari pernikahannya yang semakin dekat. Maafkan mama dan papa yang terlambat menyadari, kalau kamu sebenarnya keberatan dengan perjodohan ini. Papamu sangat menyayangimu, dia paling merasa bersalah jika kamu tidak bahagia dengan pernikahanmu dengan Ryo. Papamu sudah menghubungi keluarga Ryo untuk membatalkan pernikahan" ucap mama panjang lebar sambil mengusap butiran bening di ujung matanya, bibirnya membentuk senyum tulus penuh kebijakan.


Evelyn tak sanggup berkata apapun, ia menghempaskan tubuhnya dalam pelukan mama, dan tangisnya pun pecah di sana. Seiring dengan air matanya yang deras beban dalam dadanya terangkat, da ketika air matanya telah kering, beban itu pun menguap. Ada perasaan lega, karena selama ini Eve tertekan dengan hari pernikahannya yang semakin dekat, ia ingin membatalkan namun tidak kuasa.


Mama memeluk Eve penuh sayang, dibelainya dengan lembut rambut panjang Eve. 


'Makasih mam, I love you..., eve ngga tau harus  ngomong apa kecuali terimakasih"


Sejurus kemudian, Papa masuk


"Kamu sudah tidak perlu memikirkan bagaimana undangan yang sudah terlanjur disebar, itu urusan papa, Papa sudah siapkan tiket untukmu, kamu bisa menangkan diri, biar papa dan mama yang mengatasi semua di sini. Saat kamu kembali semua akan baik-baik saja"


Eve ganti memeluk sang Papa. 


'Sudah jangan nangis lagi, ayo senyum he? Oh iya semalam waktu kamu pingsan. Papa ngobrol sama Marc, sebab mamamu dan Melly sibuk ngurusin kamu yang pingsan. Kasian dia, jadi papa temani dia dan anaknya yang lucu itu "


Eve terkesiap. Marc !!! di mana dia sekarang? Ya Tuhan...Annabelle. Pekik Eve dalam hati.


Sejenak Eve melepaskan pelukannya. "papa ngobrol apa?"


"Papa baru tau ternyata dia pebalap motoGP, papa benar benar ngga sangka, dia juga Duta lingkungan, dan cara berpikirnya itu Papa suka, "


Dalam hati Eve berbunga-bunga, meski ia tau kata kata itu bukan untuk dirinya tapi untuk Marc.


"Cara pikir?" tanya Eve penasaran


papa mengangguk yakin sebelum berbicara " Iya, dia laki-laki yang sangat bertanggung jawab eve, ia merawat anaknya sendiri, papa bisa melihat dari matanya ia sangat menyayangi anak itu "


Eve mengingit bibirnya.....Menghujat dirinya sebagai ibu yang tidak bertanggung jawab. 



****

IN FLIGHT JKT-VLN

Marc memeluk Annabelle. Setidaknya dirinya merasa beruntung memiliki Annabelle, sehingga memiliki alasan untuk terus bernafas, untuk terus tersenyum dan tegar. Waktunya untuk terus setia menunggu Eve habis. Eve adalah calon pengantin, yang tinggal beberapa hari lagi. Niatnya untuk merebut Eve dari calon suaminya ia kubur dalam dalam. Kekonyolannya pergi ke Indonesia demi cinta sejati adalah puncak kegilaanya. Tidak menyesal karena tidak ada gunanya. Setidaknya sudah berusaha maksimal. Marc memandangi Annabelle yang terlelap di pangkuannya. Lalu mengecup pipi gembil bocah itu. Kasihan Annabelle kelelahan, untuk seorang anak berusia 5 tahun, perjalanan KL-JKT-JKT-VLN dalam 3 hari bukan perjalanan yang pendek.


setelah menempuh perjalanan hampir 17 jam, akhirnya mendarat dengan selamat di Manises Airport, Valencia -Spain. Marc melewatkan jumpa pers. 


Saat itu pukul 20.00 waktu setempat. Marc turun dari taksi, ia sengaja tidak menginfokan kedatangannya ke Hector maupun Santi. HPnya sengaja tidak diaktifkan. Marc membopong Annabelle yang masih tertidur sambil tangan kirinya menarik travelling bag.


Alex menemui Marc saat memasuki lobby, lalu membantu Marc membawakan tasnya.

"kalau dilihat tampangmu, sepertinya kau gagal" seloroh Alex


"yang penting bagiku aku sudah melakukan maksimal, hari minggu nanti saat kita race adalah hari pernikahannya. "


'So...?"


'Yap, hari senin kau boleh mengenalkanku pada calon kakak iparmu " Jawab Marc


Alex tergelak bahagia... " Nah dari dulu begitu doong, sampai sampai orang-orang menyangkamu gay, ini karena kamu tidak pernah pacaran. Aku harus tabah sebagai adik yang kakaknya dianggap gay , akhirnyaaaa aku tak lagi kesal dainggap memiliki kakak gay '


Marc terbahak mendengar alasan Alex.


Annabelle terkesiap mendengar suara tawa keras Marc. Tapi karena ngantuk berat, Annabelle hanya menggeliat lalu tertidur kembali. Marc megusap usap kepala Annbelle.

Sesampainya di kamar Marc menidurkan Annabelle di kasur. memandangi wajah Annabelle yang sedang tertidur lelap, Selalu saja cara itu membuat hatinya damai. Ia berjanji akan menjadi ayah yang baik, ayah tempat bercerita apapun bahkan hal terburuk yang di alami. Marc tidak ingin menjadi ayah ditakuti anaknya untuk bercerita. Marc ingin menjadi ayah yang komplit, sebagai ibu, sahabat dan tempat curhat untuk Annabelle. Itu saja.

****
PARIS

Charles de Gaulle Airport

Eve menghempaskan nafas lega. Akhirnya menginjakkan kaki kembali di Paris. beruntung ia memiliki visa panjang, jadi tiket hadia dari papanya bisa langsung dipakai. Eve melirik jam di tangannya, ia harus segera mencari kereta ke Orly. Beruntung sampai di paris pagi sehingga tidak terjebak macet menuju Orly.

Di kejauhan tampak menara eifel berdiri anggun, karena ini musim panas jam 05.00 sudah terang, matahri sedang ada di belahan bumi utara. Saat melintasi sungai seine, Eve melihat acara pemotretan, pasangan dengan baju pengantin. Eve menelan ludahnya. Hari ini seharusnya adalah hari pernikahannya dengan Ryo.

Hingga tadi malam Eve masih tidak bisa menghubungi Marc, juga Melly. Sesampainya di Orly masih jam 09.00 CET, sementara penerbangan masih kurang 2 jam lagi. Eve mencari wifi gratis. tidak sulit karena di eropa wifi gratis begitu berhamburan di mana mana. Akhirnya melalui FB chat ia bisa berkomunikasi dengan Melly

"hay jelekkkk kemana ajaa, lu sama marc ngilang ke mana?"

"tenangg gw ga nyulik Marc kok, gw di KL dan Marc ke Valencia"

"kok ngga bisa di telfon sih neeek? "

'iya, hape gw ilang, dan gw belom sempat ngurus sim cardnya"

"astaga....'

'eh hari ini lu nikahan kan??"

'Ngga jadi, udah dibatalin...."

"eh batal??? gimana ceritanya..."

"ceritanya panjangggg"

'sepanjang apapun gw dengerin deh"

'tangan gw pegel nulisnya kalo lewat chat nanti aja kalo ketemu, atau kalo lu udah beli HP baru"

'iyaaa....segera hehe, lagi di mana sekarang, Marc harus tau kalo lu ga jadi nikah"

'gw ga bisa kontak dia, lu ada nomor asistennya? atau alex atau siapa?'

'ada ntar yah...."

'mana?"

"ga ada, kan Hp gw ilang..."

'yahhhh..."

'maaph"

'ya udah gw close dulu ya bentar lagi boarding "

'hah boarding ? lo lagi dimana?'

'orly"

'orly mana? prancis ?"

'Iya'

'Lu ngga ke valencia?"

pertanyaan terakhir tidak terbaca, wifi down dan waktu boarding pun tiba.




RACE DAY - Valencia


Alarm sudah menjerit jerit pukul 08.00 pagi, Marc meraba-raba nakas di sampingnya, mencari cari Hpnya yang dalam  beberapa hari terakhir ini hanya berfungsi sebagai alarm. Snooze. Lalu Marc tertidur lagi, jika tidak ada Annabelle sifat malas bangunnya kambuh. Dulu sebelum Annabelle lahir Marc selalu saja bangun sejam atau setengah jam setelah alarm berbunyi.

"Plak!!" Marc terperanjat, matanya terbelalak. tepat di depan wajahnya  ada Alex yang sudah lengkap dengan pakaian balap dan helmnya

Marc panik terbangun. saat disadarinya tidak ada siapa siapa dikamarnya. ternyata hanya mimpi.

Cuaca Valencia hari itu sangat panas, Marc memilih ban medium, jika lap panjang dan cuaca panas pastilah ia akan lebih memilih ban hard, karena Valencia kecil sirkuitnya, marc pilih ban yang medium. Menempati P1, matanya tertuju pada pria pembawa bendera yang akan menghilang seiring dengan berubahnya lampu start menjadi hijau. Entah mengapa seperti ada magnet yang membuatnya ingin menoleh ke deretan penonton di main grand stand. Marc menoleh dan dilihatnya sosok evelynne. Marc menepisnya. "Ini pasti halusinasi, ini adalah hari minggu. hari pernikahan evelynne. jadi tidak mungkin evelynne ada disini. ini pasti pengaruh alam bawah sadarnya yang masih menginginkan evelynne.

Saat lampu menyala hijau marc memutar gas semaksimal mungkin dan bayangan Eve pun menghilang.

lap terakhir, Marc finish dengan jarak lumayan jauh dengan Rossi di belakangnya. Kemenangan di Valencia biasanya sangat melegakan, tidak kali ini. Ada rasa sedih, karena Marc tau di ujung benua sana tepatnya di jakarta, adalah hari pernikahan Eve, seorang wanita yang telah menyandera hatinya. Meskipun berkata pada diri sendiri untuk membuka lembaran baru, rasany amarc tidak ingin berganti lembaran. seandainya hari senin besok adalah lembaran baru Marc tidak ingin berganti hari. marc tidak memedulikan Rossi yang mengguyurnya dengan champagne atau dani yang mengajaknya toast. Jiwanya seperti sedang melayang tidak ada di podium tertinggi itu. Tiba tiba sosok Eve muncul kembali di antara penonton di bawah. Marc memalingkan wajahnya. Dirinya sudah benar benar gila, alam bawah sadar nya begitu kuat mencengkeram bayangan Eve.

***

Eve menyeka keringatnya, perjuangannya mengejar penerbangan dari Orly ke Valencia, sia sia. Marc sama sekali tidak memedulikannya. bahkan saat di podium saat padangan mata nereka bertemu Marc justru membuang muka. Eve merasa seperti orang tolol. dengan baju yang basah kuyup karena keringat dan membawa tas seberat 20 kg, Eve berjalan tak tentu arah, ia sama sekali belum melakukan pemesanan hotel dan karena hari ini race day semua hotel penuh. Lengkap sudah penderitaannya. tuhan ambillah nyawaku saat ini juga jika Engkau berkehendak.

Eve terduduk lelah di atas kopernya. hapenya tinggal sedikit baterainya. Eve membuka AirBnB. Semoga ia beruntung medapat tempat tidur yang nyaman. Matanya berbinar, pertanda baik. namun sedetik kemudian berubah mendung karena ayar HPnya hitam, baterai telah benar benar habis.


to be continue