Powered By Blogger

Senin, 31 Agustus 2015

THE SCRIPT #oneshootFF

Ketika Tuhan punya rencana



Ini FF instant dibuat setelah nonton motoGP silverstone dengan perasaan marah, sebel dan kesel sama si bapak tua itu. Ini lah yang saya suka dari seorang penulis, saya bisa membuat apa saja terjadi di dunia saya, dunia fiksi. rasanya sulit membayar kekesalan di dunia nyata, bersyukur ada dunia fiksi yang bisa membuat saya merealisasikan "dendam" saya. Sekali lagi ini cuma fiksi, kalau ternyata betulan terjadi nantinya berarti itu hanya kebetulan sahaja...
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Milan, 31 August
Di sebuah Pub, di antara suara musik live dan suara desahan nafas jalang, lampu temaram dan kepulan asap rokok, tawa licik, senyum palsu, dan seringai setan. Seorang lelaki berambut keriting pirang, mata biru yang layu akibat setengah mabuk, kulit wajah yang mulai keriput di sana sini. Dikelilingi wanita dengan baju minimalis, melekat sana sini seperti lintah. Mereka mungkin tidak menghisap darah tapi menghisap euro. Lelaki itu mengangkat tangan kanannya sambil mengacung gelas
"Toast untuk kemenangan ini !!! ahaha 10 kali hahahaha, anak bodoh itu sekarang pasti sedang menangis hahaha "

Tiga orang pria yang duduk bersama di mejanya bersulang dengan tawa yang tak kalah liciknya. Mereka adalah Alessio Salucci, Carlo Alberto Tebaldi dan Samuele Evolvi.

"ahahaha dan dia tidak akan pernah menyalahkanmu...karena dia kau adalah Idola yang menyayanginya hahaha" ucap Alessio sambil terkekeh

"si...si si" yang lain tertawa sambil mengangguk angguk tanda setuju.

Tiba-tiba si keriting itu merogoh kantongnya, mengeluarkan HPnya " lihat ? siapa yang menelfon?"

"ahahaha your Bambino..." jawab Alberto

"Ayo angkat dulu, hentikan tangisannya dengan rayuan mautmu Vale !" goda Samuel

Si keriting jangkung kurus itu menyepi dari keramaian

"Hei...bambino, ouughh aku tidak bisa tidur menunggu telefonmu, aku..aku bisa membayangkan bagaimana perasaanmu sekarang, aku turut merasakannya...."

" hehehe....no pasa nada, ini kecerobohanku sendiri, bukan salahmu...kau hebat aku sangat bangga padamu...aku tidak apa-apa, kau tenang saja..."

"ogggh my bambino, kau tidak membenciku? aku sangat beruntung memiliki fans sepertimu...."

"kau di mana sekarang?"

'Aku?..aku di rumah di tavulia, di kamarku, memikirkanmu...betapa sedihn dan hancurnya perasaanmu.....aku ingin mendendam pada hujan aaarggghh"

"Aku sudah cukup senang mendengar kau berempati untukku,...sekarang tidurlah yang nyenyak. Aku tidak apa-apa, selamat malam my hero "

Vale menutup telefon itu. Memasukkan dalam kantong celananya, Lalu setengah tertawa tawa girang kembali masuk dalam Pub menghampiri 3 orang temannya tadi

"kau sudah menidurkannya Vale ?"

"ahahahaha....dia sama sekali tidak menyalahkanku, ahahaha dasar bodoh! ahahaha. Kau tau selama race silverstone itu dia sangat mengangguku, aku tidak konsentrasi, Jadi saaat trek lurus aku gas lalu aku perlambat agar di mendadak ream dan terjungkal, sesuai skenarioku hahaha....'

"Simpre ! luar biasa,,,, Anda cerdas, dan lihai, anda legenda tidak akan ada yang berani berspekulasi seperti itu, bahkan seorang Marc Marquez pun tidak berani mengungkapnya"  Alessio memuji seraya berdiri memberikan standing applause. Dua orang yang lain pun mengikuti.

Dalam keadaan setengah mabuk Vale semakin melayang dengan pujian para sahabatnya.
"Argentina pun clear, tidak ada satupun orang mempermasalahkanku yang mengubah racing lain tiba tiba....dan membuat si ANT-MAN terjungkal, itu membuat ku ketagihan untuk membuatnya terus jatuh, karena jika tidak jatuh maka dia kan terus podium, maka aku tidak punya pilihan selain membuatnya jatuh hahahaha..."

"dan skenario cerdas lainnya adalah Assen haha, si bayi alien itu terperangkap masuk dalam skenariomu, kau tau dia kan take over di corner terakhir, dan membuat sentuhan itu, dan memotong jalur tanpa disalahkan dengan alasan karena tersenggol Marc, briliant. bahkan aku tidak menyangka kalu telah merencanakannya " komentar Samuel panjang lebar. lalu mereka berempat terbahak -bahak bersama, dan mengakhiri malam bersama wanita - wanita malam tak dikenal.


----

Andorra La Massana

Di sebuah rumah lantai 3 berdinding batu dan dominasi warna coklat natural, di seberang rumah itu ada sungai yang airnya sangat jernih. Udara gunung yang dingin dan segar dihantarkan oleh angin semilir.

Marc usai menutup telefonnya, lalu Alex menghampirinya dengan penuh emosi.

"mana? mana? katanya mau komplain karena si tua rossi hard braking di trek lurus mana? malah bilang baik baik saja. Si tua itu menipumu tau"

'Alex! aku tidak suka kau seperti itu, jaga sopan santunmu"

"Sopan santun apa? dia itu mencurangimu Marc, sadarlah 3 kali dia mencurangimu!! dia itu dendam denganmu, di aitu tidak suka kau menang, di acuma memanfaatkanmu karena dia tau kau tidak bisa marah dengannya"

"Alex cukup !! " gertak Marc dengan nada tinggi

"Kau harusnya menhardik seperti itu sama si tua vale, bukan sama aku, aku ini sedang membelamu"

"Sudahlah Alex, aku tidak ingin membicarakan ini "

'Marc, sadarlah, kau harus mau mendengarkan aku juga mendengarkan sisi dirimu yang lain. Ingat Marc saat di Argentina, aku yakin vale sengaja cornering dengan menggeser racing line sehingga menyentuh ban depanmu, aku yakin. aku tau kau juga sebenarnya merasa hal yang sama. tapi kau tidak ingin predikatmu sebagai Mr Positive thinking hilang, jadi kau pun tak mempermasalahkannya"

"Iya kau benar, dia mendadak masuk ke racing line ku "

" Assen Marc Assen !! dia menjadikan kau kambing hitam untuknya memotong jalur, itu sangat licik, aku hampir tak percaya hal kotor itu dilakukan seorang legendaris "

"Aku bahkan tak menyentuhnya satu mili pun"

"Nah..."

"Jadi silverstone pun kau melihat itu sengaja?"

"Exactly!!, kau tau rasanya aku ingin saat itu juga membakar paddocknya. Dia memperlambat kecepatan di track lurus, dia ingin membuatmu hard brake lalu kehilangan grip ban belakang, lalu terjatuh dan dia bersih. Marc 3 kali kau masuk dalam skenarionya. Ayolahhh keluarkan dirimu yang dulu. Jangan lihat lagi dia idolamu. Dia adalah musuh besarmu" Ucap Alex berapi-api

'Alex, kalau kau jadi aku apa yang kau lakukan ?"

"Aku akan balas, supaya mereka tau bagaimana rasanya terjatuh, aku akan membuat skenario lebih kejam" ucap Alex menyeringai

*****

Jakarta, Indonesia

Di lantai 3 sebuah apartment mewah di bilangan Rasuna Said, Epicentrum Apartment. Malam hari yang panas di jakarta.

'Marcia, ini sudah malam, berhentilah berenang kau sudah hampir 4 jam di kolam "

"Biar, kau ke kamar saja dulu Kak, aku masih kesal "

"Sudahlah tidak ada gunanya kau kesal, Marc juga tidak tau, Vale juga tak merasa"

Marcia, menepi lalu mengenakan piama handuknya " kau benar, tidak ada gunanya memang aku kesal dan mencurahkan emosi begini. "

Setelah memastikan Marcia masuk ke dalam kamarnya dan tertidur cantik di atas kasurnya, Pricilia pun pergi kembali ke rumahnya di Pondok Indah.

Pricilia sudah benar-benar pergi. Marcia bangkit dari tidurnya dia berjalan menuju ke kamar satunya lagi. Kamar kosong yang berisi barang-barang tak terpakai. Marcia ingin mencari buku cokelat, sebuah buku tua dengan kertas buram yang warnanya semakin coklat dimakan usia. Entah mengapa saat berenang tadi, ketika Pricilia menagtakan bahwa apa yang di alaukan tidak berguna, ia jadi teringat buku coklat ini. Marcia meniup permukaan buku itu, sedikit berdebu. Beruntung tidak sulit menemukan buku itu. Marcia membawanya ke meja belajarnya. Marcia membuka  halaman demi halaman, hingga akhirnya ia menemukan halaman yang berisi tulisan tangannya 4 tahun lalu, ketika ia benci dengan Ayusha dan menuliskan " mati keracunan"  seminggu kemudia Ayusha ditemukan tewas karena kelebihan dosis obat pelangsing. rasa penasarannya kala itu membuatnya menulis cerita yang lain "Eric gegar otak" dan beberapa hari setelahnya Eric kecalakaan dan mengalami gegar otak yang membuatnya tak pernah sadar kemudian meninggal dunia. Sejak itu Marcia takut menuliskan sesuatu dalam buku itu, dan menyimpannya saja. Buku itu pertama kali ia temukan saat ke rumah nenek di bandung, rumah nenek berarsitektur belanda dengan banyak kamar, ada satu kamar yang tak seorangpun berani masuk. Kecuali Marcia! Marcia anti mainstream, ia akan selalu tertantang melakukan sesuatu yang orang kebanyakan tidak mau lakukan. Marcia memasuki kamar itu dan kala ia tertarik pada sebuah buku usang lalu memabwanya kabur dari ruangan itu.

Hi brown book,

Aku ingin Marc marquez juara dunia motoGP 2015, apapun caranya!

Valentino Rossi DNF, mesin mati, rem blong, crash, sasis bermasalah
Jorge Lorenzo permanent injury ( gambar orang dengan extrimitas ganjil)

Good night

dan beberpa minggu kemudian

MotoGP Misano 2015
Memanas! Sama-sama berambisi juara dunia

Hubungan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo memanas, di Missano keduanya berebut posisi 1, sementara Marquez menjadi penonton di posisi 3. pada tikungan ke 6 Misano tepatnya tempat dimana Tomizawa menghembuskan nafas, terjadi kecelakaan hebat antara Rossi dan Lorenzo. Keduanya mendarat dengan keras di gravel, Marquez melenggang pada podium 1 tanpa kesulitan. Lorenzo mengalami patah kaki yang membuatnya harus istirahat hingga akhir musim.
Standing point:
Valentino Rossi 236
Jorge Lorenzo 224
Marc Marquez 184

MotoGp Aragon 2015
Valentino Rossi jumawa, dengan skor tertinggi dengan gap yang sangat jauh dengan pesaing terdekatnya. MotoGp Aragon Marc Marquez mempimpin, rossi meski telah memiliki poin lebih merasa tidak puas, dan mengovertake Marquez setelah mengovertake maka Rossi melaju dengan kencang di trek lurus bahkan saat memasuki tikungan. mengakibatkan ia harus melompat karena motor yang dinaikinya terus menerabas tembok pembatas. Rossi selamat namun motor M1-nya menjadi bubuk. Kembali Marquez memuncaki podium tertinggi di Aragon.
Standing point
Valentino Rossi 236
Jorge Lorenzo 224
Marc Marquez 209

MotoGp Jepang 2015
Akibat hancurnya M1 kesayangan the Doctor menjadi PR besar untuk teamnya. Setting ulang sasis tidaklah mudah. Pada MotoGp Jepang Valentino Rossi tidak menemukan setting motor yang pas dan akhirnya hanya mampu finish di urutan ke 15. Sementara Marquez semakin nyaman dengan setting motornya, dan kegagalan lawan2nya membuat keyakinannya untuk dapat meraih gekar Juara dunia kembali tumbuh. Hal mengejutkan adalah Alex yang juga berturut turut naik podium 1
Standing point
Valentino Rossi 237
Marc Marquez 234
Jorge Lorenzo 224

MotoGP Australia 2015
keinginan Marquez di pilip island tidak muluk-muluk yaitu sampai finish tanpa terjadi insiden apapun, mengingat 2 tahun berturut turut tidak pernah bisa finish di sini. Harapannya terkabul, ia mampu finish dan menempati Podium 1, sementara Valentino Rossi yang belum menemukan kembali settingan yang tepat harus berjibaku di deratan belakang dan terpaksa mencicipi sundulan Jack miller yang mengantarkan sang legendaris ke gravel Philip Island
Standing point
Marc Marquez 259
Valentino Rossi 237
Jorge Lorenzo 224


MotoGp Malaysia 2015
Sirkuit malaysia menjadi ajang balas  terindah bagi Marc, rasanya lega bisa membuat sang idolanya kerepotan dengan aksinya, Marc hanya mempraktekan apa yang dilakukan Rossi pada dirinya saat di Argentina. Dan Marc adalah murid yang pandai. Juara satu dan Rossi kembali harus menelan pil pahit kekalahan, akibat menghindari senggolan dengan Marc terpaksa melebar dan hanya bisa finish di nomer 8
Standing point
Marc Marquez 284
Valentino Rossi 245
Jorge Lorenzo 224

MotoGP Valencia 2015
Di Valencia Marc bertanding tanpa beban sebab gelar juara dunia sudah dikunci sejak saat di Sepang. Di valencia juga rossi mengumpumkan pensiun, dan angkat topi untuk Marc. marc mengakhiri MotoGp 2015 dengan manis, Kembali menjadi juara dunia motoGP untuk ke 3 kalinya.
Standing point
Marc Marquez 309
Valentino Rossi 265
Andrea Ianonne 227



:) FINISH

HE IS ALWAYS MY CHAMPION +Marc Márquez




Jumat, 28 Agustus 2015

The Secret Story #7


Jl. Cipaganti No 93, Bandung
Di sebuah rumah berarsitektur Belanda dengan halaman luas yang bisa menampung 10 hingga 15 mobil. Sejuk karena pepohonan yang rimbun, sesekali beberapa daun kering melayang jatuh tertiup angin. Mang Sapta, pembantu rumah itu sudah 20 tahun mengabdi dan tak pernah bosan untuk terus membersihkan halam rumah itu dari daun daun kering yang berjatuhan. Mang Sapta tidak pernah marah pada pohon-pohon itu yang setiap hari menggugurkan daunnya. Evelyne duduk memeluk bantal, matanya terus menatap ke halaman. Segelas teh di atas meja saat ini tidak lagi mengepulkan uapnya. Pertanda telah dingin.

"jangan melamun neng Epelin (khas orang sunda yang sulit mengucap "F" dan "V"), pamali.. masa calon pengantin melamun..." Ujar mang Sapta yang sedari tadi merasa gerak geriknya diperhatikan.

Sejenak Evelyne salah tingkah karena kedapatan memperhatikan mang Sapta. "Ngga melamun mang, saya perhatikan mang sapta, apa tidak bosan menyapu dedaunan setiap hari, mungkin sebaiknya pohon besar itu besok di tebang saja ya mang..."

Mang Sapta tergelak, " jangan atuh neng, pohon ini mah tidak salah..jangan ditebang atuh..nanti kalau di tebang, mamang tidak bisa duduk santai dibawahnya..merasakan udara segarnya..gituu neng. ini teh tanda terimakasih mamang sama si pohon, kan pohon ngga bisa nyapu jadi mamang sapuin hehehe..."

Kali ini Evelynne yang tergelak. "mang sapta ini ada..ada saja..." lalu Evelynne beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam rumah.

Evelynne sebenarnya sedang menunggu Melly dan Marc, namun sudah sejam ia menunggu bahkan hingga teh menjadi dingin, mereka belum datang.

"Temanmu jadi datang Eve?' Tanya Ayah Evelynne begitu ia memasuki ruang tengah. Evelynne terperanjat.

"duuh kok kaget gitu too naak..." komentar mama dengan logat jawanya, meski sudah menghabiskan lebih dari separuh umurnya di Bandung tetapi logat jawa mama masih kentara.

"Belum, mungkin kena macet, ini kan hari minggu langganan macet di bandung" jawab Evelynne, menghindari pertanyaan selanjutnya ia mengurungkan niat untuk duduk bergabung. Evelynne melangkahkan kakinya ke kamar. Dari jendela kamarnya, ia masih bisa melihat mobil yang masuk ke halaman rumahnya.

Semalam Evelyne tidak bisa tidur, pikirannya kalut, memikirkan apa yang akan terjadi nanti jika skenario ini ia lakukan. memikirkannya saja terasa menegangkan apalagi menjalaninya.

***

"Mari masuk...silahkan duduk nak Melly, lama sekali tante tidak bertemu yaaa....waaah dengan siapa ini? Calonnya kahh?"

"Apakabar tante, iya lama mungkin ada sekitar 6 tahun ya tante..., ini teman kerja saya tante, bukan calon saya, . kenal kan tante ini Marc dan putri kecilnya, Ayo Annabell say hello and introduce yourself sweety..'

Marc menyambut uluran salam tante Widya, Annabele balita yang cerdas, tanpa diperintah ia mengikuti melly dan Marc bersalaman, sedetik kemudian muncul Om  Tjandra, dia pun menyalami Melly, Marc dan Annabelle tak kalah ramahnya denga tante Widya.

Setelah mereka berempat duduk, tante Widya beranjak ke dalam " sebentar tante panggilkan Eve dulu, sudah sejak tadi ia menunggu lho, sebentar ya..."


Eve tersadar dari tidurnya ketika tangan lembut mamanya membelai lembut pipinya " Eve...yang kamu tunggu sejak tadi sudah datang...hmm" 


"Ahh mama...mereka sudah lama?"


"tidak, barau saja kok, ayo rapikan rambutmu dulu, melly datang bersama temannya, laki-laki dan seorang anak kecil, lucu sekali cantik, mama teringat kecilmu dulu'


BLAARRR, rasanya seperti tersambar petir saat mama mengatakan bahwa Annabelle mirip dirinya saat kecil,


"maksud mama, muka anak kecil itu mirip eve?" tanya evelyne gusar


"mama ngga bilang mirip, mama cuma teringat kecilmu dulu saat melihatnya. tentu saja tidak mirip kan papanya bule hehe..."


Evelyne mengikuti langkah mamanya, menuju ruang tengah. jantung Evelynne kebat kebit tak menentu saat akhirnya ia melihat punggung Marc. Evelynne berusaha senormal mungkin bersikap. namun detak jantungnya yang cepat, persendiannya yang serasa mau lepas, gejolak diperut seperti banyak kupu kupu di dalam. Ulu hatinya terasa terbakar. Keringat dinginpun mengucur. Persendian seperti tidak lagi di tempatnya.  



****



"Sudah bangun? Eve?' tidurmu nyenyak sekali


Suara mama terdengar jelas di telinga Eve. Eve mengerjapkan matanya, cahaya lampu kamar seperti menusuk nusuk matanya. Eve berusaha beradaptasi dengan cahaya yang masuk. Entah apa yang terjadi.


"mam? " panggil Eve pada mamanya


"Iya sayang,,,"


"Eve pusing mam..." keluh Eve manja sambil memegangi kepalanya. Rasanya berdenyut denyut.


"Makanlah dulu, mama udah siapkan bubur, mama suapin ya? setelah makan pasti pusingnya hilang"


Mama menambahkan satu bantal lagi di belakang kepala Eve, agar posisinya lebih tinggi.


Bubur dalam piring itu tinggal 1 sendok lagi, ketika mama dengan sendu berkata


"maafkan mama ya sayang...'


"mam, kenapa? kok tiba tiba minta maaf?"


'Iya, mama sudah tau semuanya...."


Tiba tiba Eve teringat Marc. Ya Tuhan, apa yang terjadi semalam. Semalam Marc dan Anabelle datang. Eve belum sempat menemui. jangan-jangan selama Melly dan Marc sudah menceritakan semuanya. Ya Tuhan !!!


Eve pasrah, pasrah jika hari ini juga dirinya tidak diakui sebagai anak lagi oleh keluarganya, dijauhi oleh semua saudara, mungkin juga dihujat oleh para mahasiswanya. Habislah semuanya


"Semalam, mama menemukan suratmu untuk Ryo. Mama membacanya. Mungkin ini alasan kamu belakangan ini banyak diam, dan sedikit makan. Kamu tidak seperti calon pengantin yang bahagia dengan hari pernikahannya yang semakin dekat. Maafkan mama dan papa yang terlambat menyadari, kalau kamu sebenarnya keberatan dengan perjodohan ini. Papamu sangat menyayangimu, dia paling merasa bersalah jika kamu tidak bahagia dengan pernikahanmu dengan Ryo. Papamu sudah menghubungi keluarga Ryo untuk membatalkan pernikahan" ucap mama panjang lebar sambil mengusap butiran bening di ujung matanya, bibirnya membentuk senyum tulus penuh kebijakan.


Evelyn tak sanggup berkata apapun, ia menghempaskan tubuhnya dalam pelukan mama, dan tangisnya pun pecah di sana. Seiring dengan air matanya yang deras beban dalam dadanya terangkat, da ketika air matanya telah kering, beban itu pun menguap. Ada perasaan lega, karena selama ini Eve tertekan dengan hari pernikahannya yang semakin dekat, ia ingin membatalkan namun tidak kuasa.


Mama memeluk Eve penuh sayang, dibelainya dengan lembut rambut panjang Eve. 


'Makasih mam, I love you..., eve ngga tau harus  ngomong apa kecuali terimakasih"


Sejurus kemudian, Papa masuk


"Kamu sudah tidak perlu memikirkan bagaimana undangan yang sudah terlanjur disebar, itu urusan papa, Papa sudah siapkan tiket untukmu, kamu bisa menangkan diri, biar papa dan mama yang mengatasi semua di sini. Saat kamu kembali semua akan baik-baik saja"


Eve ganti memeluk sang Papa. 


'Sudah jangan nangis lagi, ayo senyum he? Oh iya semalam waktu kamu pingsan. Papa ngobrol sama Marc, sebab mamamu dan Melly sibuk ngurusin kamu yang pingsan. Kasian dia, jadi papa temani dia dan anaknya yang lucu itu "


Eve terkesiap. Marc !!! di mana dia sekarang? Ya Tuhan...Annabelle. Pekik Eve dalam hati.


Sejenak Eve melepaskan pelukannya. "papa ngobrol apa?"


"Papa baru tau ternyata dia pebalap motoGP, papa benar benar ngga sangka, dia juga Duta lingkungan, dan cara berpikirnya itu Papa suka, "


Dalam hati Eve berbunga-bunga, meski ia tau kata kata itu bukan untuk dirinya tapi untuk Marc.


"Cara pikir?" tanya Eve penasaran


papa mengangguk yakin sebelum berbicara " Iya, dia laki-laki yang sangat bertanggung jawab eve, ia merawat anaknya sendiri, papa bisa melihat dari matanya ia sangat menyayangi anak itu "


Eve mengingit bibirnya.....Menghujat dirinya sebagai ibu yang tidak bertanggung jawab. 



****

IN FLIGHT JKT-VLN

Marc memeluk Annabelle. Setidaknya dirinya merasa beruntung memiliki Annabelle, sehingga memiliki alasan untuk terus bernafas, untuk terus tersenyum dan tegar. Waktunya untuk terus setia menunggu Eve habis. Eve adalah calon pengantin, yang tinggal beberapa hari lagi. Niatnya untuk merebut Eve dari calon suaminya ia kubur dalam dalam. Kekonyolannya pergi ke Indonesia demi cinta sejati adalah puncak kegilaanya. Tidak menyesal karena tidak ada gunanya. Setidaknya sudah berusaha maksimal. Marc memandangi Annabelle yang terlelap di pangkuannya. Lalu mengecup pipi gembil bocah itu. Kasihan Annabelle kelelahan, untuk seorang anak berusia 5 tahun, perjalanan KL-JKT-JKT-VLN dalam 3 hari bukan perjalanan yang pendek.


setelah menempuh perjalanan hampir 17 jam, akhirnya mendarat dengan selamat di Manises Airport, Valencia -Spain. Marc melewatkan jumpa pers. 


Saat itu pukul 20.00 waktu setempat. Marc turun dari taksi, ia sengaja tidak menginfokan kedatangannya ke Hector maupun Santi. HPnya sengaja tidak diaktifkan. Marc membopong Annabelle yang masih tertidur sambil tangan kirinya menarik travelling bag.


Alex menemui Marc saat memasuki lobby, lalu membantu Marc membawakan tasnya.

"kalau dilihat tampangmu, sepertinya kau gagal" seloroh Alex


"yang penting bagiku aku sudah melakukan maksimal, hari minggu nanti saat kita race adalah hari pernikahannya. "


'So...?"


'Yap, hari senin kau boleh mengenalkanku pada calon kakak iparmu " Jawab Marc


Alex tergelak bahagia... " Nah dari dulu begitu doong, sampai sampai orang-orang menyangkamu gay, ini karena kamu tidak pernah pacaran. Aku harus tabah sebagai adik yang kakaknya dianggap gay , akhirnyaaaa aku tak lagi kesal dainggap memiliki kakak gay '


Marc terbahak mendengar alasan Alex.


Annabelle terkesiap mendengar suara tawa keras Marc. Tapi karena ngantuk berat, Annabelle hanya menggeliat lalu tertidur kembali. Marc megusap usap kepala Annbelle.

Sesampainya di kamar Marc menidurkan Annabelle di kasur. memandangi wajah Annabelle yang sedang tertidur lelap, Selalu saja cara itu membuat hatinya damai. Ia berjanji akan menjadi ayah yang baik, ayah tempat bercerita apapun bahkan hal terburuk yang di alami. Marc tidak ingin menjadi ayah ditakuti anaknya untuk bercerita. Marc ingin menjadi ayah yang komplit, sebagai ibu, sahabat dan tempat curhat untuk Annabelle. Itu saja.

****
PARIS

Charles de Gaulle Airport

Eve menghempaskan nafas lega. Akhirnya menginjakkan kaki kembali di Paris. beruntung ia memiliki visa panjang, jadi tiket hadia dari papanya bisa langsung dipakai. Eve melirik jam di tangannya, ia harus segera mencari kereta ke Orly. Beruntung sampai di paris pagi sehingga tidak terjebak macet menuju Orly.

Di kejauhan tampak menara eifel berdiri anggun, karena ini musim panas jam 05.00 sudah terang, matahri sedang ada di belahan bumi utara. Saat melintasi sungai seine, Eve melihat acara pemotretan, pasangan dengan baju pengantin. Eve menelan ludahnya. Hari ini seharusnya adalah hari pernikahannya dengan Ryo.

Hingga tadi malam Eve masih tidak bisa menghubungi Marc, juga Melly. Sesampainya di Orly masih jam 09.00 CET, sementara penerbangan masih kurang 2 jam lagi. Eve mencari wifi gratis. tidak sulit karena di eropa wifi gratis begitu berhamburan di mana mana. Akhirnya melalui FB chat ia bisa berkomunikasi dengan Melly

"hay jelekkkk kemana ajaa, lu sama marc ngilang ke mana?"

"tenangg gw ga nyulik Marc kok, gw di KL dan Marc ke Valencia"

"kok ngga bisa di telfon sih neeek? "

'iya, hape gw ilang, dan gw belom sempat ngurus sim cardnya"

"astaga....'

'eh hari ini lu nikahan kan??"

'Ngga jadi, udah dibatalin...."

"eh batal??? gimana ceritanya..."

"ceritanya panjangggg"

'sepanjang apapun gw dengerin deh"

'tangan gw pegel nulisnya kalo lewat chat nanti aja kalo ketemu, atau kalo lu udah beli HP baru"

'iyaaa....segera hehe, lagi di mana sekarang, Marc harus tau kalo lu ga jadi nikah"

'gw ga bisa kontak dia, lu ada nomor asistennya? atau alex atau siapa?'

'ada ntar yah...."

'mana?"

"ga ada, kan Hp gw ilang..."

'yahhhh..."

'maaph"

'ya udah gw close dulu ya bentar lagi boarding "

'hah boarding ? lo lagi dimana?'

'orly"

'orly mana? prancis ?"

'Iya'

'Lu ngga ke valencia?"

pertanyaan terakhir tidak terbaca, wifi down dan waktu boarding pun tiba.




RACE DAY - Valencia


Alarm sudah menjerit jerit pukul 08.00 pagi, Marc meraba-raba nakas di sampingnya, mencari cari Hpnya yang dalam  beberapa hari terakhir ini hanya berfungsi sebagai alarm. Snooze. Lalu Marc tertidur lagi, jika tidak ada Annabelle sifat malas bangunnya kambuh. Dulu sebelum Annabelle lahir Marc selalu saja bangun sejam atau setengah jam setelah alarm berbunyi.

"Plak!!" Marc terperanjat, matanya terbelalak. tepat di depan wajahnya  ada Alex yang sudah lengkap dengan pakaian balap dan helmnya

Marc panik terbangun. saat disadarinya tidak ada siapa siapa dikamarnya. ternyata hanya mimpi.

Cuaca Valencia hari itu sangat panas, Marc memilih ban medium, jika lap panjang dan cuaca panas pastilah ia akan lebih memilih ban hard, karena Valencia kecil sirkuitnya, marc pilih ban yang medium. Menempati P1, matanya tertuju pada pria pembawa bendera yang akan menghilang seiring dengan berubahnya lampu start menjadi hijau. Entah mengapa seperti ada magnet yang membuatnya ingin menoleh ke deretan penonton di main grand stand. Marc menoleh dan dilihatnya sosok evelynne. Marc menepisnya. "Ini pasti halusinasi, ini adalah hari minggu. hari pernikahan evelynne. jadi tidak mungkin evelynne ada disini. ini pasti pengaruh alam bawah sadarnya yang masih menginginkan evelynne.

Saat lampu menyala hijau marc memutar gas semaksimal mungkin dan bayangan Eve pun menghilang.

lap terakhir, Marc finish dengan jarak lumayan jauh dengan Rossi di belakangnya. Kemenangan di Valencia biasanya sangat melegakan, tidak kali ini. Ada rasa sedih, karena Marc tau di ujung benua sana tepatnya di jakarta, adalah hari pernikahan Eve, seorang wanita yang telah menyandera hatinya. Meskipun berkata pada diri sendiri untuk membuka lembaran baru, rasany amarc tidak ingin berganti lembaran. seandainya hari senin besok adalah lembaran baru Marc tidak ingin berganti hari. marc tidak memedulikan Rossi yang mengguyurnya dengan champagne atau dani yang mengajaknya toast. Jiwanya seperti sedang melayang tidak ada di podium tertinggi itu. Tiba tiba sosok Eve muncul kembali di antara penonton di bawah. Marc memalingkan wajahnya. Dirinya sudah benar benar gila, alam bawah sadar nya begitu kuat mencengkeram bayangan Eve.

***

Eve menyeka keringatnya, perjuangannya mengejar penerbangan dari Orly ke Valencia, sia sia. Marc sama sekali tidak memedulikannya. bahkan saat di podium saat padangan mata nereka bertemu Marc justru membuang muka. Eve merasa seperti orang tolol. dengan baju yang basah kuyup karena keringat dan membawa tas seberat 20 kg, Eve berjalan tak tentu arah, ia sama sekali belum melakukan pemesanan hotel dan karena hari ini race day semua hotel penuh. Lengkap sudah penderitaannya. tuhan ambillah nyawaku saat ini juga jika Engkau berkehendak.

Eve terduduk lelah di atas kopernya. hapenya tinggal sedikit baterainya. Eve membuka AirBnB. Semoga ia beruntung medapat tempat tidur yang nyaman. Matanya berbinar, pertanda baik. namun sedetik kemudian berubah mendung karena ayar HPnya hitam, baterai telah benar benar habis.


to be continue











Minggu, 05 Juli 2015

The Serial of Marquez Family #11






Ada bintang tamu di TSOMF 11 - Luca Marini









TSOMF masuk musim ke 11, waaw. Dulu waktu saya pertama kali keidean nulis cerita komedi keluarga Marquez, nggaaa pernah ngebayangin bakal sampai seri ke 11. Dan saya masih menjadi penulis manja, karena cuek sama typo. Menurut saya nulis di blog pribadi seperti ini adalah masa bebas, bebas nulis ide apa aja, bebas typo juga karena ngga akan dibalikin sama dosen pembimbing. Yap ini adalah FF blog bebas, asal kalian mudeng boleh ketawa, ngga usah dipikirin masalah typo. Cukup tugas akhir aja yang bikin migren koreksi typo. Nanti kalo isi blog ini mau dicetak, saya bakal sewa editor kok. Kedua, tentang gaya bahasa, saya membuat diri saya sebebas mungkin di sini, saya nulis apa yang saya mau. Kalo mau bilang bahasa saya amburadul, silahkan angkat kaki dari planet FF saya ini. pergi aja sanah ..husshh husssh !!. Blog ini just for fun, bukan pencitraan apalagi kepengen dapet A jadi ngga perlu kritik, komen boleh asal asyik asyik aja karena ini tentang yang asyik-asyik hahaha. Duh kayaknya kebanyakan nih kata pengantar dari penulis..maaapph xixi..



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


TSMOF, season 11

Marc dan Alex baru saja sampai dari Assen. Hasil race memuaskan, terutama untuk Marc. Sepanjang musim sudah 3 kali ia ditimpa DNF, termasuk di Catalunya, bahkan di lap pertama. Tapi bukan Marc namanya kalau ia bersedih. Nothing to lose, yang lalu biarlah berlalu, let it flow. Sesuai ramalan di vonvon, Marc Marquez Alenta adalah orang yang tidak pernah marah dan selalu bahagia. Sepertinya marc lulus ujian, hadiahnya adalah P2 di Assen.



Sejak pindah ke Andorra, kamar Marc dan Alex tidak lagi berbagi. Masing-masing punya kamar dengan ukuran super besar. Mereka berpisah di anak tangga ke 8, selanjutnya ada 2 anak tangga menuju masing-masing kamar.



“Met istirahat ya bro!” ucap Marc sambil mengacak rambut Alex.



Alex sebetulnya tidak suka kebiasaan Marc yang satu ini, sebab membuatnya seperti anak berumur 6 tahun. Alex mengibaskan kepalanya, sambil menjauhkan Marc dengan kakinya



“Dasar adik kurang ajar !” umpat Marc sambil nyengir



“Sok tua lu , weeew “ lalu Alex bergegas naik dan menghilang dibalik pintu kamarnya.



Marc meringis, sambil mngusap pahanya yang kena tendang Alex. Sayup-sayup terdengar suara perempuan menangis dari kamarnya. Marc mengendap-endap. Konon disekitar rumah Marc di Andorra ini memang angker, katanya pernah ada gadis yang bunuh diri. Adrenaline deras mengucur mungkin lebih kencang daripada saat lampu hijau menyala saat race. Marc yakin suara itu dari kamarnya. Pelan ia buka pintu kamarnya. Tidak ada siapa siapa. Kasurnya kosong, sofa di kamarnya juga kosong, kamar mandi juga kosong. Tapi suara tangis itu masih ada.



“hiks hiks.....maaaarc “ suara itu memanggilnya, Marc hampir pipis di celana seandainya tidak segera sadar itu adalah suara Alicia.



‘Alicia, kamu di mana ? “



“Di sini hik hiks,....”



“Kamu ngapain sih duduk di atas lemari, ayo turun “



Alicia menggeleng. “Ngga mau...aku mau bunuh diri “ jawab Alicia sesenggukan



“HAAH??” Marc ternganga



“Serius Al?”

Alicia mengangguk



“Caranya?” tanya Marc, ia tau adik kecilnya ini sering bertindak konyol



“Lompat dari lemari hiks hiks ‘ dan tanpa diduga Alicia langsung melompat

Marc segera menangkap tubuh Alicia, keduanya tersungkur di lantai dengan posisi tubuh Alicia yang menindih Marc.

Tangis Alicia terdeam di dada Marc. Marc membelai rambut halus Alicia dengan penuh sayang.



“Alicia, bunuh diri jatuh dari atas lemari itu ngga akan mati, kamu tau? “



‘Trus biar mati, lompat dari mana?’



“Ngga usah bunuh diri, nanti juga semua manusia bakal mati. Kamu tunggun aja gilirannnya”



Tangis Alicia malah makin menjadi.



“SSShhh, cup cup jangan nangis...” ucap Marc sambil menegakkan kepala Alicia yang tergeletak di dadanya, dengan kedua ibu jarinya ida menghapus air mata Alicia



Meski badan Alicia kurus tapi berat juga, Marc berusaha bangkit. Alicia tidak beranjak, ia tetap melekat di badan Marc, persis anak monyet nemplok sama induknya.



‘udah dong nangisnya....” rasa lelah post-race ditambah rengekan Alicia makin menguji kesabarannya.



“Air matanya keluar sendiri,,, hiks hiks....ga bisa berenti “ sanggah Alicia manja.



Marc meniup wajah Alicia, lalu mengecup kening adik kesayangannya itu. Kebiasaan Marc sejak Alicia kecil untuk menghentikan tangisnya dengan meniup lembut wajah Alicia.



“Cerita kenapa nangis?”



Sambil terisak isak, Alicia bercerita “Al, diejek temen temen karena belum punya pacar, semua temen Alicia udah punya pacar. Al ngga boleh main sama mereka kalo Al belom punya pacar”



“Udah ngga usah sedih, kakak traktir yuk...” Ajak Marc untuk menghibur



“Ikuuutttt !!” tiba tiba Alex muncul. Fenomena aneh ke 2 di rumah itu adalah Alex! Ia selalu muncul saat ada makanan, terutama makanan gratis.



Marc dan Alicia memutar bola mata lalu secara bersamaan keduanya berucap “Cape deehhh”


-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sister-brother time !



El Gran Cafe Restaurant, La Vella Andorra


Sebuah mobil sedan putih meluncur menuju Carrer prat de la oreu, lalu berhenti dan parkir di depan sebuah restaurant bernama El Gran Cafe, sesuai rekomendasi Alex yang doyan makan. Setiap ada restaurant baru di Andorra pasti langsung diburu Alex. Herannya meski doyan makan badannya ngga gendut. Kakinya masih kayak tusuk gigi.



Mereka duduk di salah satu sudut terluar resto. Pelayan datang menghampiri “ Mau pesan apa?”



“Alicia kamu pesan Beef Bourguignon aja itu enak ..”.



“Marc kamu kan suka pasta, di sini spaghettinya enak, dan ada taburan keju Parmigianino Reggiano, itu keju paling enak di italia, cobain deh “



Kalo minumnya kita beda beda aja biar bisa saling nyoba



Alicia langsung protes “ interupsi!, keberatan. NO saling nyobain “



Alex nyengir, misinya gagal. Marc mengacungkan jempol ke arah Alicia.


Si mas-mas pelayannya cuma senyum senyum. Tugasnya menjelaskan sudah diambil alih Alex. Pantas saja Alex ini ngga punya tabungan, kerjaannya kalo ngga lagi race cuma makan-makan, shopping dan jalan jalan.

“Sudah bisa dicatat pesananya?” tanya si pelayan

Marc dan Alex menyebutkan pesanan masing masing, dan sekarang giliran Alicia ..

“Untuk pembuka creme brulee, lemon ice...” lalu Alicia diem lama...

Sejak kecil Alicia kurang doyan makan, sangat sedikit makanan yang disukainya dan amat jarang menilai makanan enak. Ngga heran kalo badan Alicia sejenis Alex. Cuma Marc yang omnivora sejati.


Dua menit kemudian....si pelayanan menanyakan menu utamanya
“Main course-nya nona?”



“ hmmm apa yaa? Oh ini aja Gambas Ajillo”



“Single or double?”



“Jomblo” jawab Alicia polos



Marc dan Alex langsung terbahak sambil memegangi perut. Alex bahkan sampai keluar air mata saling gelinya.



Marc berusaha meredakan tawanya, lalu mengacak rambut Alicia dan mencium keningnya.



“Single, aja menu double terlalu besar untuk dia “ Ucap Marc mewakili Alicia. Pelayanan itu bergegas pergi mengambil pesanan



“Ooooh ukuran menunya....” seloroh Alicia, lalu tertawa terpingkal pingkal menertawakan dirinya sendiri. Marc dan Alex cuma bengong sambil saling tatap. Yaahh she is our lovely sister! No Choice brotha!!

-------------------------------------------------------------------------------------------

MAK COMBLANG



Cinta pertama, cinta yang tak terlupakan, tak terlupakan buat Alicia juga Marc, Alex, Mami Roser dan Papi Julia.

Alicia uring2an karena cuma dia satu-satunya yang belum punya pacar. Gengsi dan demi harga diri dan demi ngga dikucilkan dari pergaulan. Haduh mazhab mana yang alirannya begini?







Akhirnya Marc dan Alex bikin list nama-nama rider yang bakal dikenalin ke Alicia. Satu-satu dikenalin, tapi hasilnya nihil dengan berbagai macam alasan.





1. Karel hanika...ditolak karena ternyata suka ngasi hadiah berupa sovenir gratisan dari sponsor

2. Fabio quartararo, cuek. sering lupa janji. Suatu hari janjian ngejemput ternyata telat, terpakasa Alicia jalan kaki, saking dendamnya Alicia ngempesin ban motor fabio.

3. Enea bastianini, selalu ngajak makan spaghetti di italian ristorante punya bokapnya, alicia sampai mual mual bosen makan spaghetti, meski sebenrnya Marc girang karena sering kebagian pasta gratisan

4. Maverick, ketauan modus cuma jadi mata mata kegiatan Marc, Alicia sadar cuma diperalat, milih kabur

5. Pol espargaro, awalnya akur karena sama-sama suka kucing, tapi akhirnya ribut karena kucing mereka adalah rival di perlombaan.


Menyerah, ngga tau mesti ngenalin ke siapa lagi yang masih jomblo. Alasan lain adalah, ngga enak juga sebab Alicia terlalu selektif, meski kepepet ngga punya pacar tetep aja pilih-pilih.


****

Marc baru selesai mandi, cuma berlilit handuk. Tapi getaran ponsel di meja membuatnya menunda berpakaian. Marc mampir duduk dan membuka ponselnya. Tersungging senyum di wajahnya. Marketa bersedia menjadi UGnya di Sachsenring. Sebenarnya sejak masih sama-sama kecil dan masih menjadi pebalap minimoto, Marc sudah ada hati dengan Marketa. Tapi ada rasa takut Marketa menjauh jika dirinya mengutarakan isi hatinya. Jadi seperti ini. Temen tapi temen. Alias gaje.


Baru saja Marc akan membalas pesan Marketa, tiba tiba dari arah belakang Alicia muncul dan menyerbu Marc dengan pelukan gembira.


‘Maarccccc!! Muah muah “ Alicia meneriakkan nama Marc lalu menciumi pipi kanan-kiri abang kesayangannya.


Marc bukan membalas pelukan Alicia tapi justru memegangi ujung handuk yang melilitnya. Alicia masih bersandar di dada Marc sambil senyum senyum. Marc mengerutkan alisnya


‘Al, kok girang begitu, kenapa? Jangan iseng ya!” tetiba Marc waspada


Alicia melepaskan pelukannya, lalu duduk di bibir tempat tidur Marc, tidak menjawab. Malah sekarang berbaring di tempat tidur Marc sambil menatap layar Hp yang di pegangnya.


Marc cuma bisa geleng-geleng, segera menghilang ke balik pintu lemari pakaian dan berbusana sebelum kejahilan Alicia muncul. Pernah satu waktu Marc keluar kamar mandi cuma pakai handuk dan Alicia menyembunyikan kunci lemari pakaian, akibatnya hampir setengah harian cuma pake handuk doang. Kadang-kadang Alicia keterlaluan kalo ngerjain kakaknya.


Marc sudah selesai berpakaian, Alicia menghampiri Marc dan menarik tangan Marc, mengajaknya duduk di sofa kamar.


‘Aku mau cerita...” ucap Alicia dengan wajah berbunga bunga


‘cerita apa?” Marc merespon sambil membetulkan kerah bajunya



“aku udah punya pacarrr..yipiiiii “ Alicia girang sambil tepuk tangan untuk dirinya sendiri


Marc membetulkan posisi duduknya untuk lebih condong ke Alicia “ Oh Yaaa? Sama siapa?”


“Coba tebak sama siapa?”


Marc merem sejenak. Mikir keras. Adik bungsunya ini kan negga pernah keluar rumah kecuali ke sekolah. Sejak terakhir kali ada cowok di sekaloah Alicia naksir Alicia trus kena tonjok Alex, ngga ada lagi yang berani deketin Alicia. Dikenalin sama anak-anak moto3, moto2 sampai motoGP semuanya ngga sesuai kriteria.

Marc menggeleng " Give up !"

“Luca, hihi...” jawab Alicia sambil menutup bibirnya dengan jemari tangannya


Marc melotot ngga percaya “Luca siapa ? Temen sekolah ?”


Alicia menggeleng “ Luca Marini..., “


“Whattt ??” Marc tepok jidat. Seingat Marc nama Luca ngga masuk daftar calon yang akan dijadikan target.

“Marc, takut kalah ganteng ya? Udah kalah tau, hmmm sekarang paling ganteng buat aku Luca, nomor dua kamu, nomor 3 Alex nomor 4 Papi, kamu masih masuk 5 besar cowok terganteng versi Alicia, tenanglah...’ jawab Alicia sambil menepuk-nepuk bahu Marc, lalu cekikikan kemudian meninggalkan Marc di kamarnya.


Marc ngga habis pikir kok bisa secepat itu jadian sama Luca, padahal ketemu baru waktu di Assen minggu lalu. Sementara dirinya memendam cinta bertahun tahun dengan Marketa sampai hari ini statusnya masih ngga jelas.

“dasar anak jaman sekarang “ umpat Marc


Baru saja Marc hendak merebahkan diri, kepalanya hampir mendarat di bantal. Pintu kamarnya diterjang Alicia


‘Maaarrrc!!! Luca akan menikah denganku aaaaahhhhhh ‘  teriak Alicia bahagia sambil berputar putar riang di hadapan Marc



Marc spontan bangkit, kepalanya berdenyut denyut karena kaget. Entah kapan Alicia membiarkannya istirahat.


‘Marc aku akan menikah dengan Luca!, baca ini “ kata Alicia sambil menyodorkan hpnya


berjanjilah, kita akan menua bersama selamanya, 13 tahun lagi aku akan menikahimu..

kita akan punya 4 orang anak yang lucu-lucu. 13 tahun lagi kau akan menjadi Alicia Marini



Marc sampai tidak tau harus komentar apa, bisa bisanya Luca sudah punya rencana menikah padahal kakak tirinya sampai sekarang masih jadi bujang lapuk. Entah harus khawatir atau tertawa membacanya. Wajah Marc datar. Alicia tidak peduli dengan ekspresi kakaknya yang nanggung, ia mengambil lagi hp nya lalu keluar kamar Marc sambil bernyanyi riang.



....



13.00 CET



Rufea



Marc, Alex, Tito, Navarro. Hari itu mereka berempat janjian nge-dirt track di sirkuit tanah merah. Mereka sedang asyik ngobrol sambil menikmati makan siang sebelum latihan di lanjutkan setelah istirahat siang. Alex menghentikan aktivitas makannya sejenak, mengangkat telefon



‘Halo al, ada apa?” tanya Alex sambil mengunyah sisa makanan di mulutnya



‘Al,...ngomong apa sih, ga jelas...”



Lalu menyerahkan hpnya ke Marc.



“Nih Alicia, pusing ah, sambil nangis ngomongnya ga jelas' ucap Alex kesal



“Nangis?” tanya Marc khawatir



‘Hai Al, kenapa sayang hunny bunny sweety? kenapa nangis?’ tanya Marc memanjakan



“Marc,,,hiks hiks,, aku putussss huhu uhuk uhuk “



“tenang-tenang jangan nangis terus nanti asmanya kumat lagi,,,,putus gimana ?’



‘Luca jahat. Jahatttttt “ teriak Alicia



“Eh jangan teriak teriak gitu, nanti tetangga pada panik" Marc panik juga, sebab Alicia kalau berteriak bisa 7 oktaf, khawatir di laporin polisi dikira ada apa-apa di rumah.



“Ngga peduliiiiii, hiks hiks aku broken heart!!!!, marc sempotan serangga disimpen di manaa?’



Waduh, jangan jangan Alicia niat bunuh diri minum racun serangga, wah Marc harus segera kembali ke rumah.



‘Alex, aku pulang duluan ya, Alicia sendirian. Kau temani tito dan navarro dulu, besok lanjut lagi okay?" Marc pamitan



Tanpa menunggu jawababn Alex, Marc sudah menghilang.





.....


Luca dan Linda




Dengan menggunakan kunci serep Marc langsung menerjang masuk, ia mendapati Alicia tengah menangis pilu sambil memeluk lututnya. Si maru duduk diam sambil menatap Alicia. Kucing itupun bingung harus bagaimana.



Marc langsung memeluk Alicia, dan tangis Aliciapun pecah di dada Marc.



“Marc, aku putus dengan Luca ...rasanya seperti mau kiamat’



“kenapa, siapa yang mutusin ?’



‘Aku yang mutusin, soalnya aku nemu foto luca sama perempuan lain, luca bilang itu kakaknya, aku ngga percaya kakaknya luca kan laki-laki....huhu ternyata dia playboy cap duren tiga jadi texting message ke Luca bilang kita putus aja”

‘Astagaaaaa”



“Trus sekarang, udah dibalas ?”



“udah, apa katanya?”



“oke, putus huhuhuhu “ nangisnya Alicia makin kenceng



Akibat Alicia putus cinta terpaksa Marc nemenin Alicia tidur semalaman dan merelakan kaosnya basah kena air mata dan jadi elap ingus Alicia. Marc mungkin cuma tidur 2 jam.



Keesokan paginya, usai mengantar Alicia sekolah, Marc ke Rufea, karena sudah janji mau nge-dirt track lagi. Sebenernya ngantuk luar biasa, tapi udah terlanjur janji sih...



Pikiran Marc ngga tenang juga, selesai nge dirt-track Alex, Tito dan navarro ngajakin nonkrong di Pyreness mall, tapi Marc menolak. Marc milih pulang cepat.



Marc sengaja mampir ke sekolah Alicia, alih-alih ketemu Alicia malah temen-temen Alicia histeris ngelihat Marc muncul di sekolahan, pake ada yang pingsan segala lagi. Daripada dituntut polisi karena menyebabkan keramaian massa, Marc milih segera kabur.



Sampai di rumah, Marc langsung teriak-teriak manggil Alicia, Marc khawatir Alicia akhirnya nemu racun serangga. Waktu masuk rumah ngga sengaja kaki Marc kesandung kaleng racun serangga. Alicia ternyata menemukannya. Ngebayangin Alicia terkapar kayak kecoa terbalik karena minum racun serangga, bikin hati Marc kebat kebit.


Pantesan Marc udah teriak-teriak kenceng gak ada jawaban karena si Alicia lagi duduk di meja makan sambil dengerin musik pakai earphone.


Marc meletakkan kaleng racun serangga di meja makan, Alicia tak bergeming dia asyik dengerin musik sambil makan pasta. Akhirnya Marc mendekat dan melepas paksa earphone yang sedang dipakai Alicia.


“Apakabar ? “ tanya Marc kesal


‘Marc, balikin earphonenya ih ....rese deh ‘ berontak Alicia


“Tadi malem ada yang broken heart sampai pengen minum racun serangga, apa kabar ??” Tanya Marc menyindir. Yang di sindir malah cuma senyum senyum



Di wajah Alicia sama sekali ngga ada bekas-bekas patah hati, seperti ngga ada apa-apa semalam, padahal ulahnya itu sudah bikin Marc kepikiran dan ngga tidur.


“hehehe...udah jadian lagi dong, nanti Luca malah mau ke sini, sama cewek yang ada di foto itu. ternyata cewek itu pacar baru kakaknya. hehe ....huuu lagian siapa yang mau minum racun serangga? “

"Kemarin kamu nanyain racun serangga kan ?"

"Kan nanya, mau dipake buat semprot semut, itu sepatu Alex buat sarang semut, apa mau dibiarin aja semut itu bikin istana di sepatu Alex?
"
Marc melotot, sambil menelan ludah lalu garuk-garuk kepala yang ngga gatel sama sekali. Sia-sia mikirin Alicia. Tanpa berkomentar Marc langsung masuk kamar, lalu mandi untuk mendinginkan kepalanya.
****
DONE! sampai jumpa di TSOMF selanjutnya