Powered By Blogger

Senin, 12 Mei 2014

Alyssa #serial cantik2




Alyssa POV
Akhirnya sampai juga di La Parra airport, Jerez. Aku di jemput vanessa. Lumayan lama menunggu. Tapi yang penting ada yang menjemput. Kelewatan juga sebetulnya karena Marc menyuruh vanessa menjemputku.

"Hey...Alyssa!! Akhirnya kita jumpa lagi!" Sambut vanessa ketika bertemu. Terakhir kami bertemu di sepang tanggal 5 February lalu. Vanessa orangnya asyik, bisa jadi teman yang seru untuk belanja asesoris dan ber spa ria.

"Aaah senangnyaaa bertemu denganmu lagiii..." balasku sambil memeluk vanessa.
Aku sebenarnya tidak ada rencana nonton live di jerez. Semua serba mendadak. 

Karena mendadak itulah visa terlambat keluar akibatnya penerbanganku ditunda sehari, sehingga melewatkan free practice tadi pagi.

Vanessa membawaku ke hotel vita palmera plaza tempat kami menginap. Kami sampai di hotel jam 00.00. Masih punya waktu 5 jam untuk tidur sebetulnya. Entah kenapa, badanku rasanya berat sekali, saat aku bangun pagi Vanessa sudah tidak ada di kamar. Vanessa pasti sudah pergi pagi tadi bersama marc dan teamnya.

Kepalaku berdenyut denyut. Punggungku sakit. Perutku mual dan kembung. Aaah aku paling tidak suka gejala pre menstrual syndrome ini.

Aku melirik meja kecil di samping tempat tidur. Ada amplop pink bertuliskan namaku di depannya.

"Halo cantik...masih capek ya. Aku melarang vanessa membangunkanmu. Kata vanessa kamu nggak enak badan.
Kalo kondisimu memungkinkan datang ke sirkuit ya, aku perlu body guard hehe...
Sayangmu...
Marc"

Aku tertawa kecil membacanya.
Sinar matahari mulai menembus tirai. Aku membukanya dan mataku tak mampu membuka maksimal. Silau. Hari ini cuaca di jerez cerah bahkan kelewat cerah. 

Terbayang panasnya di sirkuit siang nanti. Membayangkan itu membuat aku malas keluar kamar sebenarnya. Tapi tidak mungkin aku seperti itu, masa sudah jauh jauh datang cuma untuk tidur.

Demi marc, aku segera mandi dan berkemas. Aku memakai  kaos turtle neck tanpa lengan warna pink. Hampir semua kaos ku turtle neck, karena marc tidak suka jika belahan dadaku terlihat dan supaya leherku tak terlalu nampak jenjang. 

Leherku membuat marc hilang konsentrasi katanya. Tapi kurasa marc bohong. Kadang kadang ia terlalu membuatku melambung. Kaos pink itu aku padukan dengan rok jeans selutut. Setelah merasa oke di depan cermin, aku bergegas ke lantai 2 dekat swimming pool untuk sarapan sebelum menyusul marc ke sirkuit. Ternyata aku lupa mengisi batre hape. Aku tidak tau kendaraan ke sana. Lebih baik aku tanya saja ke resepsionis.

"Sir, how can I get to jerez circuit?"

"Don't worry shuttle car to jerez is already provided"


****
Marc POV

"Vane coba kau telfon Alyssa, aku menelfonnya tapi tidak aktif, aku khawatir karena dia sendirian di kamar"
Vanessa coba menghubungi Alyssa, hasilnya nihil.

"Sama marc, tidak aktif. Kurasa di lupa tidak mengisi baterai. Sudahlah di tunggu team tuh, sebentar lagi fp4"

Aku belum terbiasa dengan ban medium sebab dari awal musim aku pakai hard tyres terus. Penyesuaian. sebetulnya masalah ku itu saja, ke dua menjaga konsentrasi. Balapan tanpa overtake membuat adrenalinku tidak keluar sehingga kehilangan konsentrasi seperti di austin, beruntung gap dengan dani jauh. Aku berharap semoga Alyssa tidak kenapa kenapa.


writer POV

Sesampainya di sirkuit Alyssa menuju tribun karena free practice sudah mulai maka tidak memungkinkan dirinya masuk ke paddock.

Panasnya keterlaluan!! Saat sendirian seperti ini terasa sekali tanpa gadget. Bingung harus ngapain. Alyssa melangkah ke bibir tribun, tepat di seberang sana paddock marc. Rolling door paddock hanya terbuka sedikit.

Alyssa menunggu pintu terbuka 100 persen. Alyssa menggulung rambutnya ke atas, gerah sekali. Kabarnya suhu saat itu 29 celcius.

Alyssa terkejut ketika vanessa tiba tiba muncul dari belakangnya.

"Ngapain di sini? Ayuk ke paddock!!" Ajak vanessa

"Emang bisa? Kan udah mulai.."

"Bisaaa, ayuk ikut ...."


Post FP4

Akhirnya alyssa bisa ke paddock atas bantuan vanessa. 

Marc baru saja masuk paska menyelesaikan FP 4. Tidak begitu baik hasilnya bahkan hampir saja ia terjatuh di gravel serta masalah mesin yang sempat mati. Marc melepas helmnya ketika duduk di paddock dia masih belum menyadari kehadiran Alyssa. Alyssa duduk menatap marc dari kejauhan, dari dulu Alyssa selalu suka saat wajah marc merah dan berkeringat seperti sekarang.

Tidak terasa ternyata sudah hampir 3 bulan tidak bertemu marc. Alyssa menikmati setiap inci wajah marc yang basah oleh keringat. Ia nampak serius memberi brief pada timnya. Cara di berbicara pada timnya memancarkan aura leadership dalam dirinya. Alyssa masih lekat menatap marc. Hingga akhirnya marc sadar ada sepasang mata yang sedang menatapnya. Marc menoleh, didapatinya Alyssa wanita yang sangat ia rindukan tengah duduk menatapnya. Tatapan mata mereka bertemu, hanya saling menatap. Marc beranjak dari duduknya meninggalkan teamnya yang sibuk melakukan improvement berdasarkan input dari marc tadi. Masih menatap Alyssa disusul senyum yang mengembang. Sekian lama hanya 2 pasang mata saling menatap.

"No one ever saw me like you do
All the things that I coukd up too
I never knew what just what a smile was worth
But your eyes say everything without a single word"

"Aahh marc...rasanya terlalu munafik jika aku bilang aku kesini hanya terpaksa, rasanya terlalu naif jika aku bilang aku tidak rindu, dan terlalu jumawa jika aku bilang aku tidak peduli jika kamu dipeluk wanita lain...aku mencintaimu marc, begitu sulitkah aku mengaku cinta..."  desah hati Alyssa.

Marc menepuk pipi Alyssa sama persis seperti yang biasa ia lakukan pada pique maupun rabat. "Hehehe...bagaimana tidurmu putri tidur??" Tanya marc menggoda.

Alyssa tersipu malu. Tidak bisa dipungkiri dirinya termasuk jenis manusia yang tidak bisa kurang tidur.

"Panass sekali yahh..."jawab Alyssa tidak menggubris pertanyaan marc. Pikiran Alyssa tidak fokus dan koordinasi antara otak hati dan mulutnya siang itu kacau. Dirinya sibuk mengatur detak jantung yang tak beraturan ketika marc semakin dekat dan terus mendekat hingga tak berjarak.

Marc menatap Alyssa lagi, lalu mengulurkan botol minuman di tangannya.

 "Minumlah...panas sekali memang..."
Alyssa menerima botol itu dan langsung meminumnya. Cukup ampuh menenangkan dirinya. Sungguh aneh hari ini sebenarnya entah pertemuan yang keberapa dengan marc namun tetap saja rasanya sama seperti saat pertama bertemu. Getaran itu...sorot mata itu...tak ada yang berubah masih membuat ritme berelevasi tak keruan.

Untunglah vanessa muncul, membuat Alyssa agak rileks. Tak berapa lama muncul pula tante Roser. Alyssa berlari menghambur ke dalam pelukan tante Roser. "Alyssa sayang....seharusnya kau ada di setiap race, supaya marcmu ini tak macam macam..." sambut tante roser sambil memeluk Alyssa dan membelai rambut hitamnya.

"Aku kangen sama tante...." teriak Alyssa lantang. Jauh di dalam hatinya sebenarnya bertanya mengapa dirinya tidak bisa berkata seperti itu pada marc, padahal ia tau Marc pasti sangat menunggu kalimat itu. Alasannya hanya satu getaran dalam dirinya terlalu hebat hingga tak mampu mengeluarkan kalimat itu untuk marc, malah yang keluar dari mulutnya justru sebaliknya "hei jelek" padahal Alyssa tau dilihat dari sudut manapun marc tidak akan tampak jelek.

Alyssa vane dan tante roser terlibat obrolan seru. Marc hanya membiarkan dari kejauhan, sebentar lagi qualifikasi. Setidaknya pemandangan tadi, kehadiran 2 wanita yang dicintainya yaitu Alyssa dan mamanya seperti bahan bakar tersendiri bagi semangatnya.

Finally! Pole position ke 4 musim ini di raih lagi. spektakuler!!


####

Alyssa tungkurap dikasurnya jarinya asyik dengan gadgetnya.
"Al, apa kau jauh2 hanya untuk bermain gadget di jerez?" Tanya vanessa begitu keluar dari kamar mandi

"Mumpung ada wifi " jawab Alyssa tanpa menoleh.

"Kau lupa, marc menunggumu di cafetaria hotel?" Lanjut vanessa

"Aku ingat!, tapi aku malas ketemu di sana pasti dia bersama teamnya, aku malas digodain...salting ah"

"Hmmmhh..." desah vanessa sambil menggelengkan kepalanya.

Selesai merapikan diri vanessa bergegas keluar kamar.

"Aku makan dulu, kau ikutlah sekalian bergabung...yukkk harus terbiasa" bujuk vanessa

"Aku room service aja, bilang marc aku masih ga enak badan yah..."

"Oke...nanti kusampaikan..." vanessa menyudahi lalu keluar kamar meninggalkan Alyssa sendiri di kamar.
Ting tongg!!! Sepertinya room service sudah siap. Bathin Alyssa. Perutnya sudah sejak tadi berorkestra. Membuat Alyssa tidak jadi mengantuk. Lumayan lama pesananya datang. Alyssa melompat dari tempat tidur, setengah berlari ia menuju pintu.

Dan saat pintu di buka....
Marc berdiri tepat di depan pintu dengan sebaki makanan pesanan Alyssa.

"Ini pesanannya nona ...." goda marc sambil memaksa masuk ke kamar. Alyssa masih bengong di tempatnya.

"Udah bengongnya al! Ayo sini cepetan di makan.." ajak Marc sambil menarik tangan Alyssa.

"Ahhh sentuhan ituuu..." desah Alyssa dalam hati.

Marc sibuk menyiapkan piring dan sendok serta minuman di meja. Cekatan. Sudah terbiasa begitu di rumah.

Alyssa sangat terharu. Tidak seharusnya dia bersikap seperti tadi. Marc kan capek setelah qualifikasi masih ditambah harus meladeni dirinya makan.

"Marc...I love you..." desah Alyssa sambil mendaratkan ciuman lembut ke pipi Marc yang sedang menata makan malam untuk Alyssa.

Marc terhenti seketika, di tatapnya Alyssa..."I love you too dear...." jawab marc lalu melumat bibir Alyssa. Detak jantung Alyssa semakin tak keruan bahkan mungkin sudah tak ditempatnya lagi. Bernafaspun tak sanggup.
"Marc...marc...sudah sudah...aku.. aku laparrr..." kata Alyssa sambil tersengal sengal.

Marc tersenyum lucu, dan sedikit tersipu malu. Ia menggosok hidungnya dengan punggung tangannya. Pertanda nervous!
Selesai makan, jam menunjukkan pukul 22.00.

"Marc sudah malam...kembali ke kamarmu gih...besok race jangan sampai kurang tidur ntar ngantuk pas race kan ga lucu hehe..." akhirnya Alyssa bisa menetralkan dirinya dan santai.

"Nggak lah aku kan bukan pangeran tidur..." bantah marc

"Iiih kamu nyindir aku yah...tidur itu enak tauuu..." jawab Alyssa tak mau kalah


###

Race day

Alyssa POV

Tidak ada bedanya nonton motogp di televisi maupun live. Tetap saja deg degan. Sebetulnya dulu tidak pernah seperti ini sebelum ada ikatan special antara aku dan marc. Seandainya EKG dipasang di dadaku selama race pastilah ritme nya kacau balau bahkan mungkin ST elevationnya lenyap.
Benar saja...saat start biasanya crowded dan risiko crash besar. Itu yang paling aku takutkan. Aku menahan nafas. Tidak perlu 3 atau 4 lap untuk marc memimpin balapan. Dia sudah ada paling depan. Sangat mudah overtakes, tanpa perlawanan dari rival  balapnya. Aku sedikit bisa bernafas, namun tak sepenuhnya bisa tenang sebelum ia berhasil mencapai garis finish. Apa saja mungkin terjadi dan yang paling aku takutkan adalah kejadian seperti di mugello tahun lalu. Crash pada kecepatan 340 km/jam.

Akhirnya aku bisa bernafas lega saat akhirnya marc berhasil menyentuh garis finish, dengan jarak waktu yang sangat jauh.
"Alyssa ayo kia ke paddock!!" Teriak tante roser girang. Aku berdiri di belakang tante roser saat marc turun dari motornya sebelum naik podium. Berlari kecil lalu memeluk mamanya. Marc menatapku saat ia memeluk mamanya (tante roser)
Meski masih pakai helm tapi aku tau dibalik helmnya itu Marc sedang tertawa.
"Congrats marc..you are my hero" pujiku dalam hati

××××

Alyssa POV
Alex pulang lebih dulu bersama om Julia dan tante roser. Karena hari selasa alex akan tes ban di aragon. Sementara aku masih menemani marc di jerez untuk tes mesin. Aku minta vanessa tetap tinggal untuk menemaniku di jerez. Marc mengijinkan aku tidak stand by di sirkuit. Karena cuma tes mesin menurutku membosankan. Akhirnya marc mengijinkanku hunting foto di jerez.

Vanessa mengajakku ke Plaza mercado, aku suka sekali tempat ini. Plaza mercado merupakan museum arkeologi, bangunannya cantik jadi ingat musem geologi di bandung, kalah jauh memang.

Aku dan vanessa menyusuri setiap sudut plaza mercado dan diam diam aku berkhayal melakukan pre wedding foto dengan marc. Aku mengulum senyum mebayangkannya.
"Alyssa, ada apa senyum senyum sendiri?" Selidik vanessa
"Ehh tidak ada apa apa..aku hanya kagum dengan kecantikan bangunan ini..., oia dari sini kita ke mana lagi?" Aku coba ngeles.
"Kita berkuda yuk..kamu bisa kan?" Tanya vanessa
Aku tak menduga...aku kan suka sekali berkuda. Ini yang berbeda antara aku dan marc. Aku suka menunggang kuda sungguhan sementara dia suka kuda besi.
"Ayooo...aku bisaaa!!" Teriakku antusias
"Okay lets go to the Fundancion Real Escuela Andaluza de arte ecuestre...!" Seru vanessa tak kalah semangat.
Aku sebenarnya ngga begitu menangkap apa nama yg barusan di sebutkan vanessa, catalan sekali bahasanya. Setelah sampai di tempat yang dituju aku tau yang vanessa maksud adalah istal kuda tunggang, ada pertunjukannya juga. Lagi lagi kameraku kenyang dan puas dengan spot spot foto yang keren. Menyenangkan sekali rasanya.
Waktupun tak terasa bergulir, matahari sudah hampir tenggelam. "Marc pasti sudah selesai test mesinnya" kataku dalam hati.
"Vane...udahan yuk...kita balik ke hotel mandi dan siap2 diner.." ajakku sambil melihat jam.

Kami pun meninggalkan istal kuda itu menuju Vita Palmera Plaza hotel tempat menginap.


××××

Alyssa POV
Aku memilih terusan jeans selutut dengan kancing di depan dan lengan kutung. Dua kancing teratas sengaja ku biarkan terbuka. Sepatu sporty warna merah dengan highheels siap mengalasi kakiku yang jenjang. Dengan penampilan seperti ini aku akan nampak lebih tinggi dari marc, seharusnya aku mengenakan sepatu datar agar beda tinggi tidak terlalu kentara. Tapi kaki sakit kalau pakai sepatu datar.

Banyak yang mengira aku model, bahkan marc dulu juga menyangka begitu. Tapi aku tidak suka jadi objek, menurutku model itu seperti gantungan baju berjalan. Makanya aku lebih suka fotografi ketimbang jadi Objek fotografi.

Aku menatap vane yang masih santai tiduran.

"Vane, ngga mandi...ayok kita kan mau dinner.."

"Heehe aku tidak makan malam, kurasa berat badanku mulai tak terkendali...aku harus diet...tidak makan malam" jawab vane sambil tersenyum.

Entahlah, aku merasa senyum vane dipaksakan, dia pasti tidak ingin mengganggu aku dan marc. Aku merasa vane menyukai Marc aku sering memergoki saat vane mencuri pandang ke arah Marc. Tapi entah mengapa aku tidak jealous padanya, mungkin karena vane baik padaku juga.

Telefon kamar berhunyi. "Angkat tuh Al, pasti itu marc..."

Aku bergegas mengangkat telfon "yaa.."
"Vane,...bilang alyssa aku hampir jamuran menunggunya di loby" teriak marc tak sabar
"Ini Alyssa!!" Teriakku jengkel
"Suaramu mirip vane, ayo turunlah aku lapar" rajuk Marc kemudian.

"Iyaaa...aku turun sekarang..."
Aku bergegas ke loby hotel




××××××
Writer POV

Alyssa baru saja keluar lift ketika marc langsung mengagetkannya dengan pelukan erat. Alyssa agak canggung karena di lobby banyak orang. Alyssa lupa saat itu sedang tidak di negara nya jadi biasa saja sebetulnya dua mahluk berpelukan di depan umum.

Lengan marc yang berotot membelit tubuh langsing Alyssa, kemudian marc mencium pundak Alyssa yg terbuka. Sekejap Alyssa terpejam saat marc menciumnya di tempat itu. Desir desir aneh seketika muncul, tak pernah sebelumnya begitu karena ini pertama kalinya marc menciumnya di bagian itu.

"Dear..makan malam di mana kita?" Desah Alyssa

Marc melepaskan pelukannya, lalu menggandeng tangan alyssa.
"Kita akan dinner di Tabanco Plateros...tempatnya unik, pasti kamu suka"
Setting :;Tabanco Plateros
Marc dan Alyssa sudah menyelesaikan makan menu utama. Malam itu marc makan cukup banyak karena biasanya setelah race berat badannya memang akan turun 1 sampai 2 kg.
Sambil menikmati hidangan penutup, marc membelai punggung tangan Alyssa.
"Perfect day!" Celetuk marc
"Hmmm?? Maksudnya?" Alyssa mengerutkan keningnya tak mengerti denfan celetukan marc barusan.
"Ya perfect day menurutku..." jawab marc
"Oow..memang definisi perfect day menurutmu seperti apa?" Selidik Alyssa ingin tau
Kali ini marc tidak hanya membelai punggung tangan Alyssa tetapi meraihnya dan menggenggamnya.
" ya...setelah seharian asyik dengan tasting mesin motogp lalu malamnya ditutup dengan dinner bersama wanita cantik, itu perfect day menurutku " terang marc sambil tersenyum dan menatap penuh arti ke mata Alyssa.
Alyssa tak sanggup berkata, ia hanya menggigit bibir bawahnya, rasanya kakinya seperti tak menyentuh tanah. Melayang. Jauh. Tinggi

Alyssa kehilangan kata kata untuk membalas sanjungan marc. Ciuman hangat yang mendarat di punggung tangannya membuat Alyssa kembali menjejak bumi.
"I don't know where the hell it will end up...marc you make me feel beautiful, and protected and adored...
Now I'm brave enough to say you are my everything..." tanpa dirangkai kata2 itu keluar secara alami, bahkan Alyssa sendiri hampir hampir tak percaya dirinya mampu berkata seperti itu.

Kadang kadang memang perasaan sangat mudah terbawa suasana, apalagi bersama orang yang dicintai. Suasana santai dan romantis di Tabanco Plateros membuat Alyssa lebih bisa mengekspresikan perasaannya. Ekspresi yang sudah lama di nanti marc karena Alyssa sangat susah untuk bilang kangen, rindu cinta dan suka, padahal marc sudah jelas menangkap sinyal itu dari bahasa tubuh Alyssa.

"Al, aku suka kejadian di argentina kmaren..." celetuk marc diiringi seringai tampannya

"Kau mau meledekku lagi? Sudah tau aku tidak suka apalagi si cewek yang mau menciumu di bibir, aku ingin mencincangnya..."

"Ini yang aku suka, karena kejadian itu membuatmu datang ke jerez dan membuatmu lebih ekspresif...Betapa lama waktu berjalan jika tanpa insiden di argentina itu...pasti baru di valencia nanti kita ketemu...bahkan saat kakiku fracture pun kau tak datang..."

"Iya maaf....aku sebenarnya ingin datang tapi kan kau tau..kondisinya saat itu tidak memungkinkan..."
"Eeh jangan cemberut ah, let's celebrate this perfect day!"...
Alyssa ikut tertawa...bahagia
"Marc...this is a perfect day for me too" lirih Alyssa dalam hatinya
.....

Ini link seri 1 nya siapa tau blom baca
http://mercymarc.blogspot.com/2014/02/oneshoot-untitled.html?m=1




Tidak ada komentar: