Rabu, 09 April 2014

Life is like a boat #oneshoot

Talent :
Marc Marquez as himself
Barbara palvin as Clara
Alex Marquez as himself



Introduction
Siapa tidak kenal Marc Marquez si baby Alien?? Marc marquez pebalap pemegang juara dunia yg tak terkalahkan karirnya sebagai pebalap sangat gemilang. Terlahir dari keluarga harmonis, menjalani kehidupan anak anak dan remaja secara lurus.
Namun ia punya cerita cinta misterius yang jauh dari pemberitaan media.
Ia menghamili salah seorang dokter ñterapis dI rumah sakit tempat dokter Mir berpraktik, di barcelona. Bukan marc tak mau bertanggung jawab tapi karena Clara saat itu masih berstatus istri orang.
Miris dan tragis ketika seorang juara dunia yang berwajah tampan di gilai berjuta wanita justru terlibat cinta terlarang.
ini yang disebut mahadaya cinta, cinta tidak bisa memilih. Marc tidak pernah bercita cita jatuh cinta dengan istri orang atau pacar orang.

And this is the story....

Barcelona, 2022
Rasa bersalah terus menghantui Marc..ia berkali kali gagal menjalin cinta hingga akhirnya ia bertemu dengan maia yang wajahnya mirip sekali dengan Clara. Usia pacaran dengan maia hanya sebentar kemudian marc melamar maia. Namun setelah pernikahan itu marc sangat dingin. Maia tidak pernah tau mengapa marc begitu menginginkan ia menjadi istrinya hingga suatu hari maia menemukan sebuah foto. maia berdiri di depan cermin matanya menatap dirinya dalam cermin lalu ia bandingkan dengan foto wanita dalam foto. Mirip!!

Terdengar suara pintu dibuka, dari langkah kakinya Maia tau itu langkah kaki Marc!

"Jadi ini alasanmu menikahiku? Siapa wanita ini? Kenapa kamu masih menyimpan fotonya?" Tanya Maia berurai air mata.
Marc yang baru saja memasuki rumah dalam keadaan lelah dan diberondong dengan banyak pertanyaan, tidak siap.

Marc merampas foto itu dari tangan maia. Hatinya perih melihat foto itu, sudah bertahun tahun Marc tak melihatnya lagi, sejak terakhir kali ia melepasnya pergi.

"Dari mana foto ini?" Tanya marc kesal

"Jawab pertanyaanku Marc!!!" Tanya maia lagi masih dengan air mata bercucuran.

"Namanya Clara, tapi sudahlah dia hanya masa laluku..." sergah marc menyudahi pertengkaran.

"Kamu bohong, pasti kamu masih mencintainya...foto dan barang2 dalam kotak ini masih kamu simpan!!"

"Sudahlah maia, kalau kau mau membuangnya buang saja, aku tidak memerlukannya" jawab Marc. Ada rasa sakit yang menghujam jantung Marc saat mengatakan itu. Betulkah ia sudah melepaskan masa lalunya, padahal beberapa saat yang lalu ia masih memikirkan Clara. Menyakitkan jika harus mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan hatinya.

"Tidak Marc, aku tidak akan membuangnya. Bukan aku tapi kamu. Kamu yang harus membuang ini sendiri" jawab Maia sambil menahan isak tangisnya. Maia menyodorkan kotak itu pada Marc.

Marc terkejut, tentulah ia tidak mampu melakukannya. Delapan tahun lalu ia pernah mencobanya, membuang kotak itu. Namun seperti ada bagian dari dirinya yang ikut terbuang. Hingga akhirnya marc menyimpannya di gudang bersama dengan baju baju balapnya yang sudah tidak dipakai. Marc tidak menyangka, maia menemukannya.

"Taruh saja di situ, besok aku buang" 

Maia menggeleng "tidak marc!! Kau harus membuangnya sekarang !!"

"Maia! Ini sudah malam, apa tidak ada hari lain? Lagi pula aku capek, kau bukannya menyambutku dengan masakanmu malah sebaliknya"

"Marc, kau keterlaluan!! Kamu memang ngga pernah ngerti perasaanku, cukup marc! Kalau kamu ngga bersedia membuang kotak ini, aku akan pergi! Aku tidak mau menjadi istri lelaki yang mencintai wanita lain. Aku bukan manekin, aku wanita yang punya perasaan!!"

"Terserahlah, aku capek" jawab Marc tak peduli.

respon ini di luar dugaan Maia, ia berfikir Marc akan memeluknya lalu minta maaf dan membuang kotak berisi kisah masa lalunya. Tidak! 

Maia kalap. Ia bergegas meninggalkan Marc dan melajukan mobilnya. Marc terdiam dan menghempaskan tubuhnya ke sofa. Dipandanginya foto clara yang masih dipegangnya. Ingatannya terbang ke peristiwa 8 tahun yang lalu, ketika ia pertama kali bertemu Clara.

****
Cervera 2014

Semua berawal dari cedera kaki kanan saat latihan dirt track di rufea, sekitar 7 minggu sebelum motoGP musim 2014 di mulai. Kecelakaan itu membuat marc harus off selama 7 minggu, benar benar mimpi buruk dalam bayangannya. Sampai akhirnya perasaan marc justru dijungkirbalikkan ketika ia bertemu Clara, marc sangat bersyukur atas kecelakaan itu.

"Kau harus istirahat total, tulang fibulamu retak"

"Apa aku bisa ke sepang minggu depan"

"Bisa tapi kau akan kehilangan kakimu selamanya" canda dokter Mir

"Lalu berapa lama aku harus istirahat? "

"7 minggu, itu paling cepat. Jika kau taat datang terapi dan tidak nekat diam diam bertengger di motor cross lagi"

"7 minggu ????" Pertanyaan retoris.

"Selama 7 minggu kau harus rutin terapi, clara akan membantumu, dia terapis yang handal"

Marc tersenyum ke arah clara. Clara hanya sedikit menarik ujung bibirnya membalas senyuman marc sambil menganggukkan kepala. Dari gerak tubuhnya dan wajahnya Marc tau, clara bukan orang eropa.

"Kamu orang malaysia?" Tanya marc memulai pembicaraan.

Clara menggeleng "bukan"

" vietnam?" Tanya marc lagi

"Indonesia.." jawab Clara singkat.

"Betulkah???? Ahhh...aku harusnya pergi ke sana ...hmm tapi batal karena kakiku patah" 
Mata marc berbinar binar saat ia tau Clara orang indonesia.

"Sudah hampir 3 hari kau tidak mengupdate twitter?" Tanya claudia sambil mengarahkan sinar merah dari alat yang sedang dipegangnya ke arah kaki marc yang sakit.

"Kau, followerku rupanya " tanya marc senang.

"Apa tidak boleh? " tanya Clara balik.

"Aku tak sempat karena kakiku sakit sekali" jawab marc dengan gaya cerewetnya.

"Apa kau selama ini update twitter pakai kaki?" Tanya clara kemudian

marc terbahak hingga terdengar ke luar ruangan.

"Sst ketawamu keras sekali.." clara panik dan berusaha membuat marc meredakan tawanya dengan sedikit menekan kaki marc.

Seketika marc menghentikan tawanya..ia meringis tak bersuara.

Clara mengusap lembut kaki kanan Marc "tahan ya...agak sakit sedikit memang"

Clara membiarkan marc mencengkeram lengannya untuk menahan sakit ketika removable gips mulai dipasang.

sebetulnya clara merasa lengannya hancur diremas marc, tapi ia tahan.


Entah sudah terapi yang keberapa Marc tak lagi mengingatnya, yang pasti kehadiran Clara membuat Marc selalu ingin datang terapi lebih awal. Senyum clara yg pelit, candaan clara yang tanpa ekspresi padahal telah membuat narc tertawa terpingkal pingkal. Kehadiran clara membuatnya tak menyesali kecelakaan yang terjadi.

Marc menatap Clara yang sedang membuka gips kakinya, dia nampak tekun dan tulus dengan  pekerjaannya. Apakah dengan semua pasien Clara bersikap seperti ini. Tiba tiba ada perasaan posesif menyergap marc. Pasien macam apa marc ini.

"Clara,  apa kau bersikap seperti ini pada semua pasienmu" tanya marc memecah keheningan.

Clara memandang Marc, "maksudmu?"

"Iya, kalau kau bersikap seperti ini pada semua pasienmu pasti banyak yang menginginkanmu jadi kekasihnya" elak Marc menyembunyikan rasa cemburunya.

Clara tersenyum "apa kau juga mau aku jadi kekasihmu?"

Pertanyaan clara, membuat marc terpaku.
"Jika kau tidak keberatan..." sahut marc spontan sambil meraih tangan Claudia.

"Clara, apa kau mau jadi kekasihku" tanya marc dengan tatapan mata yang tajam hingga Clara hanya diam tak bergeming.

"Ehmm...aku sudah menikah Marc..." jawab Clara pelan tanpa berani menatap Marc.

"Kenapa kamu tidak pernah bilang..." tanya marc kesal, merasa di bohongi . Jawaban clara membuat hatinya fraktur lebih parah dari fraktur di fibulanya.

"Karena kamu tidak pernah tanya..." jawab Clara.

Jawaban Clara benar dan lagipula clara tidak pernah menggoda marc. Yang salah adalah Cupid!! Si peri cinta yang salah melepas busur cinta.
Tiba tiba marc terkekeh untuk menutupi rasa malunya. " Aku cuma bercanda tadi hehe"

Clara menghembuskan nafas lega "syukurlah..."

"Suami kamu orang spanyol?" Tanya marc kemudian. Pertanyaan itu meluncur begitu saja tanpa bisa di tahan, padahal di eropa ngga sopan kalau tanya urusan pribadi orang. Mudah-mudahan bagi orang asia itu pertanyaan lumrah. Benar saja!

"Bukan, dia orang indonesia dan tinggal di sana"

"Hmmm apa hubunganmu dengan dokter mir, tampaknya ia percaya sekali denganmu"

'Aku sudah lama kenal dokter Mir sejak masih kuliah, lulus sekolah di rehabilitasi medik, aku memutuskan pindah ke barcelona setelah  Dokter Mir memberi tawaran menjadi asistennya."

"Suamimu tak melarangmu?" Lagi lagi marc terlalu jauh bertanya.

"Tidak, dia tidak tau aku di sini"

"Hahh..maksudmu? Kabur?"

Clara mengangguk.

"Knapaa?? Upsss sory pertanyaanku terlalu lancang" lalu memegang lengan Clara.

"Awww!!!" Clara mengaduh saat marc memegang lengannya.

"Upsss ...knapa? " spontan marc sedikit menyingkap lengan baju Clara. Ada lebam biru kehitaman.

"Lenganmu kenapa?" Tanya marc panik.

"Kau ini lupa ya.. ini ulahmu waktu dipasang gips baru dan tidak mau pakai pain killer.." jawab Clara sambil tersenyum.

marc tidak mengerti dengan wanita di hadapannya ini yang masih tersenyum pada saat sakit yang tidak tertawa saat membuat orang lain tertawa.

Marc meraih gel bening di meja dengan cekatan membuka dan mengoleskan di lengan clara.

"Kau harus pakai ini supaya lebamnya hilang dan sakitnya berkurang" kata marc pada clara.

clara tertawa lepas "haha..marc sekarang aku benar benar percaya kalau kamu lucu "

Marc mengernyitkan dahinya. Lucu sebelah mananya, dalam hati bertanya.

"Itu kan kata kataku pada pasien..kau harus bayar royalti padaku..."

Untuk pertama kalinya mereka terbahak bersama.

"Udah mendingan sekarang?"

Clara tersenyum lebih lebar dari biasanya "ini tak seberapa, aku pernah mengalami yang lebih parah dari ini.."

"Ada pasien yang lebih parah dari aku?" Tanya marc polos

"Bukan...hmm suamiku, dia sering memukulku sampai biru dan lebam, makanya aku kabur. Aku tidak tahan."

Marc menatap clara tak berkedip. Racun cinta yang dipanahkan cupid mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. 

"Maafkan aku clara...aku tak akan lagi membuatmu lebam seperti ini..."

"Sudahlah marc...aku kan tau kau tak sengaja melakukannya"

"Iya tapi membuatmu teringat suamimu, tapi kau jangan khawatir aku bukan tipe pria yang kasar pada wanita, percayalah..."

"Iya aku percaya...kamu anak baik"

"Ooh clara please..stop jangan panggil aku seperti itu...aku 21 tahun...ayolah..."

"Okey....kamu pria yang baik"

Marc tersenyum senang.
"Kita hanya berbeda usia 6 tahun..masa kamu panggil aku anak...yang benar sajalah..."

"Baiklah tuan marquez.." jawab clara mengalah.

@@@@@

Barcelona 2022

Pernikahan marc dan maia sudah berjalan 2 tahun namun belum juga dikaruniai anak. Ini seperti karma.

Hingga tahun ke 3 mereka masih belum dikaruniai anak bahkan alex yang akhirnya menikah dengan maria sudah memiliki 2 anak kembar yang lucu.

Diagnosis dokter menyatakan bahwa testis marc rusak akibat benturan yang pernah ia alami. Benturan itu menyebabkan keruskan permanen sehingga tak mampu lagi memproduksi sperma yang normal. 

Maia belum kembali sejak pertengkaran malam itu ketika ia menemukan foto Clara.
rumah besar ini terasa semakin sepi.

Kepedihan maia dengan kenyataan tentang marc yang tak mempu memberinya anak lalu masa lalu marc dengan Clara yang masih membayangi pernikahan mereka membuat ia membenci marc. 

Maia kembali pada cinta lamanya aleix espargaro. Aleix yang masih memendam cinta pada Maia dengan tangan terbuka menerima Maia meski ia tau Maia adalah istri sah Marc rivalnya di track.

Iphone dikantong celana marc bergetar. Mungkin maia yang menelfon.ternyata bukan. Alex yang menelfon

"Marc...hubunganmu dengan maia bagaimana? Memburuk?...marc kau harus menyelesaikannya...kau tau maia kemana setelah pergi dari rumah? Dia tinggal di apartemen keluarga espargaro...kau tau di kembali pada Aleix..."

Marc hanya diam mendengarkan suara cempreng Alex, adiknya.

"Sudah bicaramu?" Tanya marc dengan nada datar


"Marc..kau tidak bisa diam saja. Di mana harga dirimu. Kau mestinya bisa mempertahankan orang yang kau cintai... bukan membiarkannya menjadi milik orang...ah kau ini payah. Gelar juara dunia saja kau bisa pertahankan masa untuk mempertahankan wanita yang kau cintai kau tidak bisa "

Kata kata alex benar2 mengena. Marc menjawab "kau benar alex, terimakasih mengingatkanku " lalu menutup telfon itu.

@@@@

Indonesia 2022 dan fladback 2014

marc berdiri di depan sebuah apotik dengan nama "Clara apothecary" dibawahnya tertulis keterangan pharmaceutical n physiotherapists. Ia merogoh saku kemejanya mengeluarkan kartu nama dan mencocokan dengan apotek di hadapannya.

Hatinya senang akhirnya, alamat yang dicarinya ketemu.

baru saja marc hendak melangkah masuk, dering phonsel menahannya

"Iya lex.."

"Marc....kau di mana? Rumahmu kosong."

"Ada apa? Cepatlah sedikit aku sibuk"

"Kau ini gila...maia tadi datanf ke rumahku...ia mencarimu...ia tak mau kau ceraikan. Aku kaget...aku tidak mengerti jalan pikiranmu. Kenapa justru kau lepaskan maia?"

"Kan kau bilang aku harus mempertahankan wanita yang kucintai, aku skg di indonesia lex, aku mengejar cintaku...mempertahankan apa yang seharusnya kumiliki. Biarlah maia kembali pada  Aleix..aku tidak peduli apa kata dunia"

Tanpa menunggu respon Alex, marc menyudahi pembicaraan di telfon itu.

kakinya mantap memasuji banguanan bernuansa hijau itu. Aroma obat2an mulai menusuk hidung membuat perutnya mual.

"Dokter Clara ada?" Tanya marc

"Sudah ada janji pak?"

"Belum..."

"Tidak bisa pak, bapak harus buat janji dulu"

"Okee buat kan saya janji...kapan saya bisa ketemu dokter clara"

"Sebentar pak, saya cek..."

Seorang bocah laki laki kecil dengan skateboard di tangannya masuk.
marc terbelalak kemudian sekejap memejamkan matanya...meyakinkan dirinya jika yang dilihatnya betul betul nyata dan bukan halusinasi. Namun ketika marc membuka matanya bocah tadi sudah menghilang.

"Pak...besok bapak bisa ke sini sekitar jam 17.00."


"Oke..makasih. eh oh iya...bocah laki laki kecil yang membawa skateboard...itu siapa?

"Oh yang tadi lewat. Dia anak dokter Clara. Anak tunggalnya"

"Hmm...terimakasih"

@@@


Clara menyipitkan matanya, pandangannya fokus pada pasien nomer 8. Marc Marquez. Hatinya bergetar. 

"Suster mariana, kesini sebentar"

"Iya dok..., yang mendaftarkan pasien atas nama marc marquez siapa?"

"Sepertinya rina dok, sebab kemarin malam saya bertukar jadwal dengan rina"

"Kalau begitu panggilkan rina"

"Rina hari ini cuti dok.."

"Oke ya sudah tidak apa apa, kamu boleh kembali"

Nama itu membuatnya teringat masa lalu. Masa lalu yang hingga hari ini masih ia simpan baik baik. Seandainya saja dulu ia berani menghadapi kenyataan.

"Marc aku hamil..." clara menangis sambil menunjukkan hasil test packnya. 

"Jangan menagis sayang....., Aku akan bertanggung jawab...kita menikah.." jawab marc berusaha menenangkan Clara. Direngkuhnya Clara ke dalam pelukannya. Tangis Clara semakin menjadi di dalam pelukan Marc.

Marc mengernyitkan dahinya. Biasanya tangis Clara akan mereda jika marc memeluknya seperti ini.

"Clara..., jangan menangis..." kata marc kali ini marc menangkup wajah clara dengan kedua tangannya. Dengan lembut kedua ibujari tangannya menyeka air mata di pipi Clara.


Clara meletakkan kedua belah tangannya di atas dada Marc yang  telanjang "Marc...tidak semudah itu! Aku sudah punya suami...."

"Tapi suamimu tidak peduli padamu selama ini, bahkan dia tidak pernah mencarimu. Clara kau bisa divorce dengan suamimu lalu kita menikah.."

"Tapi.....bagaimana dengan karirmu? Beritamu akan muncul di media sebagai perebut istri orang, suamiku pengacara dia pasti akan menghancurkan namamu"

"Aku tidak peduli Clara, aku....aku sudah jatuh cinta denganmu saat pertama melihatmu, hatiku hancur saat tau kau sudah menikah. Aku berusaha semampuku menghilangkan perasaan padamu tapi hasilnya? Nol besar!!! Hingga akhirnya aku hanya bisa tunduk pada perasaan ini...akhirnya aku menerima bahwa cinta tidak bisa memilih..."

"Tapi aku takutt...." sela Clara kemudian menangis  lagi...

" takut apa sayang...."

" marc....aku tidak buta..di luar sana kau tau ada banyak wanita yang menginginkanmu, sulit sekali untuk tidak jatuh cinta padamu marc, bahkan aku...aku tidak bisa menolakmu dengan semua perlakuan manismu...ini salahku....kehamilan ini harus aku tanggung sendiri...aku sudah terlena dengan semua sikapmu.."

" Clara kamu bicara apa?! Kamu pikir sikapku padamu sama dengan sikapku pada mereka? Clara...aku harus bilang berapa kali? Aku mencintaimu aku tidak mau kehilanganmu...mengertilah clara. Kau tidak perlu takut...tidak ada yang bisa menyakitimu selama aku ada...ini bukan gombal"

"Entahlah lah marc...tp aku merasa tidak sanggup untuk tetap ada bersamamu...mentalku mungkin tidak sekuat kamu..aku kerdil bahkan aku terlalu kerdil untuk mengakui seberapa besar rasa cintaku padamu...biarkan aku pulang ke indonesia sebelum perutku membesar. Dan jika kau mencintaiku jangan larang aku pulang...jangan berusaha menghubungiku lagi. Jalanilah hidupmu yang normal...menikahlah dengan wanita yang cantik dan tidak bersuami...jangan rusak cerita hidupmu yang begitu sempurna dengan kehadiranku. Anggap aku tidak pernah ada seperti selama ini orang2 menyangka..."

Marc mendorong tubuh clara ke tembok, jarak wajahnya hanya menyisakan beberapa milimeter saja dari wajah Clara.

"Aku tidak menduga kau setega ini..." kata marc dengan suara bergetar, mata beningnya mulai memerah.

Clara memejamkan matanya. Hatinya pun sakit mengatakan semua itu. Tapi membayangkan jika harus menuruti permintaan Marc bercerai dengan Sandro rasanya cukup membuat Clara bergidik ngeri.
sandro tidak akan begitu saja mau menceraikan Clara. Sandro adalah mafia kerah putih dengan jaringan di asia tenggara, penyelundupan senjata, dan beberapa proyek rahasia ilegal. Keselamatan marc lah yang sebetulnya ia khawatirkan, bukan kehamilan ini. Kehamilan ini justru menggembirakan untuk Sandro, sebab di surat wasiat ayah sandro disebutkan bahwa warisan baru bisa dipindah namakan jika Clara hamil. Perceraian dengan Clara sama artinya merelakan warisan ayahnya ke yayasan sosial.

Bughhh!!! Marc memukul tembok di sisi kanan Clara. Menyadarkan kecamuk pikiran Clara.
Clara melihat kulit punggung tangan Marc sedikit koyak meninggalkan bercak merah di tembok. Kemudian meninggalkan Clara dan hingga hari ini Clara tidak pernah melihat Marc lagi.

Toktok!! Suster santi mengetuk.

"Dok..pasien atas nama marc marquez sudah datang...


" tapi dia nomor urut 8 bukan?"


"Betul..tapi pasien no 1 sampai 7 belum hadir.."

"Oke kalo gitu suruh dia masuk.."

Beberapa saat kemudian marc masuk, Clara nenyamping menghadap monitor di sebelahnya.

"Sore dok..." sapa marc lembut.

Clara terdiam dalam duduknya sebelum kemudian menoleh. Setelah bertahun tahun, Clara masih merekam dengan baik suara Marc dalam ingatannya.

Clara tercekat saat menoleh, marc tersenyum manis menyambutnya. Tiba tiba oksigen di ruangan itu terasa langka bagi Clara. Jantungya berdetak lebih kencang dan sel sel otaknya mulai hipoksia lalu ia tak bisa merasakan tubuhnya lagi dan bayangan marc pun menghilang.

marc memandangi tubuh clara di tempat tidur. Tubuhnys masih seramping dulu..tak berbekas sedikitpun bahwa Clara pernah hamil dan melahirkan.

clara mulai menggerakkan kelopak matanya. Yang pertama ia lihat adalah Marc.

Clara menangis...."akhir kamu datang...marc..."

Marc mendekat. Sebetulnya marc kaget dengan reaksi Clara. Marc berfikir clara akan marah padanya dan mengusirnya.

"Iyaa...ini aku..." akhirnya marc berani mendekat. Clara mengulurkan kedua tangannya "bantu aku duduk..."

Marc meraup tubuh Clara dan ada getar yang tidak bisa di jelaskan saat kulit mereka salinf bersentuhan. Bahkan wajah Clara yang tadi pucat sekarang bersemu merah. Marc merasakan jantungnya berdegub kencang sama seperti saat pertama dirinya race di motogp, ruangan berAC itupun terasa panas untuk Marc. 

Saat marc melingkarkan tanfannya di punggung Clara untuk membantunya duduk, jarak mereka tak bersisa. Marc tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memeluk Clara, ditariknya Clara ke dalam pelukannya erat-erat. Clara menyambutnya dengan balasan pelykan yang tidak kalah kuat.

"Clara....aku....aku...." marc tidak sanggup melanjutkan kalimatnya hatinya terlalu bahagia

"Aku tau marc...aku tau dan aku percaya..."balas Clara dari balik pelukan Marc.

"Clara...aku sudah mencoba untuk melupakanmu, untuk berhenti mencintaimu...tapi aku sepertI kapa terombang ambing di lautan.. dan sejauh jauhnya  berlayar dia akan kembali ke dermaga. Clara boleh aku menambatkan hatiku padamu?"

Clara tertawa "marc sejak kapan jadi pujangga seperti ini....?"

Marc terbahak "aku tidak tau Clara...ini mengalir begitu saja mungkin karena kamu aku jadi begini..."

Clara melepaskan pelukan Marc lalu kedua sikunya bersandar di kedua bahu marc
"Baiklah...kau boleh bersandar di dermagaku sampai kapanpu karena dermaga ini adalah private port...cuma kamu yang kuijinkan disini..."

"Suamimu?" Tiba marc teringat 

"Dia meninggal saat kehamilanku 9 bulan, oleh orang kepercayaannya, ditembak tepat dikepala.." jawab clara dengan tatapan kosong seketika mendung menutupi wajahnya.

"Kau sedih?...maafkan aku mengingatkanmu..." tanya marc merasa bersalah.

"Bukan sedih...tapi aku ngeri sebab peristiwa itu terjadi di depan mataku...sejak itu aku gampang pingsan kalau kaget.."

"Ohh...jadi tadi kau kaget ya melihatku...tadi aku panik saat kamu pingsan tadi..."

Clara bersandar manja di dada marc yang bidang.. "bukan kaget lagi..lebih dari itu...kau tau setiap malam aku berdoa agar pertemuan hari ini terjadi..."

"Ajaib yah....ntahlah akhirnya ada saat di mana aku merasa harus berjuang menemukanmu lagi..."

"Iyaa....ajaib..marc, the most incredible thing about miracles is that they happen.."


FIN















4 komentar:

  1. keren fanficnya hihi. ditunggu ff lainnya;)

    BalasHapus
  2. Hai astri...
    Big thanks untuk pujiannya
    Jadi semangat nulis lagi haha 😄

    BalasHapus
  3. Keren bgt . You have a talent :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. @melati : thanks dear
      This talent is just give from God
      And the story Inspired by my lovely marc marquez hehehe

      Hapus