Ketika Tuhan punya rencana |
Ini FF instant dibuat setelah nonton motoGP silverstone dengan perasaan marah, sebel dan kesel sama si bapak tua itu. Ini lah yang saya suka dari seorang penulis, saya bisa membuat apa saja terjadi di dunia saya, dunia fiksi. rasanya sulit membayar kekesalan di dunia nyata, bersyukur ada dunia fiksi yang bisa membuat saya merealisasikan "dendam" saya. Sekali lagi ini cuma fiksi, kalau ternyata betulan terjadi nantinya berarti itu hanya kebetulan sahaja...
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Milan, 31 August
Di sebuah Pub, di antara suara musik live dan suara desahan nafas jalang, lampu temaram dan kepulan asap rokok, tawa licik, senyum palsu, dan seringai setan. Seorang lelaki berambut keriting pirang, mata biru yang layu akibat setengah mabuk, kulit wajah yang mulai keriput di sana sini. Dikelilingi wanita dengan baju minimalis, melekat sana sini seperti lintah. Mereka mungkin tidak menghisap darah tapi menghisap euro. Lelaki itu mengangkat tangan kanannya sambil mengacung gelas
"Toast untuk kemenangan ini !!! ahaha 10 kali hahahaha, anak bodoh itu sekarang pasti sedang menangis hahaha "
Tiga orang pria yang duduk bersama di mejanya bersulang dengan tawa yang tak kalah liciknya. Mereka adalah Alessio Salucci, Carlo Alberto Tebaldi dan Samuele Evolvi.
"ahahaha dan dia tidak akan pernah menyalahkanmu...karena dia kau adalah Idola yang menyayanginya hahaha" ucap Alessio sambil terkekeh
"si...si si" yang lain tertawa sambil mengangguk angguk tanda setuju.
Tiba-tiba si keriting itu merogoh kantongnya, mengeluarkan HPnya " lihat ? siapa yang menelfon?"
"ahahaha your Bambino..." jawab Alberto
"Ayo angkat dulu, hentikan tangisannya dengan rayuan mautmu Vale !" goda Samuel
Si keriting jangkung kurus itu menyepi dari keramaian
"Hei...bambino, ouughh aku tidak bisa tidur menunggu telefonmu, aku..aku bisa membayangkan bagaimana perasaanmu sekarang, aku turut merasakannya...."
" hehehe....no pasa nada, ini kecerobohanku sendiri, bukan salahmu...kau hebat aku sangat bangga padamu...aku tidak apa-apa, kau tenang saja..."
"ogggh my bambino, kau tidak membenciku? aku sangat beruntung memiliki fans sepertimu...."
"kau di mana sekarang?"
'Aku?..aku di rumah di tavulia, di kamarku, memikirkanmu...betapa sedihn dan hancurnya perasaanmu.....aku ingin mendendam pada hujan aaarggghh"
"Aku sudah cukup senang mendengar kau berempati untukku,...sekarang tidurlah yang nyenyak. Aku tidak apa-apa, selamat malam my hero "
Vale menutup telefon itu. Memasukkan dalam kantong celananya, Lalu setengah tertawa tawa girang kembali masuk dalam Pub menghampiri 3 orang temannya tadi
"kau sudah menidurkannya Vale ?"
"ahahahaha....dia sama sekali tidak menyalahkanku, ahahaha dasar bodoh! ahahaha. Kau tau selama race silverstone itu dia sangat mengangguku, aku tidak konsentrasi, Jadi saaat trek lurus aku gas lalu aku perlambat agar di mendadak ream dan terjungkal, sesuai skenarioku hahaha....'
"Simpre ! luar biasa,,,, Anda cerdas, dan lihai, anda legenda tidak akan ada yang berani berspekulasi seperti itu, bahkan seorang Marc Marquez pun tidak berani mengungkapnya" Alessio memuji seraya berdiri memberikan standing applause. Dua orang yang lain pun mengikuti.
Dalam keadaan setengah mabuk Vale semakin melayang dengan pujian para sahabatnya.
"Argentina pun clear, tidak ada satupun orang mempermasalahkanku yang mengubah racing lain tiba tiba....dan membuat si ANT-MAN terjungkal, itu membuat ku ketagihan untuk membuatnya terus jatuh, karena jika tidak jatuh maka dia kan terus podium, maka aku tidak punya pilihan selain membuatnya jatuh hahahaha..."
"dan skenario cerdas lainnya adalah Assen haha, si bayi alien itu terperangkap masuk dalam skenariomu, kau tau dia kan take over di corner terakhir, dan membuat sentuhan itu, dan memotong jalur tanpa disalahkan dengan alasan karena tersenggol Marc, briliant. bahkan aku tidak menyangka kalu telah merencanakannya " komentar Samuel panjang lebar. lalu mereka berempat terbahak -bahak bersama, dan mengakhiri malam bersama wanita - wanita malam tak dikenal.
----
Andorra La Massana
Di sebuah rumah lantai 3 berdinding batu dan dominasi warna coklat natural, di seberang rumah itu ada sungai yang airnya sangat jernih. Udara gunung yang dingin dan segar dihantarkan oleh angin semilir.
Marc usai menutup telefonnya, lalu Alex menghampirinya dengan penuh emosi.
"mana? mana? katanya mau komplain karena si tua rossi hard braking di trek lurus mana? malah bilang baik baik saja. Si tua itu menipumu tau"
'Alex! aku tidak suka kau seperti itu, jaga sopan santunmu"
"Sopan santun apa? dia itu mencurangimu Marc, sadarlah 3 kali dia mencurangimu!! dia itu dendam denganmu, di aitu tidak suka kau menang, di acuma memanfaatkanmu karena dia tau kau tidak bisa marah dengannya"
"Alex cukup !! " gertak Marc dengan nada tinggi
"Kau harusnya menhardik seperti itu sama si tua vale, bukan sama aku, aku ini sedang membelamu"
"Sudahlah Alex, aku tidak ingin membicarakan ini "
'Marc, sadarlah, kau harus mau mendengarkan aku juga mendengarkan sisi dirimu yang lain. Ingat Marc saat di Argentina, aku yakin vale sengaja cornering dengan menggeser racing line sehingga menyentuh ban depanmu, aku yakin. aku tau kau juga sebenarnya merasa hal yang sama. tapi kau tidak ingin predikatmu sebagai Mr Positive thinking hilang, jadi kau pun tak mempermasalahkannya"
"Iya kau benar, dia mendadak masuk ke racing line ku "
" Assen Marc Assen !! dia menjadikan kau kambing hitam untuknya memotong jalur, itu sangat licik, aku hampir tak percaya hal kotor itu dilakukan seorang legendaris "
"Aku bahkan tak menyentuhnya satu mili pun"
"Nah..."
"Jadi silverstone pun kau melihat itu sengaja?"
"Exactly!!, kau tau rasanya aku ingin saat itu juga membakar paddocknya. Dia memperlambat kecepatan di track lurus, dia ingin membuatmu hard brake lalu kehilangan grip ban belakang, lalu terjatuh dan dia bersih. Marc 3 kali kau masuk dalam skenarionya. Ayolahhh keluarkan dirimu yang dulu. Jangan lihat lagi dia idolamu. Dia adalah musuh besarmu" Ucap Alex berapi-api
'Alex, kalau kau jadi aku apa yang kau lakukan ?"
"Aku akan balas, supaya mereka tau bagaimana rasanya terjatuh, aku akan membuat skenario lebih kejam" ucap Alex menyeringai
*****
Jakarta, Indonesia
Di lantai 3 sebuah apartment mewah di bilangan Rasuna Said, Epicentrum Apartment. Malam hari yang panas di jakarta.
'Marcia, ini sudah malam, berhentilah berenang kau sudah hampir 4 jam di kolam "
"Biar, kau ke kamar saja dulu Kak, aku masih kesal "
"Sudahlah tidak ada gunanya kau kesal, Marc juga tidak tau, Vale juga tak merasa"
Marcia, menepi lalu mengenakan piama handuknya " kau benar, tidak ada gunanya memang aku kesal dan mencurahkan emosi begini. "
Setelah memastikan Marcia masuk ke dalam kamarnya dan tertidur cantik di atas kasurnya, Pricilia pun pergi kembali ke rumahnya di Pondok Indah.
Pricilia sudah benar-benar pergi. Marcia bangkit dari tidurnya dia berjalan menuju ke kamar satunya lagi. Kamar kosong yang berisi barang-barang tak terpakai. Marcia ingin mencari buku cokelat, sebuah buku tua dengan kertas buram yang warnanya semakin coklat dimakan usia. Entah mengapa saat berenang tadi, ketika Pricilia menagtakan bahwa apa yang di alaukan tidak berguna, ia jadi teringat buku coklat ini. Marcia meniup permukaan buku itu, sedikit berdebu. Beruntung tidak sulit menemukan buku itu. Marcia membawanya ke meja belajarnya. Marcia membuka halaman demi halaman, hingga akhirnya ia menemukan halaman yang berisi tulisan tangannya 4 tahun lalu, ketika ia benci dengan Ayusha dan menuliskan " mati keracunan" seminggu kemudia Ayusha ditemukan tewas karena kelebihan dosis obat pelangsing. rasa penasarannya kala itu membuatnya menulis cerita yang lain "Eric gegar otak" dan beberapa hari setelahnya Eric kecalakaan dan mengalami gegar otak yang membuatnya tak pernah sadar kemudian meninggal dunia. Sejak itu Marcia takut menuliskan sesuatu dalam buku itu, dan menyimpannya saja. Buku itu pertama kali ia temukan saat ke rumah nenek di bandung, rumah nenek berarsitektur belanda dengan banyak kamar, ada satu kamar yang tak seorangpun berani masuk. Kecuali Marcia! Marcia anti mainstream, ia akan selalu tertantang melakukan sesuatu yang orang kebanyakan tidak mau lakukan. Marcia memasuki kamar itu dan kala ia tertarik pada sebuah buku usang lalu memabwanya kabur dari ruangan itu.
Hi brown book,
Aku ingin Marc marquez juara dunia motoGP 2015, apapun caranya!
Valentino Rossi DNF, mesin mati, rem blong, crash, sasis bermasalah
Jorge Lorenzo permanent injury ( gambar orang dengan extrimitas ganjil)
Good night
dan beberpa minggu kemudian
MotoGP Misano 2015
Memanas! Sama-sama berambisi juara dunia |
Hubungan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo memanas, di Missano keduanya berebut posisi 1, sementara Marquez menjadi penonton di posisi 3. pada tikungan ke 6 Misano tepatnya tempat dimana Tomizawa menghembuskan nafas, terjadi kecelakaan hebat antara Rossi dan Lorenzo. Keduanya mendarat dengan keras di gravel, Marquez melenggang pada podium 1 tanpa kesulitan. Lorenzo mengalami patah kaki yang membuatnya harus istirahat hingga akhir musim.
Standing point:
Valentino Rossi 236
Jorge Lorenzo 224
Marc Marquez 184
MotoGp Aragon 2015
Valentino Rossi jumawa, dengan skor tertinggi dengan gap yang sangat jauh dengan pesaing terdekatnya. MotoGp Aragon Marc Marquez mempimpin, rossi meski telah memiliki poin lebih merasa tidak puas, dan mengovertake Marquez setelah mengovertake maka Rossi melaju dengan kencang di trek lurus bahkan saat memasuki tikungan. mengakibatkan ia harus melompat karena motor yang dinaikinya terus menerabas tembok pembatas. Rossi selamat namun motor M1-nya menjadi bubuk. Kembali Marquez memuncaki podium tertinggi di Aragon.
Standing point
Valentino Rossi 236
Jorge Lorenzo 224
Marc Marquez 209
MotoGp Jepang 2015
Akibat hancurnya M1 kesayangan the Doctor menjadi PR besar untuk teamnya. Setting ulang sasis tidaklah mudah. Pada MotoGp Jepang Valentino Rossi tidak menemukan setting motor yang pas dan akhirnya hanya mampu finish di urutan ke 15. Sementara Marquez semakin nyaman dengan setting motornya, dan kegagalan lawan2nya membuat keyakinannya untuk dapat meraih gekar Juara dunia kembali tumbuh. Hal mengejutkan adalah Alex yang juga berturut turut naik podium 1
Standing point
Valentino Rossi 237
Marc Marquez 234
Jorge Lorenzo 224
MotoGP Australia 2015
keinginan Marquez di pilip island tidak muluk-muluk yaitu sampai finish tanpa terjadi insiden apapun, mengingat 2 tahun berturut turut tidak pernah bisa finish di sini. Harapannya terkabul, ia mampu finish dan menempati Podium 1, sementara Valentino Rossi yang belum menemukan kembali settingan yang tepat harus berjibaku di deratan belakang dan terpaksa mencicipi sundulan Jack miller yang mengantarkan sang legendaris ke gravel Philip Island
Standing point
Marc Marquez 259
Valentino Rossi 237
Jorge Lorenzo 224
MotoGp Malaysia 2015
Sirkuit malaysia menjadi ajang balas terindah bagi Marc, rasanya lega bisa membuat sang idolanya kerepotan dengan aksinya, Marc hanya mempraktekan apa yang dilakukan Rossi pada dirinya saat di Argentina. Dan Marc adalah murid yang pandai. Juara satu dan Rossi kembali harus menelan pil pahit kekalahan, akibat menghindari senggolan dengan Marc terpaksa melebar dan hanya bisa finish di nomer 8
Standing point
Marc Marquez 284
Valentino Rossi 245
Jorge Lorenzo 224
MotoGP Valencia 2015
Di Valencia Marc bertanding tanpa beban sebab gelar juara dunia sudah dikunci sejak saat di Sepang. Di valencia juga rossi mengumpumkan pensiun, dan angkat topi untuk Marc. marc mengakhiri MotoGp 2015 dengan manis, Kembali menjadi juara dunia motoGP untuk ke 3 kalinya.
Standing point
Marc Marquez 309
Valentino Rossi 265
Andrea Ianonne 227
:) FINISH
HE IS ALWAYS MY CHAMPION +Marc Márquez