Introduction :
Cerita ini hanya hayalan, bukan cerita yang sebenarnya. Idenya dari kecelakan Marc saat latihan di dirt track lalu. So dont be so serious guys!! Happy reading
Cast:
Maia Mitchell as Clara Alonso Hernandez
Marc Marquez Alenta as himself
Sebastian Vettel as himself
Alex Marquez as himself
Julia Marquez as himself
Roser Alenta as herself
Clara, membolak balikkan badannya di depan cermin. Tubuh langsingnya dibalut gaun warna putih tulang, dengan potongan leher turtle neck dan lengan kutung yang dihiasi renda di tepinya. Gaun yang simpel.
"Semoga marc suka" bathin Clara. Tidak lupa ia melingkarkan gelang mutiara di tangan kirinya. Rambut ikalnya dibiarkan tergerai. Setelah memoleskan lipstik berwarna pink muda, Clara beranjak dari kamarnya.
"Waahh bidadari mama....cantiknya..., mau pergi sama Marc, Cla?"
"Iya mam, kan valentine."
"Ohh, makan dulu gih...siapa tau marc telat jemput "
Mama sudah hafal sekali kebiasaan Marc yang sering telat menjemput Clara.
"Tapi ini kan special mam, mana mungkin Marc terlambat" bantah Clara, membela kekasihnya.
"Ya sudah, mama cuma mengingatkan sayang..."
Sudah sejam dari waktu yang dijanjikan, Marc belum juga muncul. Clara masih duduk di teras berselimut mendung di wajahnya. Berkali kali clara mencoba hubungi Marc via ponselnya, hasilnya nihil. Tidak diangkat oleh yang bersangkutan.
"Clara, masuk yuk sayang...di luar dingin. Biar Marc ketuk pintu kalau dia datang...yuk..." ajak mama seraya membangunkan Clara dari duduknya. Clara pasrah dan menuruti mamanya.
"Makanlah dulu, mama hari ini masak sup buntut kesukaanmu" bujuk sang mama sambil menuangkan sup ke dalam mangkuk di hadapan Clara.
"Thanks mam..." jawab Clara lalu menyuapkan sesendok sup ke dalam mulutnya.
"Mam..., apakah aku bodoh menjadi pacar Marc?"
"Knapa tiba tiba bertanya seperti itu?"
"Iya mam, mama tau kan kalau selama jadi pacar Marc aku tidak boleh upload foto berdua, tidak boleh mention di twitter, harus merahasiakan hubungan dari publik...belum lagi marc yang hampir ngga pernah punya waktu untuk Clara mam, sampai hari special ini pun tidak ada bedanya dengan janji janji sebelumnya.." wajah Clara semakin mendung ketika mengatakan semua itu.
Mama mengusap punggung tangan Clara, sembari membesarkan hati putri semata wayangnya.
"Clara, itu bukan bodoh. Setiap pilihan ada konsekuensinya. Marc itu tidak sama dengan Abel atau Andrea yang orang biasa, kalo jadi pacara mereka kamu bisa melakukan hal yang sama dengan orang kebanyakan upload foto berdua salung mention mengumbar kata sayang di media sosial dst. Marc hanya ingin menjaga hati banyak orang..sayang...menjaga hatimu terutama"
"Aah mama, kenapa mama belain Marc sih? Yang anaknya kan aku mam...
Marc itu ngga sayang dan ngga peduli sama aku..."
Mama bangkit lalu menghampiri Clara yang melampiaskan kekesalan hatinya dengan melahap semangkuk sup hingga tandas. Mama membelai lembut rambut Clara.
"Sabar ya sayang....mungkin sebentar lagi Marc sampai. Jangan marahan yah..."
Lalu terdengar pintu di ketuk dari luar.
"Nah itu mungkin Marc, ayo bukakan pintunya, jangan lupa senyum manis yah...Marc pasti punya alasan kuat kenapa ia terlambat"
"Dia selalu punya seribu alasan untuk terlambat mam!" Jawab Clara kesal.
Senyum lebar Marc menyambut pintu yang dibuka Clara.
"Hehe...clara maaf aku telat ...eeh kau cantik sekali dengan baju ituu sungguh..hmm..." marc lalu terhenti meneruskan kalimatnya karena Clara justru memasang tampang jutek.
Clara berdiri di depan pintu, mematung. Marc justru gemas dengan ekspresi Clara yang seperti ini. Dipeluknya clara. Tubuh kecil Clara hilang dalam dekapan Marc.
Clara masih diam tak merespon pelukan Marc seperti biasanya. Inilah cara Marc minta maaf terhadap Clara selama ini.
Tangan kanan marc masih memeluk Clara lalu tangan kirinya mencoba menggelitik pinggang Clara. Biasanya cara ini ampuh membuat Clara tertawa tergelak gelak. Clara justru berontak dan mendorong Marc kuat kuat.
"Marc....kamu bauk banget...nggak mandi dulu tadi? Main peluk ajah, aku hampir mati tadi...! Teriak Clara sambik menutupi hidungnya.
Marc terbahak "maaf yah...tadi aku terburu buru karena khawatir terlambat kalau aju mandi dulu, lagi pula sudah 20 missed call dari si cantik Clara.."
"Kamu memang telat Marc, ini udah hampir 2 jam aku nungguin"
"Hehe kalau aku mandi mungkin jadi 3 jam
" timpal Marc sambil menjulurkan lidahnya.
Clara menghempaskan tubuhnya ke sofa "gubrak dehh"
"Aku boleh duduk seberapa dekat?" Tanya Marc polos.
"Cukup disitu marc, aku tidak tahan dengan bau keringatmu"
"Eh kau harus terbiasa, apalagi kalau kau mau jadi istriku.."
"Kalo aku jadi istrimu aku akan memberimu minum parfum tiap pagi, biar keringatmu wangi..."
"Hehe...enak aja..nanti pasti kamu juga kangen sama bau keringat aku..weew"
" iih ge er deh! Jd apa alasanmu telat dan ngga angkat telfonmu?" Selidik Clara
" aku dari rufea, sebetulnya ngga ada rencana dirt track hari ini tapi rupanya hector sudah deal dg caleja utk training bareng..."
" sejak hector jadi marcomm kamu, jadi parah sibuknya, kamu atlit bukan artis marc! Btw caleja itu siapa?"
" dia presenter tv...orangnya baik, dia pernah dpt golden microphone bla bla..."
Mata marc berbinar binar waktu menjelaskan siapa caleja, sama seperti saat ia menceritakan valentino rossi atau bercerita tentang tokoh idolanya yang lain. Kalo sudah begini susah direm cerewetnya. Clara hanya memperhatikan bibir Marc yang lucu tiap kali berbicara, lancip dan monyong.
Clara mendekat, lalu tanpa aba aba melumat bibir Marc supaya dia berhenti ngoceh. Clara melupakan sejenak bau keringat Marc yang sempat ia protes.
Marc masih bergelora merespon ciuman Clara, ketika Clara justru melepasnya.
Masih dengan nafas yang terengah engah karena hidung marc yang mancung dan hidung clara yang tak kalah mancung membuat sulit bernafas lega saat lipkiss.
Clara masih terduduk dipangkuan Marc. Masih menempelkan keningnya di kening Marc.
"Marc, kamu tau aku ingin sekali jadi motox atau jadi rcv213.."
"Hah? Kamu bicara apa ? Kenapa ngomong seperti itu hmm?" Tanya marc sambil melingkarkan tangan ke pinggang Clara.
"Aku iri sama motor2 itu, ...
Mereka lebih punya banyak waktu denganmu ketimbang aku...." jawab Clara sedih.
Marc menghela nafas berat. "Maafkan aku Clara...,
***
Keesokan harinya marc pagi pagi sekali sudah sampai di rumah Clara. Hari ini mereka akan bersepeda bersama. Clara belum bangun ketika Marc sampai di rumah Clara.
"Claranya ada tante? Kita udah janjian mau sepedaan"
"Ada, belum bangun. Kamu bangunkan coba. Biasa kalo pagi dia susah bangun
Ayoo.."
Marc yang sudah berpakaian ala bikers lengkap dengan helmnya memasuki kamar Clara yang tidak dikunci.
Clara mengenakan daster bergambar bugs bunny, clara memang suka bugs bunny. Bahkan mengharuskan Marc menyimpan boneka bugs bunny di kamarnya diantara deretan replika motor balap. Tapi demi rasa cinta Marc pada Clara, sampai sekarang boneka itu masih di menghuni kamar Marc. Jadi obat rindu saat kesibukannya membuat dirinya tak bisa bertemu dengan Clara.
Clara masih tenggelam dalam alam mimpinya. Marc duduk di bibir tempat tidur. Memandangi wajah Clara yang tertidur pulas. Wajahnya cantik meski tanpa make up. Marc menyibakkan rambut ikal Clara yang menutupi sebagian wajah ayunya.
Clara menggeliat saat Marc menyentuh wajahnya, membuat daster yang dikenakannya tersingkap. Marc terdiam. Betapa sempurna tubuh Clara, kaki yang jenjang dan ramping. Marc memang suka tipe gadis dengan kaki jenjang dan ramping. Bahkan clara lebih tinggi dari Marc.
Marc mencium kedua kelopak mata Clara, membuat dirinya terbangun. Dan menatap kaget wajah yang tepat ada di hadapnnya
"Marc...? Sudah berapa lama kamu disini? "
"Hmmm 2 jam" jawab marc tersenyum jahil dan sebuah bantalpun mendarat di muka Marc. Clara beranjak dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi.
"Ngga usah mandi Cla! Ganti baju aja..nanti juga keringetan lagi"
"Iyaa, kamu tunggu di teras aja. Sebentar aku siap" teriak Clara dari dalam kamar mandi.
Beberapa saat kemudian...
"Marc...ternyata sepeda aku bannya kempes" kata Clara ketika menuntun sepeda ke halaman rumah.
"Ya sudah, kamu gonceng aku aja deh"
"Di mana kan ngga ada boncengannya"
"Di sini aja" tunjuk Marc ke bagian depan sepedanya.
akhirnya clara duduk menyamping pada besi bagian depan sepeda. Nafas marc terdengar kuat di telinganya.
"Marc, aku berat yah sampai ngos2an gitu?"
"Ngga apa apa, sekalian buat latihan beban" kata Marc sambil terus mengayuh sepedanya.
Jalanan agak menanjak dan marc bersikeras tak mengijinkan Clara turun.
"Marc ! pantat aku sakitt tauk duduk di palang besi begini"
Barulah marc menghentikan sepedanya dan membiarkan Clara turun.
"Cervera dari atas bukit ini bagus ya marc?"
"Iyaaa...dengan siapa dulu dong ngelihatnya" kata marc sambil melingkarkan tangannya ke pinggang Clara, lalu sama sama memandang rumah2 penduduk dari atas bukit.
"Marc..., dua hari lagi kamu ultah kan...kamu mau kado apa dari aku?"
"Oh iya yahh, hehe aku hampir lupa ultahku sendiri...kado apa yah?"
"Haduhh kamu parah banget sih ultah sendiri lupa"
"Oh iya aku minta kadonya adalah janji setia kamu untuk selalu ada di sampingku selamanya..."
Clara menghadapkan tubuhnya pada Marc "bener itu aja?"
Marc mengangguk yakin "iya, aku akan membutuhkanmu seumur hidupku Clara...karena aku mencintaimu, dan kamu tidak akan menyangka sebesar apa cintaku" kata marc sambil melekatkan tangan Clara ke dadanya
"Hmm baiklah kalo kadonya cuma itu jadi diucapkan saat kamu ultah ya Marc..."
"Tapi aku ingin kamu mengucapkan sekarang..."
" Enggaklah nanti aja pas kamu ultah biar lebih romantis, aku juga akan memasak pasta terlezat di dunia khusus buat ultah kamuuu" bantah Clara sambil mengecup kilat bibir Marc.
"Ayolahh clara berjanjilah "
" iyaaa tapi nanti saat kamu ultah doong. Oiaa ngomong kau mau mengajak aku dinner di mana nih ultahnya...jangan sampai batal lagi seperti valentine kemarin"
Marc terdiam. Kekhawatiran mulai membayangi. Semalaman berusaha merangkai kata untuk memberi tahu Clara bahwa pada saat ultah Marc ada acara pendakian gunung selama 2 hari untuk acara extreme adventures bersama Caleja.
"Kok diam marc? Lupa belum reservasi? Tenanglah masih 2 hari lagi, masih ada waktu"
" Bukan, bukan itu..tapi..." marc tidak meneruskan kalimatnya.
"Tapi apaa marc?" Clara mulai menangkap sinyal sinyal berita tak mengasyikkan.
"Aku tidak di cervera dari tanggal 16 sampai 18, ada syuting extreme adventure dengan caleja." Jawab Marc pelan...
"Aku tidak percaya kamu mencintaiku!!
Kamu selalu bersama orang lain di setiap moment2 penting, ini ulang tahunmu yang ke 4 sejak kita pacaran dan sekalipun kita tidak pernah merayakan bersama...harus menunggu sampai kapan marc?"
"Clara jangan marah..sayang...please..aku ngga ada pilihan lain...."
"Sampai kapan akan terus begini marc?"
Clara menepis tangan marc yang berusaha meraihnya.
"Aku capek, lelah!!! Aku mau pulang!"
"Clara, tolong mengertilah...aku juga ingin menghabiskan waktu denganmu..sungguh..."
"Jadi kamu anggap selama ini aku ngga mengerti kamu marc? Iya? Begitu?"
Clara berlari meninggalkan Marc. Berusaha tidak menangis. Alex muncul di saat yang tepat, tak sengaja Alex lewat. Carla mengubah ekspresinya " Alex...antar aku pulang cepat, aku mau ke toilet tapi kalo diantar marc kelamasn sebab dia naik sepeda" carla berbohong seakan dia sedang tidak ribut dengan Marc.
"Okee okee, sebentar...Marc! hector mencarimu dia ada du rumah, biar Clara kuantar pulang" teriak Alex yang kebetulan sedang mencari Marc.
Alex tanpa curiga mengantar Clara pulang. Sesampainya di rumah Clara: "Thanks alex !! Udah nganterin....daaaa" teriak Clara dengan keceriaan palsunya melambaikan tangan ke arah Alex.
Memasuki rumah pun harus pasang tampang ceria, jangan sampai mamanya tau ia ribut dengan marc. Sudah pasti mamanya akan membela marc.
"Mamm , mau kemana? "
Tanya clara yang mendapati mamanya sedang packing.
"Mama mau ikut papamu ke bahrain ada dinas di sana, kebetulan mama juga belum pernah ke sana..."
"Kapan mam berangkat? Aku ikutt dooonggg"
"Besok, kamu ngga ada acara sama Marc?"
Mendengar nama Marc kesal rasanya. Marc yang tak pernah peduli dirinya kesepian. Alangkah malang dirinya jika tetap di cervera, papa dan mama ke bahrain, marc ngilang ke gunung, alex ke jerez, temen temen lain weekend sama pacar masing masing. Damn!!
"Ngga ada mam, kebetulan marc juga udah ada acara sendiri" jawab Clara berusaha tetap ceria.
"Oke kalo gituu, nanti mama bilang sama papa supaya nambah 1 tiket lagi, ya udah packing sana..."
***
Jauhhh dalam hati Clara sedih luar biasa. Dan kesedihan ini harus ia tanggung sendiri entah ke siapa bisa cerita tentang kekesalan hatinya pada Marc. Mamanya? Pasti malah dirinya yang akan mendapat wejangan. Teman temanya? Itu lebih tidak mungkin.
Hari ke 2 di bahrain, seakan raganya tak bernyawa, pikirannya hatinya ada pada Marc, kendatipun Marc telah mengecewakan Clara. Sejak kemarin Clara mereject telfon Marc. Bersyukur Marc tidak menelfon mamanya.
"Hari ini ke mana mam? Ngga kemusium lagi kan?" Tanya Clara. strata 1 mamanya adalah arkeologi, makanya ia hobby sekali mengunjungi museum. Bagi Clara museum sangat membosankan dan menyeramkan.
"Kenapa? Kamu pengen ke mana? "
"Ada pra musimnya F1 mam di sirkuit internasional bahrain di daerah sakhir...ke sana yuk mam..."
"Kamu ini...di mana mana balapan, nggak motoGp ya F1..ckckck..."
"Oh iya bahrain kan negara islam, disini ada tradisi khasnya F1 sampanye shower nggak yah?"
"Nggak boleh lah mam, kalo di negara islam sampanye itu haram. Jadi mereka menggantinya dengan warrd, biar tetep meriah"
"Apa tuh warrd? Mama baru dengar deh"
"Sari buah delima yang dicampur soda mam, jd pas dsemprotin kayak sampanye, eh nanti cari warrd yuk mam..aku penasaran rasanya"
Sirkuitnya cukup jauh dan yang pasti panass. Carla dan mamanya memasuki sirkuit itu karena pre season maka bebas masuk dan karena pre season jd penonton tidak ramai seperti race. Sebagian besar adalah awak media yang lalu lalang membawa kamera dan tele sebesar menara.
"Cathrine!!" Tiba tiba ada suara yang memanggil nama mamanya.
"Hay...george!!" Balas mamanya ketika melihat pria yang menenteng kamera memanggilnya.
"Wah ajaib sekali bisa bertemu arkeolog di sirkuit balap hahaha" canda orangvyang dipanggil dengan nama George itu.
"Ahh, iyaa aku mengantar putriku, dia penggemar f1"
"Putrimu cantik sekali cath, dia secantik dirimu saat masih kuliah" puji george sambil mengajak Clara bersalaman
"Clara" kata Clara saat menyambut salam george.
"Siapa driver jagoanmu, cantik?"
"Aku fans Sebastian Vettel, aku sangat mengaguminya...apakah dia ramah?"
George terbahak. "Seperti orang jerman pada umumnya, kau tau kan?"
Lalu ketiganya tertawa bersama.
"Hey, kau jadi wartawan di mana sekarang?" Tanya mama pada george.
"Bbc sport, ngomong ngomong kebetulan aku dapat tugas wawancara vettel, kalian mau ikut?"
"Ikutttt!" Jawab Clara spontan. sang mama hanya tertawa melihat tingkah putrinya.
George ternyata sahabat mamanya saat SMU, beruntung sekali bertemu george hingga Clara punya kesempatan bertemu sebastian vettel dan berfoto bersama. Bahkan mama yang tidak mengikuti F1 pun mau diajak Clara untuk berfoto bersama.
Diam diam dalam hati Clara membandingkan Marc dengan vettel. Meski senyum vettel tak semanis marc, namun ia nampak lebih cool. Postur badannya juga lebih tinggi. Gelar juara dunianya juga lebih banyak. Dan yang paling Clara suka adalah vettel telah menyelesaikan s1nya meski ia berprofesi sebagai pebalap F1.
Pertemuannya dengan sebastian vettel cukup mengobati rasa kecewanya pada Marc. Clara sengaja tak mengirimkan ucapan selamat ulang tahun pada marc, meski ia sadar hari itu ultah marc. Keesokan harinya Clara justru mengunggah foto fotonya bersama sebastian vettel. Dan twitternya pun heboh oleh komentar teman temannya yang envy!
****
Marc POV
Kali ini clara benar benar keterlaluan. Telfon dan pesan singkat yang ia kirim berkali kali tak satupun dijawab. Usai beristirahat sebentar sepulang dari mendaki gunung, marc menyambangi rumah Clara. Namun sepi tidak ada orang.
Marc kembali lagi ke rumah dengan raut galau. Marc menghempaskan badannyanke kasur. Biasanya kalau ada Alex pasti dia akan diledek habis jika kedapatan ribut dengan Clara. Tapi hari ini Alex tidak ada, ia testing ban di jerez.
Marc memejamkan mata mencoba kontemplasi. Clara, betapa gadis berambut choklat gelap itu sangat sabar pada dirinya, selama 4 tahun menjaga rahasia hubungan. Pasti clara ingin seperti gadis gadis lain yang pergi dinner, nonton dan berlibur dengab kekasihnya. Namun clara sungguh baik, ia tak meminta semua itu, clara hanya minta sedikit waktu pada moment2 pentingnya, namun itupun hingga tahun ke 4 tak juga bisa ia berikan. Entah berapa kali marc lupa ultah Clara, entah berapa kali Marc membiarkan gadis itu menunggu dan entah berapa kali marc membuatnya menangis. Tapi Clara tak pernah meninggalkanya, selalu memaafkannya.
"Claraa kamu di mana??" Tanya marc pada di diri sendiri
Lamunannya buyar ketika phoneselnya berabunyi, ada notifikasi update status dari clara yang diaktifkan di twitter Marc. marc segera membukanya. Detak jantung Marc makin cepat ketika dilihatnya foto-foto Clara dan sebastian vettel. Clara nampak sangat dekat dengan sebastian, bahkan ada juga foto tante cathrine bersama. Marc memandang kalut foto itu. Ada rasa iri melihat kekasihnya bersama dengan juara dunia 4x F1 itu. Bahkan tangan marc sampai bergetar menahan emosi. Tiba tiba marc merasa kesal dengan dirinya sendiri, yang selama ini melarang Clara menguplod foto bersamanya. Bukan salah clara jika teman teman di twitternya mengatakan mereka tampak cocok. Bukan salah clara jika sekarang clara meninggalkannya. Semua salah dirinya. Marc mendengus kesal lalu keluar dari kamarnya menuju garasi
"Marc mau kemana?" Teriak mama Roser
Marc tidak menjawab. Ia ke garasi membawa mobil yang berisi motoX kesayangannya. Terdengar suara gas mobil yang memburu.
Roser khawatir kemudian membangunkan Julia di kamarnya untuk menyusul Marc. Sebab tidak biasanya marc bersikap seperti itu.
"Julia, kau harus menyusulnya ke rufea, aku khawatir"
Sepanjang perjalanan menuju rufea marc menginjak pedal gas sekuat kuatnya. Marc tidak tau harus bagaimana melepaskan kekesalannya selain mengendarai motoX dan memutar gas sekuat kuatnya. Sirkuit tanah itu nampak kering, biasanya sebelum mulai ia menyuruh Alex menyiramnya dulu dengan air. Tapi kali ini Marc tidak peduli, ia ingin segera berada di atas motor dan berlari sekencang kencangnya.
Marc memutar gas sekencang kencangnya debu debu beterbangan.ia rak peduli. Silih berganti wajah clara muncul di kepalanya membuatnya kalut dan tidak konsentrasi. Dan debu debu itu benar benar menghalangi pandangannya. Dan diantara debu debu itu marc melihat Clara berdiri di sana. Marc menarik tuas rem sekuat kuatnya agar ia tidak menabrak clara. Lalu tubuhnya terpelanting. Marc berusaha bangun untuk memastikan dirinya tidak menabrak gadis itu. Marc terbatuk batuk ketika melepas helmnya dan "krek!!" Suara gemeretak tulang di kaki kananya. Marc limbung dan terjatuh lagi.
Marc masih terduduk ketika debu2 itu perlahan menghilang dan ia menyadari bahwa Clara tidak ada di situ. Clara hanya fatamorgana. Marc meringis kesakitan, ketika ia mendengar suara ayahnya memanggil dari kejauhan
"Maarccc...marc..."
"Daddy...aku di sini" teriak marc sambil menahan sakit.
Mr julia membawa marc ke rumah sakit dan dokter xavier mir mengatakan marc mengalami retak di fibula.
***
Clara sedang menikmati indahnya Al Dar island, sambil membalas mention twitter yang masih membahas foto dirinya dan vettel yang diunggah kemarin.
Telfon dengan kode negara spanyol masuk. Clara hanya memandangi saja tanpa berniat menerimanya.
"Aku tau itu kamu marc, kau merusak hariku saja. Menyebalkan." Carla berfikir marc menelfon dengan nomor lain karena sejak beberapa hari lalu telfon dari nomer pribadinya selalu tidak diangkat. Clara tersenyum puas.
"Rasakan betapa tidak enaknya kalo telfon orang tapi ngga diangkat"
Clara melanjutkan membalas twitternya yang ramai. Berkali kali panggilan masuk diabaikannya. Malah semakin puas, clara tertawa sendiri. Sampai akhirnya panggilan itu berhenti. "Cuma segitu usahanya, dasar payah"
Kemudian clara menceburkan diri berenang di pantai yang airnya sangat jernih itu.
Masih asyik berenang dari tepian mamanya berteriak memanggilnya. Dari suaranya nampak sangat panik. Clara segera berenang ke tepi.
"Cepat ganti baju, kau harus kembali ke spanyol sekarang!"
"Ada apa mam?"
"Nanti mama ceritakan sekarang cepat ganti baju, mama antar kamu ke bandara"
Dalam perjalanan ke bandara.
"Mam...ada apa sih? Kenapa aku harus pulang lebih dulu dan mendadak sekali"
"Kamu berantem sama marc? "
Clara terdiam sejenak.
"Mama tau dari mana? Marc ngadu yah sama mama? Dasar chicken"
"Clara! Sudah mama bilang berapa kali kalo kalian punya masalah selesaikan, bukan lari dari masalah, seperti itu selamanya hanya akan menambah masalah baru" kali ini mamanya bicara dengan nada tinggi.
"Soalnya clara kesal mam, clara mau putus aja sama marc!"
"Oke kalau kamu putus bicara baik baik, temui dia. Jangan kabur dan menghilang. Kamu mengecewakan mama. Mama tidak pernah mengajarkan kamu seperti itu"
"Maaf mam...clara sudah buat mama kecewa. Tapi ngga harus sekarang clara harus menemui Marc kan maam? Clara masih ingin liburan di bahrain" clara memohon
"Harus sekarang, karena marc kecelakaan sekarang dia di rumah sakit" jawab mamanya datar
Clara tercekat di landa rasa sesal dan khawatir yang menggunung. Clara menangis. Clara memeluk mamanya "clara udah keterlaluan mam sejak berangkat ke bahrain clara ngga angkat telfon marc...clara nyesel mam..."
****
Clara mengintip dari celah pintu kamar perawatan marc. Marc sedang tidur. Clara masuk berjingkat jingkat agar suara sepatunya tak membangunkan marc.
Kaki kanan marc dibalut gips sampai ke betis. Clara terduduk lemas di kursi samping tempat tidur marc. Clara memandangi wajah marc yang polos tertidur pulas. Clara membelai rambut marc yang lebat. Kelopak mata marc nampak basah. Sepertinya dia barus menangis. Pasti rasanya patah kaki itu sakit sekali, pikir Clara.
Marc membuka matanya perlahan. Jantung clara berdegub kencang ketika tatapan mereka bertemu.
Clara langsung memeluk marc dan menangis di dadanya.
"Maafkan aku marc...maafkan!!"
"Aku juga Clara ...maafkan aku yang selama ini egois!"
Clara menopangkan dagunya di dada Marc
" ssstt kamu ngga egois my prince..." kata Clara sambil mendaratkan telunjuknya di bibir Marc. Marc tersenyum.
"Clara my princess..." balas marc sambil meraih jemari Clara yang tadi hinggap di bibirnya.
"Marc, sakit sekali yah kakinya? Matamu basah ..kau habis menangis yah?
Marc, mengangguk. " iya tapi bukan karena sakit kaki"
"Lalu?"
"Sakit hati melihat fotomu dengan juara dunia F1 itu" rajuk marc
" ooopsss, sayaang ...maafkan yaah. Demi Tuhan aku tidak ada hubungan apapun dengan vettel, cuma fans dan idola. Aku tetap pacarmu juara dunia motogp termuda hehe"
"Iya, aku percaya " lalu senyum Marc mengembang.
"Semudah itu kau percaya marc?" Tanya Clara ragu
"Karena kau ada disini, bersamaku dan mengatakan itu, mungkin kalau kamu sekarang masih di bahrain aku tidak percaya hehe..."
Clara tersenyum lalu mencium bibir marc dengan lembut.
"Marc maafkan aku yah...aku tidak akan seperti itu lagi, aku tidak menyangka aku begitu berarti untukmu. Kupikir kau akan baik baik saja tanpa aku..."
"Clara, kamu sangat berarti untukku. Dan aku pun baru menyadarinya kemarin sebelum kecelakaan ini terjadi, ternyata rasa cintaku padamu lebih dari yang kukira ....."
"Terimakasih untuk rasa cintamu yang begitu besar untukku, aku berjanji akan selalu setia dan tidak akan pernah meninggalkanmu selamanya, sampai maut memisahkan kita, selamat ulang tahun yang ke 21, happy belated birthday dear..."
"Terimakasih untuk kado ulang tahun yang sudah kamu ucapkan. Aku janji akan selalu meluangkan waktu untukmu bukan lagi menunggu waktu luang. Aku tidak akan lagi memberimu waktu sisa, aku akan menyediakan waktu untukmu sesibuk apapun nanti. Tuhan mungkin sedang menegurku dengan kecelakaan ini, untuk membayar semua waktuku yang telah hilang bersamamu..."
"Marc..kata katamu tadi membuatku jatuh cinta lagi denganmu, aku makin cinta..."
Keduanya tangan mereka saling menggenggam, bibir mereka bertaut dan hati mereka bersatu. One heart
****FIN****
Pesan moral : Jangan memberi sisa waktu untuk orang tersayang, tapii luangkanlah waktu untuk mereka yang selalu mencintaimu dan mendoakanmu. Karena jika hanya menunggu waktu luang mungkin tidak pernah ada.